5 | Kebenaran di Balik Kemenangan.

423 16 0
                                    

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Barangsiapa yang menunjuki kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengamalkannya.
|HR. Muslim 1893|

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

•Sabtu, 30 Maret•
•SMPN 24 Bekasi, pukul 07:15•

Hari ini, murid-murid SMPN 24 Bekasi baik kelas 7, 8, maupun 9, masuk sekolah untuk kepentingan ekskul. Ada juga yang esok hari, baru mengikutinya.

Dan kini, ape'l pagi sedang dilaksanakan. Teriknya matahari yang mulai berjalan ke atas, seolah menemani kegiatan baris-berbaris mereka.

"Nah, sekarang.. silakan duduk!" Pak Yusuf mempersilakan, setelah cukup lama berbicara di depan ruang kelas 8A yang memang berhadapan langsung dengan lapangan.

"Aduh.. pegel, nih! Pak Yusuf lama banget pidatonya," celetuk Basidh--salah satu sahabat Arkan.

"Ssst! Entar kedengeran orangnya, loh!" tegur Alyssa--Kakak perempuan alias kembaran Basidh.

Akan tetapi, Alyssa kerap memanggil Basidh dengan sebutan; Abang, meskipun ia yang lahir lebih dulu. Alasannya? Karena Basidh laki-laki, sedangkan ia perempuan.

Menanggapi kembarannya, Basidh hanya menyengir lebar. Memasang ekspresi yang jika dipandang, agak menyebalkan--ekspresi warisan sang Abi.

Hafidz berbaris di urutan kelima, barisan paling kanan, karena ia dari kelas 8A. Sedangkan murid kelas 9 tidak ikut berbaris, karena mereka bertugas untuk mengajar Adik-adik kelas mereka.

Sahabat-sahabat Arkan juga sebenarnya tidak semua yang ekskul hari ini. Namun karena ada pengumuman hasil perlombaan, semua murid pun diminta untuk hadir. Juga karena akan ada pengumuman tentang PAT yang akan dilaksanakan Hari Senin depan.

"Murid-murid sekolah kita telah meraih prestasi baru, dengan mendapatkan piala hasil dari perlombaan yang mereka ikuti." Pak Yusuf mengambil secarik kertas yang dilipat, dari saku bajunya.

"Dan kali ini, yang pulang dengan membawa piala untuk sekolah kita, adalah Ekskul ... PMR!" Murid-murid--kecuali Hafidz, Raffi, Arkan dan sahabat-sahabatnya, juga Hanna--bertepuk tangan.

"Juara 1 LCT--Lomba Cepat Tepat--yang beranggotakan; Hannafisa, Huwaida, Audy dan Dhini. Keempatnya silakan maju ke depan," Pak Yusuf mulai menyebutkan juara-juara yang berhasil membawa pulang piala, kali ini.

Hannafisa, Huwaida, Audy dan Dhini pun maju ke depan. Mereka berdiri bersebelahan dengan Pak Bahrial dan Pak Yusuf.

Mereka berenam difoto oleh salah satu anggota OSIS, dengan Hannafisa dan Pak Bahrial yang sama-sama memegangi piala. Huwaida, dua Kakak kelasnya dan Pak Yusuf memegang piagam penghargaan.

"Oh, jadi itu yang namanya Hannafisa!" celetuk Raffi yang berbaris tepat di depan Hafidz.

Hafidz bergeming, ia malah mengulum senyumnya. Meskipun tidak terlalu terlihat--karena ia baris agak di belakang--namun bagi Hafidz, itulah jarak aman antara ia dengan Hanna.

Raffi yang merasa ucapannya tak direspons oleh sang sahabat pun, menoleh ke belakang. "Senyumnya jangan sambil nunduk mulu, deh. Liat apa kek, gitu, kalo gak mau liat Hannafisa. Nanti kamu makin dikira aneh!" ujarnya memberi saran.

[SFRS1] HAFIDZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang