-Author kembalii! Maaf ya, Author lama banget update-nya. Habisnya sih, yang vote dikit. Jadinya 'kan gak semangat :v.
-#jangan_lupa_vote!~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“Menanti yang tidak pasti,
memang biasanya berakhir dikecewakan dan tersakiti.
Namun bila melibatkan Illahi,
yang mustahil sekalipun akan langsung terjadi.”
-HAFIDZ-~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
•Jum'at, 17 Mei•
•Pukul 06:34•
•Author's POV•Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh lewat. Murid-murid lain mulai berdatangan. Ada yang langsung memasuki kelas, ada juga yang memilih untuk tetap berada di luar sekadar menghirup udara segar.
Hafidzuan yang baru saja menyelesaikan kegiatan rutinnya setiap Hari Jum'at, membereskan kembali barang-barang di sekitarnya ke tempat semula. Namun ia tidak langsung menuju kelas, karena akan menunggu Raffi terlebih dulu.
Sayup-sayup, ia mendengar suara derap langkah mendekat. Tak lama kemudian, suara salam yang diudarakan oleh dua orang perempuan dan seorang lelaki menginterupsinya.
"Wa'alaikumussalam."
Hafidzuan menoleh ke sumber suara. "Loh? Kok kalian barengan?" tanyanya, saat melihat sahabatnya datang ke sekolah bersama dua adik kelas mereka.
"Iya, tadi ketemu di parkiran," jelas Raffi, "kantong buat uang infaq-nya udah disebar?"
"Belum. Tadinya aku mau nungguin kamu sama anggota Rohis yang cowok lainnya dulu,"
"Kami ikut bantu aja Kak," Hannafisa bersuara.
"Eh, gak usah Dek. Kalian 'kan nggak dapet tugas buat mintain infaq Jum'at ini," tolak Hafidzuan, merasa tak enak.
"Nggak apa-apa kok, Kak. Biar kami aja yang mintain infaq kelas 8, sekalian ke kelas."
"Iya Kak, gak apa-apa. Lagian kalo nunggu yang lain, takutnya keburu masuk. Nanti bisa-bisa kita ditegur lagi,"
Hafidzuan tersenyum tipis mendengarnya. "Tenang aja, Ummi 'kan marahnya masih normal. Kita gak bakal sampe dihukum, kok."
"Iya sih. Tapi 'kan tetep aja …," Ucapan Hannafisa tergantung.
"Kenapa, Han?"
"Eum, itu, aku.. takut." Hannafisa terkekeh kecil.
"Hah? Kamu takut sama Ummiku?"
Hannafisa mengangguk pelan. Membuat Hafidzuan kembali mengulas senyumannya.
"Ummi nggak galak kok, cuma agak tegas aja. Itu pun kalo kita salah,"
"Iya," balas Hannafisa singkat, "jadi, kami boleh bantu 'kan?"
"Boleh sih.."
"Boleh-boleh aja, kalo Kakak mah. Hafidz tuh, yang ribet banget jadi orang."
"Ekhm,"
"Eh, kedengeran ya? Maaf deh." Raffi tergelak. Merasa berhasil telah mengusili sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[SFRS1] HAFIDZ
Teen FictionHAK CIPTA DILINDUNGI ALLAH! -Spin off HASNA [Spiritual-Fluff-Romantis] •Best rank: #2/10 in ketaqwaan #5/28 in keimanan #9/38 in takdirAllah #10/20 in anauhibbukifillah #17/85 in istikharah #46/728 in kesabaran #182/2,29k in penantian #328/3,25k in...