........ but you just stand still.
.
.
.Renjun terduduk manis diatas pangkuan Jaemin. Kedua kakinya melingkar sempurna di pinggang pria yang lebih tua satu tahun darinya itu. Sementara tangannya mencengkram pundak Jaemin erat. Dengan kepala yang sedikit ia miringkan, Renjun membiarkan Jaemin menghisap darahnya.
Ritual makan Jaemin tidak pernah menyakitinya. Namun tangan Jaemin saat ini yang sedang menelusup masuk di balik bajunya lah yang membuat Renjun mencengkram kuat lengan kokoh Jaemin.
"J-Jaemin~"
Suara Renjun keluar dengan nada sedikit mendayu. Jujur, si pemilik suara hampir tidak bisa mengontrol jenis suara yang keluar dari bibir tipisnya. Tubuhnya meremang dan hampir saja pikirannya kosong. Sialnya lagi Jaemin tidak begitu perduli dengan kegelisahannya. Pria itu tetap saja menyentuh Renjun disana-sini. Renjun mengeluh dalam hatinya tentang bagaimana mesumnya prianya ini sejak ia memasuki usia dewasanya.
Huh? Prianya?
Renjun hampir menertawakan dirinya sendiri. Renjun memang milik Jaemin. Ia dibeli oleh pemuda Na itu dan ia tidak pernah melupakan fakta itu. Tapi Jaemin? Oh, dia milik dirinya sendiri. Jaemin bebas memperlakukan dirinya semau dan sesuka hatinya. Dan ia tidak memiliki hak apapun terhadap Jaemin. Begitu lah aturan yang berlaku.
"Eungh~ tolong Jaemin makanlah dengan tenang"
Renjun menggeliat pelan di atas pangkuan pria yang lebih tua. Sungguh, Jaemin membuat konsentrasinya buyar karena sentuhan-sentuhan Jaemin di pinggangnya sangat mengganggu.
Tangah besar Jaemin berhenti, namun tidak mau melepaskan pinggang Renjun. Pria bermarga Na itu dengan keras kepalanya membiarkan tangannya bertengger dibalik kemeja yang Renjun kenakan. Tidak tahu, hanya terlalu senang menyentuh kulit halus Renjun. Dan sekarang dia kecanduan.
Jaemin mengankat wajahnya saat ia selesei makan. Tatapannya bersibobrok dengan manik hitam Renjun yang sangat jernih. Renjun masih bertumpu pada bahunya. Jaemin bisa merasakan tubuh kecil itu melemah. Efek samping dari acara makannya. Jaemin menggigit jari telunjuknya dengan gigi taringnya sebelum memasukannya ke dalam mulut Renjun yang sedikit terbuka. Sial, harusnya dia tadi menggunakan ibu jarinya dan bukan telunjuknya. Karena berbeda jari berbeda pula pandangan yang ia dapat. Selebihnya ia hanya membaringkan Renjun kemudian memelukanya dengan erat.
.
.
.Renjun menguap pelan dan merenggangkan tubuhnya. Ia kemudian duduk di sofa ruang tengahnya dan menatap jam yang menempel di salah satu sisi dinding. Jam 2 sore. Renjun tidak memiliki jadwal kuliah apapun hari ini jadi ia hanya menghabiskan harinya dirumah untuk tidur dan mengerjakan beberapa tugas. Jaemin belum pulang dan Renjun mulai bosan.
Renjun menatap alat gambar yang terdapat diatas meja. Mendengus bosan karena menggambar adalah kegiatan rutinnya saat menunggu Jaemin. Dan itu ia lakukan hampir setiap hari. Seringnya ia akan berbaring terngkurap di lantai dan mulai menggambar dengan santai. Kemudian Jaemin akan mengatakan bahwa ia seperti bocah taman kanak-kanak saat pria itu mendapatinya menggambar dalam posisi itu.
Renjun segera mengalihkan fokusnya dari alat gambarnya saat ia mendengar suara pintu dibuka. Langsung saja dengan semangat Renjun menghampiri orang yang batu saja memasuki rumah. Namun sesaat ekspresi Renjun meredup saat melihat penampilan Jaemin. Pria itu kotor dimana-mana. Beberapa bagian bajunya ada yang terkoyak namun masoh terlihat baik-baik saja tanpa luka.
Renjun menghembuskan nafas. Jaemin pasti ditantang berduel lagi dan hal itu membuat Renjun merasa sedih. Bukan karena ia takut Jaemin terluka, pria itu tidak akan mudah terluka, hanya seja dengan mendapati Jaemin kembali bertarung membuat Renjun sadar bahwa Jaemin masih berkeinginan untuk menjadi seorang penguasa. Yang artinya Jaemin harus menikah dengan putri si penguasa saat ini. Dan Renjun yang sudah dewasa mampu menyadari apa maksud Jaemin saat dulu ia berkata tidak akan meninggalkannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/200597346-288-k509162.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Fonte Di Vita // Jaemren ✔
FanfictionDijual orangtuanya sebagai sumber makanan makhluk yang disebut vampire, Renjun mendapat keberuntungan dibalik kemalangannya. Menjadi 'makanan' Jaemin adalah keberuntungan bagi Renjun. Jaemin x Renjun B x B Renmin/Jaemren