Sadar ku betapa sakitnya mencintai kamu, yang mencintai dia.
Raisya AmandaHari ini masih seperti biasa, aku menjalankam aktivitasku sebagai seorang pelajar SMA.
Aku masih berkutik dengan buku-buku ku, aku memutar otak memikirkan jawaban dari soal-soal ini."Duhhhh susah banget sihh nih soal"keluh Raisya sambil membolak balikkan buku nya
Datanglah seorang lelaki menghampirinya.
"Ciyee Raisya rajin banget lo ngerjain tugas sekarang"Kata Zico dengan nada ngeledek
"Apa sih Zico jangan ganggu deh lo"kataku sedikit kesal dengan Zico
"Etss dah bos ku jangan cemberut gitu ngapa"ucap zico yang melihat Raisya kesal dan memanyunkan bibirnya.
"Ahh tau dah, gegara lo yah Ziki gua jadi kaga mood lagi nugasnya" kata Raisya membereskan buku-bukunya kedalam tas
"Ehh neng Manis nama gua tu Zico bukan ziki"kesak Zico
"Biari suka-suka gua lah mulut-mulut gua"kata Raisya melawan
"Ehh mulut sih emang mulut lo, tapi tu nama yang lu sebut itu yang jadi masalah"kesal Zico makin parah.
Aku hanya tertawa melihat temanku ini makin kesal denganku.
Zico emang seperti ini dia suka bikin kesal aku, tapi dia temanku yang paling baik.Zico tampak menahan kekesalannya pada Raisya.
Ia memilih untuk pergi keluar kelas dari pada membuat keributan dengan Raisya.
.
.
.
.
Brylian menghampiri Nazwa, ia berniat ingin menyatakan perasaannya pada Nazwa,
Apa tidak terlalu cepat Bry??
Mungkin ini terlalu cepat tapi Brylian tidak bisa menunda atau menahannya lagi.
Ia menghampiri Nazwa yang duduk bersama Raisya ditaman belakang sekolah."Naz gue mau ngamong sesuatu boleh gk?"tanya Bry yang berdiri di depan Nazwa.
Nazwa tampak biasa-biasa saja mungkin dia tau kalau hari ini brylian akan menembaknya.
Brylian melirik kepada Raisya yang berada disebelah Nazwa.
Raisya yang mengerti maksud Lian pun Pergi sedikit menjauh dari mereka."Emm Naz gue ke sana dulu yah"kata Raisya, dan diangguki oleh Nazwa.
Kini Brylian Berdiri di depan nazwa, ia memegang tangan Nazwa dan berlutut
"Naz gue tau ini terlalu cepat, tapi gue gk bisa mendam perasaan gue ini lebih lama,"kata Bry serius pada Nazwa yang terlihat malu-malu
"Gue suka sama lo Naz, sejak pertama kali gue masuk sekolah ini, lo mau gk jadi pacar gue"tanya bry yang masih memegang tangan Nazwa.
Nazwa tampak diam, entah apa yang dirasakannya yang pasti jantungnnya bekerja sangat cepat.
"Naz lo mau kan jadi cewe gue?"tanya brylian yang dari tadi menunggu jawaban dari nazwa
"Emm maaf bry"kata Nazwa sedikit lemah
Brylian pun mengerti artikata maaf dari nazwa, ia mulai melepaskan tangan nazwa.
"Maaf bry gue gk sayang sama lo, gue gk bisa jadi cewe lo, maaf"ujar Nazwa lalu berlalu pergu meninggalkan brylian begitu saja.
Merasa tak terima cintanya ditolak oleh Nazwa brylian sangat hancur, ia meremas rambutnya frustasi,
"Aarrggg gue bakal buat lo jatuh cinta sama gue, gue gk terima lo tolak gue mentah-mentah kaya gini Naz"Ucap brylian tersenyum sinis.Betapa hancur kesal frustasi aku saat itu, aku ditolak mentah-mentah oleh wanita yang aku suka.
Sebenarnya brylian itu ganteng baik apa sih kurangnya sampai nazwa tega nolak cintanya.
Tapi kembali lagi kan hati tak bisa ditebak juga cinta tak bisa dipaksakan.
.
.
.
.
Kini Nazwa dan Rendy pulang bareng lagi.
Mereka jalan kaki saja karna rumah mereka tak terlalu jauh.
Tanpa sepengetahuan mereka brylian mengikuti nazwa dan rendy dari belakang.Rendy ingin mengatakan sesuatu pada nazwa, ia mengajak nazwa ketaman sebentar.
Rendy berdiri dihadapan nazwa, memegang tangan nazwa dan berlutut didepan nazwa dengan setangkai mawar putih.
"Nazwa Maria Alfikri, Gue tau, gue bukan Dilan yang bisa memberikan gombalannya pada milea, gue juga bukan roman yang bisa membuatkan puisi romantis untuk wulan," ucap rendy memegang tangan Nazwa
"Tapi gue adalah cowo yang akan selalu menjaga dan menyayangi lo, Nazwa gue sayang sama lo, gue mau lo jadi pacar gue?"kata rendy memberikan mawar pada nazwa yang dari tadi ingin terbang.
"Apa lo mau jadi pacar gue?"tanya rendy
"Iya gue mau ren"kata Nazwa langsung memeluk rendy.
Rendy membalas pelukan nazwa, mereka sangat bahagia.
Tak mereka sadari dari balik pohon seorang lelaki tampak begitu emosi, ia mengepal tangannya dan menampar batang pohon itu.
"Agrrr kenapa lo jahat banget naz, barusan tadi pagi lo tolak gue, tapi sekarang lo malah jadian dengan rendy"Ujar brylian Menampar Pohon itu hingga tangannya berdarah.Tampa disadari pula dibalik pohon satunya lagi juga ada seorang gadis yang juga mengikuti Nazwa dan Rendy.
Gadis itu tak kalah terpukulnya dari brylian, hatinya sangat hancur melihat cinta pertamanya sekaligus sahabatnya dari kecil kina jadian dengan teman sekelas dia.
"Tuhann betapa sakit hati ini, kenapa tuhan kenapa?"batin Raisya yang sedari tadi sudah dibanciri dengan air mata.Bagaimana tidak hancur melihat sendiri proses jadian orang yang dia sayangi itu sangatlah menyakitkan,
Raisya benar-benar hancur saat itu, ia tak tahan lagi melihat adegan itu, adegan yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.Raisya berlari sambil menangis, dan tanpa sengaja ia lagi-lagi menabrak Brylian yang juga hancur saat ini.
Hampir saja Raisya terjatuh namun dengan sigap Brylian menangkap tangan Raisya.Raisya Tampak menghapus kasar airmatanya itu, ia tak ingin brylian mengetahui kalau dia menangis.
Namun sia-sia saja, brylian sudah bisa menebak."Sya lo kenapa?"Ucap lian lembut, ia tak tega melihat Raisya seperti ini.
"Gu gue gk ppa ko"ucapnnya sesegukan.
Entah keberanian darimana brylian pun membawa Raisya kedekapannya.
Bry memeluk Raisya berusaha menenangkan gadis ini yang sama dengannya, sama-sama hancur melihat orang yang mereka cintai jadian."Menangislah Sya, menangislah tumpahin aja gue ada buat lo"ujar Lian mengusap lembut rambut Raisya.
Brylian lebih memilih memendam emosinya dan menenangkan Raisya, karna entah kenapa dia merasa tak tega hatinya juga rapuh melihat Raisya yang lemah seperti ini.
Sebenarnya ia sangat ingin menghajar Nazwa dan juga Rendy.#Bersambung
Duhh Author jadi baper nih wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Brylian(Imagine) END
RandomTidurlah, karna mimpimu jauh lebih indah dari kenyataan;v