Peduli

193 13 0
                                    

Ternyata dia masih peduli denganku tuhan, aku pinta secepatnya kembalikan semestaku yang selama ini menghilang
Raisya Amanda Sjahbandi

Aku tak tau setan apa yang merasuki Brylian, bisa-bisanya dia menciumku kaya tadi.

Ku rasakan sebuah sentuhan lembab di pipiku, dengan sekejap pipiku memanas tubuhku terlalu gemetar detak jantungku bekerja secepat larinya Febri Bow bahkan secepat Supriadi, jantungku hampir copot aku merasa malu kaget ah entahlah tapi yang jelas aku sudah tidak karuan lagi, ahh lebay banget aku cuma ciuman pipi doang bukan first kiss juga.

Aku berlari keluar kelas, karna sungguh aku tak sanggup lagi berada diruangan itu entah apa yang akan terjadi lagi jika aku masih berada di tempat itu.

Ku edarkan pandanganku, ku lihat sebuah bangku panjang di taman belakang sekolah, aku mendekat.

Aku memutuskan untuk duduk dan diam disitu saja menetralkan pikiran dan kerja jantungku yang dari tadi tidak normal.

"Kok gue jadi gini sih?" kataku sambil memegang pipi kiriku yang di cium Lian tadi "duhh Sya ingat lo gk boleh baper, ingat Sya ini cuma sandiwara"gerutuku pada diriku sendiri, ahh siapa sih yang tidak salting kalo tiba² dapat sentuhan seperti itu.

Aku membenamkan wajahku dalam, takutnya ada yang liat pipi ku memerah seperti ini kan aku jadi tambah malu nanti.

Aku masih diam ditempat ini, sekejap aku menoleh kesampingku, terlihat seorang Brylian Aldama berdiri disampingku. Ku sipitkan mataku menatap dia yang terhalang matahari, sekian detik tanpa permisi atau izin dulu cowo ini duduk disampingku.

"Lo kenapa kabur tadi?" ah sial, pertanyaan macam apa ini.

"Gk, gk ppa kok gue cuma-" belum selesai aku ngomong lelaki ini memotongnya

"Sorry, gue lancang cium lo kaya tadi," ujar Brylian dengan tatapan yang lurus kedepan "kalo gue gk lakuin itu mereka gk bakalan percaya kan" aku diam, ku masih menatap arah lurus tatapanku kosong, entah kenapa aku jadi seperti ini.

"Udah lupain aja" kataku sedikit ku lihat lelaki disampingku ini

"Kok pipi lo merah?" ahh kamvrett nih cowo ternyata memperhatikan ku juga

"Me merah? Ya jelas ajalah lo gk ngerasa nih cuaca panas kek gini"elak ku, ya memang benar sih cuaca siang hari ini sangat panas.

"Ohh karna matahari, atau karna kejadian tadi?"katanya dengan nada sedikit menggoda, ihh menyebalkan sekali ini makhluk.

"Apaan sih lo"kataku yang tidak bisa lagi menahan semburan tomat dipipiku.

"Tuh liat masih merah pipi nya hayyo lo salting yah atau jangan-jangan lo baper lagi"ledek Brylian, apa apaan ini sungguh menyebalkan

Aku memilih diam menatap lurus kedepan, ku lirik sebentar ternyata Brylian sedang menatapku. Aku berdiri membuat lelaki ini sedikit terlonjak, yaa aku tidak enak aja kalo dilihatin seperti ini apalagi yang liatnya Brylian.

Brylian Pov
Entah apa yang membuatku menghampiri cewe ini, ku duduk disampingnya, terlihat sekali rona merah di pipi gadis ini. Yaa aku paham sih siapa juga yang gk memerah kalo di perlakukan kaya tadi apalagi ini seorang Raisya ahh ya sudahlah.

Brylian(Imagine) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang