♡
Renjun terbangun mendengar pintu kamarnya di ketuk. Duduk sebentar di atas ranjang yang ia tiduri, ia mengusap matanya yang terasa berat. Renjun berusaha mengumpulkan nyawanya dan berjalan mendekati pintu.
Terlihat senyum menawan Nyonya Na saat Renjun membuka pintu. Renjun berusaha membenarkan kemejanya yang melorot dari pundak mungilnya. Meskipun ia memakai kaos dalam tetap tidak sopan jika menyambut tuan rumah dengan keadaan berantakan.
"Renjun-ah selamat pagi"
Suara lembut itu menyapa indra pendengaran Renjun. Renjun refleks membungkukan badannya dan membalas sapaan Nyonya Na dengan suara pelan.
"Apa tidurmu nyenyak semalam? Aku tidak berani membangunkanmu untuk makan malam karena aku tahu Renjunnie pasti tidak punya tenaga untuk bangun"
Nyonya Na berbicara sambil sesekali melirik area leher Renjun."Baiklah, karena Renjunnie sudah bangun maka harus cepat membersihkan diri. Ahjumma tunggu di ruang makan. Kita sarapan bersama ya Renjunnie"
Setelah berucap dengan senyuman yang tak pernah luntur, Nyonya Na berjalan meninggalkan Renjun tidak lupa sebelumnya ia mengusak surai Renjun dengan lembut. Renjun yang masih setengah terbangun hanya membalas dengan anggukan dan senyuman kecil.
○
Setelah membersihkan diri dan sedikit berputar-putar karena tidak bisa menemukan ruang makan di rumah besar itu, akhirnya Renjun diantar oleh seorang pelayan menemui keluarga Na yang sedang berkumpul di ruang makan yang terletak cukup di belakang dari rumah tersebut.
Renjun dapat melihat Tuan Na, nyonya Na dan seorang pria yang Renjun asumsikan lebih tua darinya beberapa tahun. Hanya ada 2 piring di meja tersebut namun terdapat bermacam menu makanan tersaji.
Renjun dipersilahkan duduk di salah satu kursi yang terdapat piring diatas mejanya.Nyonya Na menatap Renjun dengan senyuman lembutnya, sementara Tuan Na sedang serius membaca koran paginya. Renjun sedikit melirik pada anak laki-laki yang ia yakini sebagai Na Jaemin. Pemuda tersebut sedang membaca sebuah buku tebal dengan cover hijau gelap yang antik.
"Renjunnie mari kita mulai sarapannya, Jaemin dan Ahjussi tidak ikut makan bersama kita. Renjuni pasti tahu alasannya"
Renjun agak bingung. Ia tidak mengerti maksud dari nyonya Na. Tapi kemudian ia teringat bahwa keluarga ini adalah keluarga vampire, jelas mereka tidak makan makanan manusia. Tapi kenapa nyonya Na bersiap untuk makan? Apa beliau juga manusia? Dalam hatinya Renjun bertanya penasaran.
"Benar sekali Renjunnie, ahjumma juga manusia biasa seperti Renjunnie"
Renjun cukup terkejut dengan fakta tersebut. Jadi memang benar adanya vampire dan manusia bisa bersama dan menikah? Diam-diam Renjun merasa takjub. Ia tersenyum kecil guna menyembunyikan rasa terkejutnya. Ia mulai mengambil makanan dan makan dengan pelan saat nyonya Na juga memulai acara makannya.
"Renjunnie"
Panggil nyonya Na ditengah acara makan mereka yang sepi.
"Iya, nyonya"
Suara lembut dan halus Renjun terdengar untuk pertama kalinya di ruangan tersebut. Tuan Na sedikit melirik dan kembali fokus pada korannya sedangkan anak laki-laki disamping Renjun terlihat masih fokus pada bacaannya.
"Jangan panggil nyonya, panggil Ahjumma saja. Renjunnie disini bukan sebagai pelayan tapi sebagai seseorang yang berharga. Jadi aku tidak mau dipanggil nyonya oleh Renjunnie, oke?"
Renjun tersenyum kecil dan mengangguk. Berharga? Ah tentu saja dia kan sumber makanan untuk anaknya.
"Renjunnie sekarang sudah menjadi tanggung jawab keluarga Na. Kami berkewajiban menghidupi mu dan melindungi mu. Jadi mulai hari ini Renjunnie akan mendapatkan apapun yang Renjunnie butuhkan. Tapi Renjunnie mengertikan apa yang harus Renjunnie lakukan sebagai bagian dari keluarga Na?"
![](https://img.wattpad.com/cover/200597346-288-k509162.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fonte Di Vita // Jaemren ✔
FanfictionDijual orangtuanya sebagai sumber makanan makhluk yang disebut vampire, Renjun mendapat keberuntungan dibalik kemalangannya. Menjadi 'makanan' Jaemin adalah keberuntungan bagi Renjun. Jaemin x Renjun B x B Renmin/Jaemren