Hancur

200 14 2
                                    

Saat aku benar-benar hancur, Tuhan ternyata sudah menyiapkan seseorang yang juga sama hancurnya dengan ku, untuk menjadikan tempat bersandar.
Brylian Negietha Dwiki Aldama

Entah datang dari mana keberanian ini aku tak tau, Tapi yang jelas aku merasa semakin hancur melihat gadis didepanku ini menangis.

Aku memeluk Raisya, mencoba untuk menenangkan dia, ku biarkan dia menangis dalam dekapanku.
Entah kenapa ada rasa tidak rela melihat gadis ini bersedih, ingin rasanya ku tampar Rendy dan juga Nazwa, tapi aku berusaha menahan emosiku ini demi membuat Raisya sedikit lebih tenang.

"Ingat Ren! Bukan hanya gue yang sakit, tapi Raisya, sahabat lo sendiri!," batin brylian

"Tunggu pembalasan gue Nazwa, gue bakal buat lo ngejar² gua, ingat itu!" ucap brylian dalam hati sambil tersenyum licik
.
.
.
Aku masih enggan melepaskan pelukan laki-laki ini,
Aku membenamkan wajahku didada bidangnya, membuang semua rasa hancur yang ku rasakan saat melihat Rendy dan Nazwa pacaran.

Aku menangis sejadi jadinya di pelukan brylian, entah kenapa aku merasa nyaman dengan posisi itu.
Brylian masih erat memeluk dan menenangkan ku, hingga tak ia sadari tangannya berdarah akibat tonjokan Pohon tadi.

"Udah yah,, udah jangan nangis lagi, gue tau apa yang lo rasain saat ini"ujar brylian menyapu air mataku dengan jempolnya

"Kenapa bry?, kenapa harus Rendy"kataku dengan nada parau karna menangis

"Udah yah, lo pikir cuma lo yang hancur? Gue juga Rai tapi apa kita harus larut dalam kehancuran? Gk kan"kata lian yang kini kembali mendekapku.

Aku diam, aku nyaman? Iya aku nyaman dengan posisi ini,
Aku tau brylian bersikap baik seperti ini karna kasihan sama aku, karna nasib kita sama, mungkin!

"Bry!"kataku melepaskan pelukan itu

"Hmm"sahut lian yang menatap ku

Kini mataku bertemu dengan sepasang mata brylian. Aku benar menemukan sisi nyaman dari lian untukku.

"Lo tenang aja ya, gue ada buat lo kok"Kata brylian kembali mengusap air mataku yang tak bisa berhenti jatuh.

Aku melihat tangan lian memar dan berdarah, aku berpikir dia sempat emosi dan menampar pohon.
Jadi tangannya luka seperti ini.

"Thanks yah bry,"ujar ku, namun mulutku beku melihat tangan bry yang penuh luka

"Astaga bry tangan lo kok berdarah sih"ucapku panik memegang tangan lian

"Udah gk ppa kok, nanti juga sembuh"kata lian enteng

"Gk, gk bisa, lo harus obatin ini sekarang, gimana kalo nanti infeksi,"kataku menarik brylian duduk disalah satu kursi

Untung saja diranselku ada kotak p3k. Bisa ngobatin tangannya bry.
Aku membersihkan bekas darah ditangannya dan membalutnya dengan perban.

"Selesai"ucapku tersenyum pada lian.

Brylian terlihat sedari tadi menatapku, entah apa yang dia pikirkan tentangku.
Tapi tetap saja aku merasa salting ketika dia tak berhenti menatapku

"Hey bry?"ujarku menyadarkan lian yang menatapku

Brylian tampak terkejut,
"Ehh iya Sya makasih yah"ucapnya

"Harusnya tuh gue yang makasih sama lo, karna lo gue jadi lebih tenang sedikit"kataku menatap lian

"Gue gk nyangka aja sya, kok nazwa gitu banget sama gue"ujar lian kembali terlihat lesuh.

Aku yang tak ingin melihat nya sedih lagi pun langsung mencegah dia untuk mengungkit itu.

"Ehh emm bry udah sore gue pulang dulu yah"kataku mengalihkan pembicaraan.

Aku berdiri ingin pulang, namun tanganku dicegah oleh brylian.

"Biar gue anter lo pulang"kata bry

"Gk usah bry, gue bisa sendiri kok"kataku

"Pokoknya gue anter lo pulang, ini udah mau magrib gk baik cewe jalan sendirian"katanya.

Tanpa menunggu persetujuan dariku Brylian menarik tanganku, ia membawaku menuju motornya berada.
Aku sebenarnya sedikit risih karna dari tadi brylian masih menggenggam Tanganku.

Kini motor brylian melaju dengan kecepatan standar, dia mengantarkanku pulang lagi.
.
.
.
.
Di sisi lain bagas bagus zico Ajeng dan Via hang out bersama disalah satu caffe.
Bagas yang asik pacaran dengan Ajeng membuat Bagus kesal karna dijadikan Obat nyamuk.

"Aduhh payah lo berdua, pacaran disini gue jadi kacang kamvrett"kata Bagus kesal

"Lagian lo ngapain sih buntutuin pacar gue"kata ajeng

"Dihh ngapain juga gue ngebuntutin Dia kurang kerjaan banget gue"kata bagus bergidik geli

"Udahlah brokoli mending lo cari pacar aja deh"kata bagas tertawa

"Bener tuh bebz, Gus cari aja di bukalapak yang jual banyak"kata ajeng ikutan tertawa

"Puas lo yah tertawa dibawah penderitaan gue"kata bagus dengan muka sedih

"Ulululu jangan ngambek dong brokolinya Emak"Sambung zico yang ikutan meledek

Via yang dari tadi fokus dengan hp nya pun tersedak.

"Ukhukkk"ujar via, dengan cepat zico memberikan minuman pada via

"Guys,"kata via Masih kaget

"Apaan sih lo vi, kaget gitu kaya melihat ondel² aja"kata bagus

"Ini lebih penting dari pada gue liatin ondel² yang mirip kaya lo itu bagus"Sambar via

"Ada apaan sih vi?"tanya ajeng

"Rendy sama Nazwa jadian"kata Via

"Hah"ucap mereka serentak

"Yang bener lo Vi?"tanya zico

"Ihh masa gue boong sih coba lo cek ig deh,"suruh Via.
"Ig nya Nazwa tapi"sambungnya

Dengan cepat bagus mengetik Akun nazwa.

Ia melihat postingan Nazwa yang diberi caption My husban  ditagnya seorang rendy juliansyah.

Zico yang juga melihat itu pun terdiam

"Kok bisa gini sih? Bukan nya tadi pagi bryliam yang nembak nazwa? Kok jadiannya sama Rendy?" ucap Zico dalam hati

Teman-teman yang lain tidak tau kalau Tadi pagi Bry menembak nazwa.
Hanya zico dan raisya yang tau hal itu. Jadi wajar saja Zico nampak Shock melihat atau mendengar kabar Rendy dan Nazwa pacaran.

Brylian(Imagine) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang