"Renjun-a, apa aku menyakitimu?"
Pertanyaan itu terucap bukan karena Jaemin ingin tahu, bukan pula karena ia ingin memastikan. Jaemin bertanya untuk meyakinkan dirinya sendiri, apa yang kiranya benar-benar ia inginkan. Ia mencoba mencari tahu apa kiranya yang lebih berharga untuknya. Jaemin sadar Renjun terluka karena dirinya, namun pria itu begitu diam tentang perasaannya. Hal itu kadang membuat Jaemin lupa, lupa bahwasannya yang sedang terluka itu adalah sebuah hati.
"Ya"
Jawaban singkat itu, entah bagaimana membuat Jaemin serasa diremat paksa. Dengan hati-hati ia mempererat pelukannya pada tubuh mungil Renjun. Tidak henti-hentinya ia mengecupi pucuk kepala pria manis itu.
"Maafkan aku Renjun-a"
Jaemin berucap meminta maaf. Ia tidak mengharapkan jawaban dari Renjun untuk memaafkannya, namun begitu pria itu hanya diam tanpa jawaban membuat Jaemin merasa dadanya semakin ditekan. Ia kemudian berkali-kali mengucapkan kata maaf namun tak satupun yang Renjun sahuti.
Renjun hanya diam, namun tubuh bergetar itu cukup membuat Jaemin tahu seberapa dalam luka yang dimilikinya. Dengan hati-hati ia angkat tubuh Renjun, ia kemudian memangku pria yang lebih kecil. Di perhatikannya mata yang basah itu, menyelami untuk melihat bayangan dirinya di manik bening Renjun. Jaemin bersumpah, ketiga kalinya ia melihat Renjun menangis dan ini akan menjadi yang terakhir.
Renjun begitu rapuh, namun pria itu sangat jarang menangis padanya. Ia tidak tahu seberapa sering ia menangis pada Haechan, yang Jaemin tahu sekarang adalah ia harus memastikan air mata itu tidak muncul lagi. Diusapnya mata cantik Renjun yang kemudian ia kecup pelan.
"Renjun, aku mencintaimu"
Jaemin tulus. Perasaan Jaemin tiba-tiba begitu menggebu-gebu hingga ia tidak bisa menahannya lagi. Ia ingin Renjun tahu seberapa besar perasaannya. Ia pernah berkata bahwa ambisinya pada Renjun lebih besar dari pada menjadi penguasa. Namun rasa kepuasan saat mengalahkan setiap orang yang menantangnya sempat membuatnya bimbang. Namun malam ini, ia sudah memutuskan dan membulatkan tekadnya. Renjun lah yang ia inginkan, tidak perduli dengan kekuasaan. Ia yakin mampu menjadi seorang penguasa, namun kekuasaan tanpa Renjun bukanlah yang ia inginkan.
.
.
.Lima hari setelah pengakuan cinta Jaemin padanya, Renjun merasa kehidupannya lebih ringan dari sebelumnya. Ia tidak bisa memungkiri perasaan lega yang memenuhi rongga dadanya, membuat ia bernafas dengan lebih bebas. Sebelumnya Renjun selalu dipenuhi pertanyaan tentang bagaimana ia dan Jaemin akan bertahan kedepannya? Apa laki-laki itu pada akhirnya akan memilihnya? Atau bahkan, apa yang harus ia lakukan jika di masa depan Jaemin memilih meninggalkannya?.
Renjun selalu dipenuhi spekulasi-spekulasi yang terkadang membuatnya begitu tertekan. Namun ia sebisa mungkin menyembunyikannya dari Jaemin. Bukan takut pria itu khawatir, namun ia takut bahwa jika ia berani bertanya hal itu akan menyebabkan Jaemin meninggalkannya lebih cepat.
Renjun tidak pernah sadar seberapa besar rasa cintanya pada Jaemin. Karena setiap ia mencoba mengukur perasaanya, di kemudian hari ia akan mendapati bahwa perasaannya lebih besar dari yang ia duga sebelumnya. Renjun rasa empat tahun bersama Jaemin cukup untuk membuatnya mencintai pria itu dengan segala yang ia punya.
Sayangnya empat tahun yang ia lewati bukan hanya kisah cinta yang manis, namun juga pahit disaat bersamaan. Renjun mendapatkan semua perhatian Jaemin, kasih sayangnya, dan juga rasa posesifnya. Namun Renjun tidak benar-benar bisa mendekap pria itu di dalam hatinya. Seperti kebahagiannya selama empat tahun ini hanyalah sebuah imaginasi yang ia bayangkan semata. Terasa membahagiakan namun tidak benar-benar nyata.
Nyatanya tuhan begitu baik padanya. Renjun sangat bersyukur Jaemin menyatakan perasaanya padanya. Renjun merasa setiap langkahnya saat ini begitu ringan. Kebahagiaan menyelimuti dirinya beberapa hari ini, membuatnya tidak bisa berhenti tersenyum.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fonte Di Vita // Jaemren ✔
FanfictionDijual orangtuanya sebagai sumber makanan makhluk yang disebut vampire, Renjun mendapat keberuntungan dibalik kemalangannya. Menjadi 'makanan' Jaemin adalah keberuntungan bagi Renjun. Jaemin x Renjun B x B Renmin/Jaemren