tigabelas

1K 151 8
                                    

Kyungsoo dan Sehun, keduanya berdiri di balkon sembari menatap Hanyang yang ribut dari atas. Setelah Kyungsoo memyebutkan jika Baekhyun saudaranya, semuanya hening dan Sehun tak berkata apapun. Kyungsoo tahu Sehun butuh penjelasan atas pernyataannya. Kyungsoo tahu siapapun akan merasakan hal yang sama seperti apa yang Sehun rasakan, merasa dikhianati, merasa dibodohi, merasa tak tahu apa-apa. Tapi Kyungsoo juga merasa hal itu tak perlu mempengaruhi persahabatannya dan Sehun. Dia hanya ingin membantu Sehun kala itu, tidak ingin Sehun dikeluarkan karena banyak membolos, tak ingin Nenek Sehun semakin sedih dan sakit.

"Kenapa kau tak mengatakannya?" tanya Sehun setelah lama terdiam. Ekspresinya begitu dingin dan Kyungsoo merasa tak nyaman.

"Kau tidak perlu tahu."

"Kau selalu saja seperti itu! Aku sangat peduli padamu, aku sudah menganggapmu sebagai saudaraku, aku mempercayaimu, tapi kau? Kau selalu saja membuatku merasa bodoh."

Sehun pergi begitu saja dengan raut wajahnya yang merah. Kyungsoo ingin meraihnya tapi ia sadar Sehun sedang sangat kecewa padanya.

Kyungsoo turun perlahan dari tangga balkon. Kenapa dunia nya begitu menyedihkan. Ia kehilangan Ayah, kehilangan cinta ibu dan saudaranya dan sekarang ia kehilangan temannya. Apa yang dilakukannya selama ini salah. Tak ada yang mau mendengarnya dan mempercayainya. Semua begitu menyakitkan jika saja Kyungsoo ingin melampiaskan.

"Kyungsoo,"

Kyungsoo menatap seorang gadis cantik yang sudah tersenyum manis di bawah tangga. Gadis yang berhasil merubah warna hidupnya, dia mengajarkan cinta yang tak pernah Kyungsoo rasakan.

"Soojung, kenapa kau disini? Lima belas menit lagi bel masuk."

Soojung meraih pinggang Kyungsoo dan memeluknya. Menempelkan kepalanya pada dada bidang Kyungsoo. Tak ada yang melihat karena kawasan ini memang sangat sepi, apalagi jika menjelang bel masuk.

"Ada apa? Apa kau ada masalah?" tanya Kyungsoo dengan raut kawatirnya yang kentara.

"Kenapa kau tidak peka sih? Aku seperti ini karena merindukanmu. Kenapa kau tidak ke kelasku? Sehun mengatakan kau ada disini, tadi aku berpapasan dengannya."

Kyungsoo mengusap wajahnya kasar. Sehun pasti berpikir jika ia kembali menyembunyikan hubungannya dengan Soojung.

"Kenapa? Apa ada masalah?" Kali ini, raut Soojung yang berganti kawatir.

Kyungsoo menggeleng,

"Kau harus ingat, jangan pernah ke gedung C, aku yang akan ke gedung A, oke?"

Soojung mengangguk, "aku tahu kau punya banyak gadis disini."

"Yakk! Bukan begitu!"

"Iya-iya, aku tahu."

Soojung mengecup bibir Kyungsoo cepat dan langsung kabur, sementara Kyungsoo cukup terpana dan menyadari satu fakta, Soojung sangat agresif sebagai perempuan.

Soojung berlari menuju gedung A. Salahkan saja jarak gedung yang ternyata membutuhkan lebih dari sepuluh menit, juga kelasnya yang berada di lantai tiga, dia masuk kelas ketika Guru Cho sudah mulai membuka spidolnya, alhasil, sekarang ia dihukum berdiri di depan kelas. Jieun dan Baekhyun berkali-kali mengintip keadaan Soojung dari jendela. Iya mereka memaksa pindah tempat dengan siswa pemilik meja dekat jendela, dengan cara diam-diam tentu saja.

Tapi,

"Jieun, Baekhyun, kalau kalian ingin keluar. Keluar saja!" Gertakan Guru Cho tanpa memandang mereka lebih mengerikan dari rumor kamar mandi no 9 yang sedang heboh. Katanya, ada arwah seorang cleaning service yang mati tersetrum.

You Know His NameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang