Bersalah

165 18 0
                                    

Tidak sepenuhnya ini salahmu, maaf karna aku selalu menyudutkanmu tentang hal bodoh itu
Brylian Aldama.

Setelah kejadian yang menyudutkan Raisya itu, kini Raisya menjadi asing dilingkungannya sendiri.
Disekolah ia dijauhi oleh siswa dan siswi dikelasnya.

Semua orang membenci gadis ini karna mereka berpikiran kalau Raisya itu pembohong, dan mereka Brylian sudah menjadi korban kebohongan Raisya, padahal jelas tidak seperti itu.

Semua selalu saja menyudutkan Raisya.

Pagi ini Raisya terlihat suntuk, baru saja ia mendapatkan pesan oleh Saudara sepupunya Hanis Saghara. Lelaki itu berpesan kalau ia baru saja berangkat untuk ke Bali, karna ia sudah selesai waktu cutinya dan kembali merumput ditanah Bali.

Ia berjalan menyusuri koridor sekolahnya. Satu persatu anak tangga ia naiki, berbagai macam tatapan orang terhadap gadis ini.

Raisya juga sangat mendengar jelas, semua orang yang berpapasan dengannya berbicara buruk tentangnya.

"Ehh, gk tau malu udah salah masih aja berani ke sekolah"

"Duh, Lian ganteng, kok bisa yah jadi korban penipuannya dia"

"Dasar cewe gk tau diri"

Dan berbagai tanggapan nyinyir dari para siswi yang berpapasan dengannya.

Setelah memastikan kalau tubuhnya benar-benar berada didepan kelasnya, Raisya melangkah kan kakinya dengan gontai memasuki ruangan yang dipenuhi dengan cat putih itu.

Pas Raisya masuk ke dalam kelas, tepat didepan pintu hampir saja Raisya bertabrakan dengan Brylian.

Langkah mereka berdua terhenti.

Brylian memandang sebentar gadis didepannya itu. Ia melihat dengan tatapan nanar, Raisya terlihat berantakan, matanya sembam, bibirnya pucat.

Separah itukah rasa sakit yang dialami Raisya.

Entah kenapa, muncul rasa bersalah dari diri Brylian. Dia sadar tidak semestinya ia menyalahkan Raisya, ia juga sadar otak dari rencara PPP (pacaran pura-pura) itu kan dia sendiri.

Dia kasian melihat Raisya seperti ini, dia tau Raisya sangat kesepian tapi sekarang dia dibenci banyak orang yang membuatnya semakin dikucilkan dan semakin menjadi penyendiri.

Entah kenapa melihat Raisya seperti ini, ada rasa cemas dalam hati Lian.

Setelah beberapa detik saling pandang, mereka berdua pun tersadar, dengan cepat Raisya mempercepat langkahnya agar cepat sampai ke tempat duduknya.

Sedangkan Brylian, ia berlalu keluar kelas, mungkin tujuannya saat ini ialah Kantin. Karna jam pelajaran akan dimulai sekitar 15 menit lagi.

Dikantin pula sudah ada Zico cs yang sedang nongkrong disana.

Brylian menghampiri temanya itu, dan duduk disamping David.

"Bry, lo kenapa?" David yang menyadari perubahan ekspresi wajah Lian yang tidak seperti tadi pagi pun bertanya.

Tidak ada jawaban.

Brylian malah menyeruput minuman milik Bagus.

"Enak kali kau bang, yang minum siapa? Yang bayar siapa?" Bagus tak terima minumanya diembat oleh Brylian.

"Eh, Bry kayanya lo harus ngomong deh sama Raisya!" Kali ini Zico berbicara.

Zico memang sangat peduli dengan temanya, dialah yang paling care, teman yang lain juga care, cuma tidak seperti Zico yang terlalu care tidak pandang bulu. Baik itu teman cewe atau cowo.

Brylian menoleh pada Zico tanpa menjawab ucapan Zico barusan, hanya ekspresi datar saja yang ia tunjukan.

"Njirr, ngapain hah lo ngomong sama pembohong itu" Mendengar ucapan Zico, Bagas langsung kesal.

"Ehh kok lo nge-gas sih Gas" Balas Zico yang juga merasa kesal dan sedikit kaget pada Bagas yang tiba-tiba meninggikan volume suaranya.

"Yaelah Zic, gue tuh kesal tau, benci gue denger lo ngomong Raisya, gk rela gue kalau tuh cewe penipu itu namanya terdengar di telinga gue" Sahut Bagas

Buset gas, yang punya problem kan Brylian, kenapa kamu yang sensi sih, Raisya tudak seburuk yang kalian pikirkan.

"Gk boleh gitu napa Gas, Raisya itu teman kita juga kan, kita harus kasih kesempatan buat dia jelasin semua ini" David pun berbicara.

"Dan lo juga gk boleh ngomong kek gitu sama Raisya, gk baik tau gimana sih lo Gas," Bagus menjitak kepala kembarannya itu.

"Iya deh guys, kaya nya gue juga harus ngomong sama Raisya, gk tega gue liat dia tadi, kayanya kata-kata gue kemarin jadi pikiran banget buat dia" Brylian mulai sadar akan kesalahannya itu.

Sekarang Zico sedikit bernafas lega, pasalnya sahabatnya itu sudah mau ingin berbicara pada Raisya.

Zico hanya tidak ingin ada permusuhan diantara mereka.

"Sebenarnya," Brylian menggantungkan ucapannya.

"Sebenarnya apa sih Bry" David merasa penasaran dengan ucapan Lian.

"Maaf yah guys, sebenarnya yang ngajak pura-pura pacaran itu gue, bukan Raisya" Brylian menarik Nafas.

"Hah"ujar mereka kompak, membuat seisi kantin pun perhatiannya teralih kemereka.

"Iya, gue yang ngajak Raisya pura-pura pacaran, karna gue pengen tau apakah Nazwa cemburu" Jelas Lian.

"Parah lo bry, bisa-bisanya lo kemarin nyalahin Raisya" Kata David

"Jelas saja Raisya kepikiran Bry, siapa coba yang gk kena dihati kalo di gituin"kata Zico

"Iya sih, gue salah nilai Raisya"sahut Bagas

"Yaudah, gue harap secepatnya lo selesain ini semua yah Bry, gue gk mau lo diem-dieman kek gini sama Raisya" Jelas Zico

"Dan lo juga harus minta maaf Bry"kata bagus

"Bukan cuma Brylian, tapi kita juga harus minta maaf sama Raisya" kata Zico

"Bener, karna kita udah nuduh dia yang enggak-enggak" Bagus pun memyambungi perkataan Zico.

Diselah obrolan mereka, bel sekolah berbunyi, dan mereka kembali ke kelas mereka masing-masing untuk memulai pelajaran.

Jam istirahat pun tiba.
Kini Rendy dan Nazwa sedang makan dikantin.

"Kok aku ngerasa kalo itu sepenuhnya bukan salah Raisya yah Naz" Ujar Rendy disela kunyahan makanannya

Nazwa mengerutkan dahinya.

"Maksud kamu?, ya jelas ajalah salah Raisya Ren, dia udah bohongin kita" tumpal Nazwa

Rendy terdiam dan menghentikan aksi makan baksonya.

"Kok gue jadi kangen elu yah Cha" tiba-tiba muncul dipikiran Rendy kalau ia merindukan sahabatnya itu.

Memang benar, sudah berapa lama mereka tidak akrab bahkan sering ribut.
Entah Raisya yang menjauh atau Rendy yang terlalu asik dengan Nazwa hingga ia melupakan sahabatnya itu.

Rendy mengutuk diri dalam hati, ia akan bertekat memperbaiki keadaan seperti sediakala,
Jujur dalam hati kecil Rendy ia merasa sangat merindukan sahabatnya itu.

Dalam hati Rendy ia ingin segera baikan dan sahabatan seperti dulu dengan Raisya. Tapi apakah Nazwa akan melarang nya dan marah? Ah masa bodoh, yang penting sekarang ia akan mencoba bicara dengan sahabat kecilnya yang sudah lama ia lupakan, mungkin.

Rindu, aku sadar sudah sekian lama rasa itu muncul. Maaf aku sudah lama menghilang darimu.
-Rendy Juliansyah

Tbc!!!
Jangan lupa like and komen guys💋
Maaf kalo jelek dan ngawur✌

Salam sayang
Dari saiya
Mantannya
Nadeo Argawinatan💘
Maaf Halu upss😚
Jangan lupa jaga sehat ya guys!!
A

Alalak Padang, Kalimantan Selatan

Brylian(Imagine) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang