'Apa seperti itu adanya?'
Aku naik ke mobil Jaehyun, Suasana disini masih sama, awkard. Dari SMA Jaehyun terkenal dengan sikap cuek nya, dia tidak akan memulai pembicaraan jika dia tidak ditanya. Malas sekali jika suasana awkward seperti ini, aku bingung memulai.
"Jung Jaehyun, boleh aku bertanya sesuatu?"
Jaehyun mengangguk, apa boleh aku bertanya soal kematian pacar nya?, salah kah jika aku bertanya demikian?, sepertinya belum waktunya."Tidak jadi, aku lupa mau bertanya apa" alasanku.
"Sudah sampai, ayo turun!" Aku turun dari mobilnya begitupun juga dia.
"Aku masuk ke kelasku, sampai jumpa" kataku
Aku pun langsung pergi menuju kelas dan masuk, suasana kelas belum terlalu ribut. Karena hanya beberapa mahasiswa yang baru datang.
"Rere! Apa aku bisa berbicara denganmu?"
Aku berjalan menuju wanita itu, dia temanku lebih tepat nya teman dekatku. "Tentu saja ada apa min?" Mina mulai duduk menghadapku.
"Apa kau dekat dengan Jung jaehyun?"
Untuk apa dia bertanya seperti itu? Setahuku dia tidak ingin tau urusan orang lain.
"Iya, mengapa? Apakah Ada yang salah?"
Dia lebih mendekat "Apa kau tidak tahu?" Aku menggeleng karena aku tidak tahu dan bingung apa yang akan di katakan mina selanjutnya.
"Ada apa memang?" Jawabku sangat penasaran.
"Akan aku beri tahu, Jaehyun itu pembawa sial. Setiap wanita yang menjadi kekasihnya pasti berakhir tewas dibunuh" jelas mina panjang lebar.
"Hah? Apa maksudmu. Aku tidak mengerti dengan itu" jawabku kepada mina.
"Aku tidak tahu pasti bagaimana kronologinya hanya saja aku melihat fakta, wanita yang berhasil menaklukan hati Jaehyun pasti tewas mengenaskan"
Aku mengangguk paham, aneh sekali. "Saat kekasihnya tewas, apa dia terlihat sedih?" Mina berpikir dan mencoba untuk mengingat.
"Sepertinya tidak, setahuku kekasihnya tewas pasti dia mempunyai kekasih baru"
***
Jam pelajaran yang melelahkan akhirnya selesai. Aku, Mina dan lainnya me re-fresh otak ke kantin kampus.
"Bu, saya mau pesan bakso ngegas satu porsi" Teriak Jihyo pada ibu kantin. Kami bingung, begitupun ekspresi ibu kantin.
"Apa yang kau sebut bakso ngegas?" Tanyaku heran, "Kau tidak tahu?" Kami semua menggeleng.
"Bodoh sekali kalian, maksudku aku pesan bakso urat". Apa kalian ingin punya teman seperti Jihyo itu?!! Kalau kalian berminat aku akan lelang dengan harga 500 rupiah.
"Sialan kau Park Jihyo" Sahut Nayeon yang keliatan kesal.
"Sultan bebas, lagian aku ke kantin bayar, bukan nunggu traktiran" mata Jihyo mendelik Pada Dahyun. "Iya! Aku yang salah" ucap Dahyun frustasi.
Setelah beberapa keributan akhirnya kita bisa makan dengan tenang. Sehabis makanan melanjutkan rutinitas yang tidak bisa di tinggalkan yaitu 'Ghibah' tidak tidak. Kami tidak pernah ghibah, hanya saja membahas perilaku manusia yang terbukti kebenarannya, sangat berbeda dengan ghibah.
"Apa boleh pinjam Rere sebentar?"
Aku dan yang lainnya menoleh, siapa dia? Tentu saja Jaehyun. "Ya ada apa?" Aku menjawab Sembari berjalan ke arah Jaehyun."Bisa kau membantuku?" Akupun mengangguk.
***
Aku berjalan mengikuti Jaehyun, Sepertinya dia sangat terburu buru. Akhirnya aku berada di suatu taman.
"Apa yang bisa aku bantu?" Dia duduk di sebuah kursi taman, akupun mengikutinya.
"Tidak ada".
"Untuk apa mengajakku kesini?" Dia menggeleng, "Hanya ingin mengobrol" aku mengangguk saja.
"Aku suka warna bajumu, kau terlihat menawan" Aku melihat bajuku yang berwarna merah, "Tentu saja, ini warna favoritku".
"Dimana kekasihmu?"
Tanyanya dengan nada introgasi, "Kekasihku?" Dia mengangguk. "Tepat di sampingku" jawabku dengan tawaan lelucon akhirnya.
"Ah, nakal ternyata tapi itu lucu" aku tersenyum, itu bukan candaan Jaehyun. Itu sebuah keinginan.
Beberapa saat ada seorang wanita datang menghampiri kita
"Jaehyun!" Panggil wanita tadi.
"Apa yang kau lakukan disini?" Sahut Jaehyun sambil memeluk wanita tadi. Aku mengenalinya, dia mahasiswa kampus lain. Tapi dia terkenal dengan bakat dance nya, iya dia Irene.
Mengapa aku mengenalinya? Sebelum berangkat tadi pagi. Aku sempat melihat notifikasi pesan masuk dari akun instagram Jaehyun, sengaja aku tidak keluar dari akun itu. Aku penasaran dengan Jaehyun.
Notifikasi tadi pagi dari wanita ini Irene. Aku melihat foto foto di akunnya, aku juga melihat Dm darinya yang dikirimkan ke Jaehyun. Isinya cukup aneh, Jaehyun seperti ada sesuatu dengan wanita ini.
=> Bae_Irene
Irene?
Masih mengenalku?Tentu saja
Jung Jaehyun 'kan?Apa kau bisa mengobrol?
Hari iniTentu saja, untuk apa?
Ah tidak
Aku ingin menemuimu sajaDimana?
Aku sedang di dekat kampusmu
Aku kesana saja yaTerimakasih waktunya
Aku akan meneleponmu nantiYa tentu saja
Setelah itu, sepertinya Jaehyun menelepon Irene. Tapi aku tidak bisa menyadapnya karena saat dia menelepon irene, aku sedang ada kelas dan tidak berniat menyadap. Tidak terlalu penting.
"Regina Amartia?"
Aku tersadar dari lamunanku. "Ya aku, apa kau mengenaliku?" Kataku heran.
"Ah tidak, dulu aku pernah jadi pembimbing saat kau ospek" aku berpikir sejenak.
"Ah benarkah?" Dia mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANPA NADA [END] - [ON REVISI]
RandomStart Writer : December 2019 Finish Writer : March 2020 Publish at : February 2020 Daripada melepas dan melupakan, Regita lebih tertantang untuk mengejar dan memiliki pria yang tidak ditakdirkan untuk bersanding denganya. Jika Regita berkata, "Aku a...