▪︎Zéro

16.1K 982 19
                                    




"Dongpyo, belum dijemput?" aku menghampiri muridku yang sedang duduk termenung di ambang pintu kelasnya, raut wajahnya tampak gusar dan dia beberapa kali menguap.

Dongpyo menggeleng pelan seraya mengucek kedua matanya menggunakan tangannya yang dikepal, sangat lucu.

"Mau miss temenin?" tawarku, tak mungkin aku meninggalkan anak umur empat tahun menunggu sendirian 'kan? Lagipula Dongpyo ini sangat menggemaskan.

Dongpyo menatapku dengan mata yang berbinar, "beneran miss?"

Aku mengangguk pasti, tidak lupa dengan senyuman, "ofcourse."

"Mau!!"

"All right." aku menuntun Dongpyo untuk ikut berjalan bersamaku menuju ruang tunggu.

   
     
"Hoaaaam~"

Entah sudah berapa kali Dongpyo menguap, matanya sudah sangat sayu.

"Ngantuk?" aku mengusap surai anak menggemaskan ini.

Dongpyo mengangguk pelan sambil pout. Oh Tuhan tolong, Dongpyo sangat lucu. Bisakah dia jadi anakku saja?

"Sini bobo." aku melebarkan kedua tanganku, memberi isyarat agar Dongpyo masuk ke pelukanku.

Dan tanpa ragu anak ini langsung berhambur memeluk tubuhku, menyandarkan kepala kecilnya di atas dadaku.

Tersenyum, aku membelai kepala Dongpyo perlahan dan tak lama kemudian aku bisa merasakannya tertidur pulas di pangkuanku.

Tidak apa, walau sedikit membuat tubuhku pegal aku tak pernah keberatan melakukan hal semacam ini, aku sangat suka anak kecil.

      
   
Sudah berapa lama aku dan Dongpyo duduk di sofa ini? Mungkin ada satu jam lebih? Kaki dan tanganku mulai kebas karena Dongpyo tertidur sangat pulas dan aku sulit bergerak. Kapan anak menggemaskan ini akan dijemput? Kalau tidak, lebih baik aku bawa pulang saja.

      
"Nak?" aku mendengar suara berat seperti memanggil anak dipangkuanku ini, padahal baru saja mataku ikut terpejam.

Aku menoleh.

Sesosok lelaku tampan, tegap, tinggi, berkulit putih, berhidung mancung, menggunakan setelan jas lengkap dengan dasi, tak ketinggalan rambutnya yang sangat rapih, berdiri tepat di depanku dan Dongpyo.

Aku sempat terpaku dengan karisma lelaki ini selama beberapa detik, sampai akhirnya aku memaksa kesadaranku untuk kembali, "orangtua Dongpyo?"

Lelaki itu mengangguk, "anda guru baru? Maaf membuat repot, miss."

Oh benarkah lelaki tampan yang berdiri di depanku ini adalah ayahnya Dongpyo? Pantas saja Dongpyo sangat menggemaskan begini, ayahnya saja menggemaskan.

Eh hey! Kalau dia ayahnya Dongpyo, pasti dia punya istri. Apa yang aku pikirkan tentang suami orang 'sih? Ayo sadar.

"Tak apa, sudah tugas saya menjaganya."

Lelaki itu menatap Dongpyo dengan tatapan khas seorang ayah pada anaknya, sangat lembut dan penuh sayang. Ah tentu, aku saja yang bukan orangtuanya merasa sangat sayang pada anak berpipi tembam ini.

"Um, maaf miss, saya boleh minta tolong?" tanya ayah Dongpyo agak ragu.

"Boleh, apa?" jawabku seramah mungkin.

"Tolong gendong Dongpyo sampai ke mobil saya, saya gak tega liatnya pules begitu dia." ayah Dongpyo tersenyum, aku bersumpah senyuman itu adalah senyuman termanis dari seorang bapak-bapak.

All His 》 ft. Han Seungwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang