15 | "Hamasah lillah, Ukhty!"

252 15 0
                                    

-Maaf ya.. Author baru sempet update lagi. Sebelumnya Author ada banyak tugas, jadinya agak males buat update. Sebenernya hari ini juga ada tugas dan itu lumayan banyak+susah sih, tapi ya udah lah ya, entar aja dipikirinnya :v
-Jadikan Al-Qur'an sebagai bacaan utama! Dan, jangan baca di waktu shalat!
-#jangan_lupa_vote!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Iman itu seperti naik pesawat. Semakin tinggi iman seseorang, semakin kecil ia memandang dunia.”
•Hafidzuan Muhammad Zulhayr•

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

•Kamis, 02 Mei•
•Pukul 11:48•

"Berarti nanti kita olahraganya bareng sama anak kelas 8 juga, dong, kalo dimulainya jam setengah tiga?" tanya Raffi.

"Iya kayaknya. Tapi.." Hafidzuan berhenti melangkahkan kakinya untuk menuruni anak tangga.

"Sekitaran setengah jam setelah itu 'kan waktunya Shalat Ashar, jadi olahraganya bakal ditunda bentar dulu gak, ya?" sambungnya, balik bertanya.

"Mungkin iya. Lagian 'kan Pak Wira yang ngajar, jadi pasti beliau bakal nunda olahraganya sebentar buat Shalat Ashar dulu,"

Hafidzuan mengangguk mengerti. "Kamu kapan, mau adzan? Udah agak lama loh, kamu nggak adzan. Kalo nggak aku, Arkan, pasti bapak-bapak yang jadi jama'ah shalat,"

"Entar aja deh, pas Adzan Ashar." Raffi berjalan mendahului.

"Oke--astaghfirullah!"

Hafidzuan mengurungkan niatnya untuk menuju lantai bawah, sejenak, tatkala dilihatnya Hannafisa nampak sedang diganggu oleh sosok yang dikenalnya--teman sekelasnya.

"Kenapa, Fidz?"

"Tunggu bentar ya, Fi. Aku ada urusan dulu, gak lama, kok."

Hafidzuan mengayun langkah dengan cepat, menuruni tangga dan berbelok ke tempat parkiran sepeda. Panggilan dari Raffi yang meminta penjelasan darinya pun, tidak ia acuhkan. Karena pikirannya sedang terpusat pada satu nama, sekarang.

Namun sebelum menghampiri lebih dekat lagi, langkah Hafidzuan terhenti karena indera pendengarannya menangkap percakapan dua orang perempuan berseragam batik sekolah dan khimar putih di sana.

"Kayaknya dulu Kakak pernah liat kamu deh, Dek. Tapi, kenapa penampilanmu yang dulu dengan yang sekarang agak beda?"

Hannafisa mengernyit. "Agak beda?" Lalu akhirnya ia paham apa yang dimaksud oleh kakak kelasnya itu, "Oh, itu. Soalnya saya ngerasa kalo udah balligh, harus nutup aurat lebih rapat lagi. Itu 'kan juga kewajiban kita sebagai muslimah,"

Perempuan yang sedari tadi bersedekap sambil menatap tajam padanya, mendengus kecil. "Yakin, cuma karena itu? Bukan karena biar Hafidzuan tertarik, 'kan?"

"Maksud Kakak apa? Aku gak pernah berpikiran apalagi berniat kayak gitu,"

"Masa? Jujur aja deh, kalo kamu bersikap sok alim gini tuh, biar dilirik sama dia!"

"Kenapa Kakak bilang begitu?"

"Kenapa? Ya karena, setelah Hafidzuan sadar akan kehadiranmu, dia jadi bertingkah aneh padamu. Dan biasanya cowok kalo bertindak begitu, berarti dia punya rasa sama cewek yang diperlakuin demikian."

[SFRS1] HAFIDZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang