Duapuluhdelapan

1K 170 26
                                    

"tentang Do Kyungsoo. Dia anak mu kan?"

Langkah Jena terhenti ketika suara Kim Taeri di balik ponselnya mengintrupsi pendengarannya yang tiba-tiba mendengung kencang. Ia ingin tak meyakini apa yang baru saja ia dengar yang membuatnya mual seketika.

"Apa?"

"tentang putra kembar mu yang kau katakan meninggal, apa benar dia ada adalah Do Kyungsoo?"

Jena meremas kemejanya, " Iya. Tapi hari ini, dia meninggalkan ku."

Jena menutup ponselnya dengan tangan bergetar. Dadanya mengembang dan mengempis tak normal, matanya memerah.

"Aku pergi, Kyungsoo bersama ku. Kau jangan kawatir, aku akan menjaganya. "

Pagi tadi, Chunyang berpamitan padanya. Membawa pergi sebelah hati yang ditutupinya. Do Kyungsoo, yang tak akan pernah tahu alasan ia membencinya sebenarnya.

"Kyungsoo masih berharap kau mencegahnya untuk pergi. "

Jena menggelengkan kepalanya. Ia tak akan melakukan apapun untuk Kyungsoo. Sudah cukup selama ini ia membuat Kyungsoo menderita. Ia ingin Kyungsoo bahagia walau jauh.

"Tak ada yang diharapkan. Aku ingin kau segera membawanya. "

Chunyang berdiri dari duduknya, melangkah sedikit jauh dari duduk Jena. Menatap lemah punggung belakang sang adik.

"Kau menghukum dirimu terlalu keras, hingga tanpa sadar kau justru menyakitinya. Aku tahu, setiap malam yang kau lalui dengan tangisan, setiap air mata yang kau jatuhkan, aku tahu kau memperhatikan Kyungsoo dengan baik. Tapi aku tak tahu kenapa kau ingin Kyungsoo menjauh darimu. "

Jena berusaha sekuat tenaga menahan tangisnya. Tidak menunjukan sisi lemahnya pada siapapun termasuk Chunyang.

"Tidak ada. Ini akan baik untuk kita semua. Aku, Baekhyun dan Kyungsoo."

Klek. Begitu pintu tertutup, Jena meraih bantal dan menggigitnya kuat untuk meredam suara tangisnya.

.....

"Soojung! "

Soojung membalikan badan mendengar suara Sehun yang memanggilnya. Benar saja, laki-laki dengan tinggi diatas 180cm itu berlari ke arahnya dengan nafas tersengal.

"Ada apa? " tanya Soojung, Sehun masih berusaha mengatur nafas.

"Sekarang, bandara Incheon. Kyungsoo akan ke Makao. "

Mata Soojung melebar. Tanpa babibu ia segera berlari berlawanan arah dari arah awal tujuannya. Ia tak peduli beberapa kali ia menabrak orang, tak peduli rambutnya yang berantakan atau wajahnya yang berkeringat. Ia tak peduli.

Soojung segera menghentikan taxi dan memintanya melaju kencang ke bandara. Ia mengecek jadwal keberangkatan dari Seoul ke Makao melalui situs online.

35 menit lagi,

"Bisakah anda sedikit lebih kencang?"

"Aku akan terkena tilang jika berkendara diatas rata-rata kecepatan di jam sibuk. Atau lebih bahaya jika kita menabrak. "

Soojung menarik nafas kesal. Ia berkali-kali menghubungi nomor ponsel Kyungsoo tapi selalu suara operator yang menyahut.

"Do Kyungsoo, kumohon. "

.....

Kyungsoo termenung duduk di kursi tunggu bandara. Beberapa menit lagi pesawat yang akan dinaikinya akan tiba. Matanya terus menengok sudut lain bandara, menanti akankah ada seseorang yang akan menemuinya.

You Know His NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang