▪︎Un

8.6K 847 12
                                    



Dengan sangat hati-hati aku membaringkan tubuh mungil Dongpyo di atas kasur, sebisa mungkin tidak membangunkan tidurnya yang sangat pulas, saking pulasnya aku bisa mendengar suara dengkuran kecil yang keluar dari napasnya.

"Sleep tight, sweetie." ucapku begitu aku berhasil membaringkan Dongpyo.

Dongpyo masih mengenakan seragam pre-school lengkap, kecuali sepatu yang sudah dibukakan oleh sang ayah.

Aku memperhatikan wajah Dongpyo untuk beberapa detik kemudian berbalik badan, berniat untuk meninggalkan kamar Dongpyo sesegera mungkin.

"P-pak?" langkahku otomatis terhenti saat melihat ayahnya Dongpyo sudah berdiri diambang pintu.

Ayah Dongpyo tersenyum simpul, ia menghampiriku yang masih berdiri mematung, "terima kasih, miss. Maaf merepotkan."

Entah untuk keberapa kalinya lelaki ini meminta maaf padaku, "gak apa-apa, pak."

"Miss, duduk dulu aja." tawar ayah Dongpyo padaku sambil menunjuk sofa di kamar ini.

"Ah, saya mau pulang pak." tolakku halus.

"Biar saya antar."

Aku menggeleng, "gak usah, pak."

"Gak apa-apa, itung-itung ucapan terima kasih saya."

Bukannya bagaimana, aku kerumah dan masuk kekamar Dongpyo seperti ini saja rasanya sudah tidak etis, apalagi sampai diantar pulang? Lagipula mana ibunya Dongpyo? Aku tidak melihatnya sedari tadi.

Tapi ayah Dongpyo ini terlihat tulus, aku tak sampai hati menolaknya, "yaudah, pak."

"Dongpyo udah lama gak tidur nyenyak kaya gitu." ucap ayah Dongpyo sambil terus menatap anaknya dari sofa.

Aku yang duduk disebelah ayahnya hanya bisa melihat dengan sendu, entah mengapa tatapan lelaki ini terlihat seperti... putus asa? Lelah?

"Dongpyo gimana di kelas? Nakal?" dia mengalihkan pandangannya kearahku.

Kalau boleh jujur, Dongpyo ini samasekali tidak nakal, dia sangat penurut. Hanya saja, seperti butuh perhatian lebih alias harus selalu diperhatikan dan ditanggapi lebih dari anak yang lain.

"Ah enggak pak, Dongpyo manis, nurut, lucu." jawabku sambil tertawa kecil.

"Syukurlah..."

Aku hanya mengangguk.

"Miss hebat loh bisa naklukin anak saya, gak pernah ada yang bikin dia kaya gitu."

Aku mengerinyitkan dahiku. Maksudnya? Kalau tidak ada yang bisa menaklukan Dongpyo, lalu ibunya bagaimana?

"Dongpyo dari lahir gak pernah dapet kasih sayang seorang ibu, mungkin dari miss, dia akhirnya bisa ngerasain." kata-kata yang keluar dari mulut ayahnya Dongpyo barusan sontak membuatku kaget.

"Ke-kenapa?" aku yang penasaran ini akhirnya bertanya.

"Dongpyo lahir pas umur saya dan perempuan itu masih terbilang muda, dia lahir tanpa disengaja. Perempuan itu ninggalin Dongpyo gitu aja setelah dia lahirin Dongpyo ke dunia." ayah Dongpyo bercerita sambil menatap Dongpyo nanar.

Aku tentu saja sangat kaget mendengar hal itu, ibu macam apa yang tega meninggalkan anak semenggemaskan Dongpyo? Ah tidak, bahkan jika anaknya tidak semenggemaskan Dongpyo pun, seorang ibu tidak boleh menelantarkan anaknya.

Tapi sebisa mungkin aku tidak menunjukkan ekspresi kagetku, "ah begitu..."

Ayahnya Dongpyo mengangguk, "sampe sekarang saya gak pernah denger kabar perempuan itu, mungkin udah mati."

Aku paham ayah Dongpyo pasti sangat benci pada ibunya Dongpyo, sampai-sampai selalu menyebutnya dengan 'perempuan itu' bukan 'ibunya Dongpyo'.

Aku hanya mengangguk, tidak tau harus merespon seperti apa.

"Oh ya, miss umur berapa?"

"Saya kelahiran tahun 1997, pak." jawabku kikuk.

"Kalo gitu jangan panggil saya 'pak', panggil aja 'kak'," ayah Dongpyo tertawa kecil, "nama saya Seungwoo, Han Seungwoo. Jadi miss bisa panggil saya kak Seungwoo, dan saya kelahiran tahun 1994, itu juga akhir tahun."

Ayahnya Dongpyo ini penuh dengan kejutan sekali 'kan? Hari ini aku dibuat terkejut terus olehnya. Siapa sangka seorang ayah dari anak umur empat tahun ini, umurnya baru akan menginjak 26 tahun? Orangtua muda di negara ini amat sangat jarang.

"Oh oke k-kak Seungwoo?" ucapku ragu sambil tersenyum canggung.

Baikah, mulai sekarang aku akan memanggil ayah satu anak ini dengan sebutan 'kak Seungwoo', memang rasanya kurang pantas memanggil orangtua murid seperti itu, tapi mau bagaimana lagi? Dia sendiri yang minta.

Kak Seungwoo ikut tersenyum, tapi senyuman manis bukan senyum canggung sepertiku, "nama miss siapa?"

Oh iya, si bodoh ini lupa mengenalkan diri, "saya Veylee Kim."

"Nice to meet you, Veylee." kak Seungwoo lagi-lagi tersenyum, senyumannya sangat khas.

Aku hanya tertawa sambil mengangguk sebagai jawaban.

"Saya gak bisa ninggalin Dongpyo sendiri, miss bisa nunggu sampe anak saya bangun?"

Aku mengerjapkan mata beberapa kali, memangnya dia tau berapa lama lagi Dongpyo akan terbangun? Tidurnya saja pulas begitu.

Lagipula, kasihan adikku di rumah menunggu sendirian.

"Kalau gitu saya pulang sendiri aja pak, kasian adik saya sendiri di rumah."

"Oh begitu ya? Yaudah saya anter sekarang aja, gapapa Dongpyo ditinggal sebentar." kak Seungwoo menyambar kunci mobilnya di atas nakas.

"Emangnya gak ada orang lagi di rumah, kak?" aku khawatir kalau Dongpyo ditinggal sendiri.

"Gak ada, tadinya ada bibi, tapi dia ngundurin diri, mau ikut anaknya yang udah nikah di luar negeri."

"Ah begitu," aku mengagguk paham, "kalau gitu saya pulang sendiri aja, kak. Kasian Dongpyo."

"Kamu khawatir banget sama anak saya ya?"

Tentu saja lah, mana ada yang tidak khawatir jika anak umur empat tahun ditinggal sendiri di rumah?

"Gak ada yang gak khawatir kayanya kak, ninggalin anak sekecil itu sendirian."

"Ada," kak Seungwoo menatapku, "perempuan itu tega."

Benar juga.

"Udah ayo, Dongpyo udah biasa saya tinggal sendiri di rumah." kak Seungwoo berjalan mendahuluiku, seperti memintaku untuk mengikutinya.

Tapi tadi kak Seungwoo bilang tidak bisa meninggalkan Dongpyo sendirian 'kan? Lalu kemudian bilang sudah biasa meninggalkan Dongpyo sendirian. Kenapa omongannya berubah-ubah begitu? Aneh.

"Kok diem aja miss? Masih mau jagain anak saya?" kata kak Seungwoo, nadanya seperti menggoda.

Aku menggeleng cepat dan langsung mengikuti langkah kak Seungwoo.

"Sebentar kok, abis nganterin kamu saya langsung pulang." kak Seungwoo terkekeh.

Dan akhirnya, kak Seungwoo mengantarku pulang sampai ke rumah. Ternyata rumahku dan rumah kak Seungwoo jaraknya tidak terlalu jauh, jadi hanya memakan waktu beberapa menit. Syukurlah.


 Syukurlah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.

All His 》 ft. Han Seungwoo ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang