delapanbelas

1.5K 143 7
                                    

Sehun mengganti kaos putihnya yang sudah basah dengan keringat. Bagaimana tidak, ia memutuskan untuk membantu Kyungsoo seharian ini untuk membersihkan sekolah seluas stadion ini. Pertama-tama mereka membersihkan kamar mandi kelas dua gedung C, kamar mandi paling kumuh se-Hanyang tapi anehnya paling wangi. Juga, setelah itu kebun gedung C, ruang gedung C dan perpustakaan. Jangan tanya apakah Sehun izin atau tidak, dia sudah biasa, membolos tanpa izin. Kalau bukan karena ia pintar, mungkin ia sudah di tendang dari Hanyang.

Sehun berjalan menuju kelasnya, jam pelajaran terakhir akan segera dimulai beberapa menit lagi, setidaknya, ia harus mengikuti satu mata pelajaran. Kyungsoo juga mengancam akan membolos jika Sehun membantunya besok dan bolos pelajaran.

Tapi pandangan Sehun sedikit terheran melihatnya kelasnya begitu gaduh dan tidak seperti biasanya, biasanya jika kelas tak terkendali Irene akan mengendalikannya dengn kemampuannya berubah menjadi gadis galak. Tapi,

,kemana Irene?

Apa ia tidak masuk?

"Kenapa kelas ribut sekali, kemana Irene? " tanya Sehun pada si gendut adik Victoria Song.

Gadis itu hanya melenguh, menatap malas pada Sehun yang mengganggunya makan popcorn ditengah kegaduhan, biasanya Irene akan merebut jajan nya dan dengan tega membuang nya di depan wajah Geunhee.

"Apa dia sakit?" gumam Sehun yang masih bisa di dengar Geunhee,

"Dia meninggalkan kelas kita begitu saja. Jangan berharap banyak padanya, aku kesal hanya dengan mendengar namanya."

Sehun mendelik, "apa maksudmu?"

"Irene berpacaran dengan anak perdana menteri dan tentu saja sekarang ia pindah ke gedung A!"

Sehun menegang. Pikirannya kacau dengan tiba-tiba. Irene, berpacaran dengan anak perdana menteri? Suho? Kali ini drama apa yang dimainkan Suho? Dia mengambil Irene, darinya...

Sehun menatap teman-temannya yang terlihat hilang arah, dan

Irene meninggalkan mereka begitu saja.

Sehun meremas jemarinya kuat. Matanya memerah dan pandangannya menguat, dengan cepat ia meninggalkan kelas. Persetan dengan kelas terakhir yang mungkin akan ia lewatkan lagi.

Sehun sedikit berlari menuju kawasan gedung A yang mungkin sangat jarang ia masuki sendiri, tanpa Kyungsoo. Tapi saat ini, ia perlu jawaban itu sendiri, dari Irene sendiri. Bukan hanya dari kasak-kusuk yang terdengar, ia hanya takut kebodohannya terhadap Kyung-soo terulang pada Irene.

Sehun berhenti. Didepannya saat ini berdiri Irene yang baru saja keluar dari kelas barunya. Ia sendirian, berjalan dengan muram. Selama beberapa detik, mereka hanya diam dan saling pandang.

"Sehun,"

"Jadi semuanya benar?"

Irene menunduk dan terdiam. Ia ingin mengatakan banyak hal, tapi tak ada yang terucap dari bibirnya. Tatapan kecewa Sehun, sangat menyayat hatinya.

"Juga, tentang kau dan Suho?"

Irene tetap diam. Tak ada gunanya menjelaskan sesuatu yang, memang seperti itu pilihannya.

Walau mungkin, ia akan kehilangan orang-orang yang di sayang nya.

"Baiklah. Aku sudah tahu jawabannya."

Sehun berbalik dan berlari menjauh dari Irene yang berusaha mati-matian menahan tangisnya. Bodoh jika Irene tidak menyadari perasaan Sehun selama ini, tapi perasaannya terhadap Kyungsoo juga begitu besar. Ia tak ingin memberikan harapan palsu terhadap Sehun dan membuat persahabatan Sehun dan Kyung-soo retak, jika Sehun tahu, jika ia lebih menyukai Kyung-soo,

You Know His NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang