Duapuluhtujuh

1.1K 178 57
                                    

"Baekhyun menyukaimu lebih dari yang kubayangkan. Biarkan aku menjadi kakak yang baik untuknya setidaknya sekali dalam hidupku. Kau akan bahagia, kau akan berdamai dengan ibumu. Bayangkan bagaimana kita selalu bermimpi indah dulu. Hidup bersama dengan pasangan juga kedua orang tua yang rukun."

"Aku tidak punya orang tua. Siapapun, tak akan mengizinkan anaknya berhubungan dengan laki-laki sepertiku. "

Soojung menutup pintu kamarnya dengan lesu dan mata sembap. Dia menangis selama perjalanan pulang. Masih teringat di otaknya bagaimana Kyungsoo meninggalkannya. Hatinya begitu perih, tak percaya jika ia terlibat cinta yang terlalu dalam.

"Kau bertemu laki-laki itu? "

Soojung menatap ibunya yang sudah berdiri di ambang pintu. Ia bahkan tak sadar ibunya mengikuti langkah kaki lesunya sejak tadi. Ia hanya terdiam, teringat perkataan Kyungsoo, berdamai dengan ibumu.

"Kau selalu seperti ini jika bertemu dengan laki-laki itu. "

Soojung berdiri, mendekati ibunya, menatapnya sendu, lalu ia memeluk ibunya erat, sedetik kemudian ia menangis di pelukan ibunya.

Taeri terdiam. Ini, pelukan Soojung pertama kali sejak ia beranjak dewasa. Pelukan Soojung yang menghangat sampai ke hatinya.

"Apa laki-laki itu menyakitimu, ha? Katakan pada ibu? " tanyanya sembari mengusap rambut panjang Soojung.

Soojung mengangguk, "dia memintaku berdamai dengan ibu. "

Soojung melepaskan pelukannya, menatap ibunya nanar. "Dia memintaku menerima Baekhyun. "

"Bagus kalau-"

"Kenapa aku tidak boleh bersama Kyungsoo? Kenapa Baekhyun? Karena dia anak Kim Jena? Lalu apa ibu tidak tahu jika Kim Jena memiliki anak kembar delapan belas tahun lalu? Dia anak yang Kim Jena tinggalkan. "

Taeri terkejut. Matanya membola dan bertanya-tanya.

"Tidak mungkin. Setahu ibu, satu anak kembar Jena meninggal dalam sebuah kecelakaan bersama Do Insung. "

"Dan nama kekasihku adalah Do Kyungsoo. Dia tinggal dan makan di atap yang sama dengan Jena dan Baekhyun. Dia memiliki darah yang sama dengan mereka. Hanya karena Jena tak menganggapnya anak yang telah menewaskan suaminya. "

"Kyungsoo juga menderita. Ia hidup dalam bayang-bayang rasa bersalah terhadap ibunya. Baekhyun lumpuh, semua kekesalan Jena ia lampiaskan pada Kyungsoo, apa ibu tahu? "

Soojung mengusap air matanya, "aku tak peduli apakah kau akan mengungkap ini ke publik. Aku juga yakin Kyungsoo tak menyukai pilihanku ini. Tapi aku hanya ingin semua orang tahu, hidup tak selamanya tentang harta. "

Soojung keluar meninggalkan ibunya yang mematung tak percaya. Ia hanya terus menggenggam tangannya erat dan masih tak percaya dengan apa yang dikatakan Soojung.

"Tidak mungkin. " lirihnya.

......

ting!

Irene melihat pelanggan yang baru datang yang membuat beberapa pelanggan menjerit terkesima. Ia juga terkejut begitu tahu jika pelanggan itu adalah Suho.

Irene memalingkan wajahnya tak ingin Suho melihatnya, ia malas jika harus berurusan dengan laki-laki yang memaksanya menjadi kekasih.

"Tuan, anda ingin memesan apa? " tanya pelayan dengan senyum teramahnya pada Suho.

"Irene. "

"Ha? Apa? "

Pelayan itu mencoba bertanya tapi yang ia dapat adalah pelototan dari Suho.

You Know His NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang