Chapter 9

9.6K 925 150
                                    




Taeyong pulang ke aprtemennya siang hari. Dan sudah mendapati Jeno tengah duduk di sofa seraya menatapnya tajam.

"Darimana saja? Pulang begitu saja tanpa memberitahuku."

Bukankah seharusnya Taeyong yang marah disini? Tapi Taeyong sadar. Bahwa kesalahannya lebih fatal. Bodohnya dirinya lagi-lagi lupa untuk memberi kabar pada Jeno.

"Kau tidak tahu seberapa khawatirnya aku kan? Kau tidak tahu aku tak bisa tidur memikirkanmu sedang berada dimana, dengan siapa?" Jeno menarik nafas mencoba mengontrol amarahnya.

"Jika kau memang sudah bosan denganku katakan saja. Jangan begini. Aku akan mundur jika kau memang sudah tak menginginkanku." Taeyong bisa melihat tatapan kecewa yang Jeno layangkan untuknya. Dan Taeyong sangat tidak menyukainya.

Jeno baru saja akan membuka handle pintu ketika Taeyong menahannya. Ia memeluk lelaki itu erat. Enggan melepaskannya.

"M-maafkan aku.. aku— aku hanya terlalu kesal padamu hingga tak memberimu kabar. Maafkan aku Jeno. Aku tak ingin berpisah denganmu."

"Percuma jika kau terus mengulanginya."

"Tidak! A-aku janji ini yang terakhir. Jenoo maafkan akuu.." Taeyong semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh kekar kekasihnya. Biarlah untuk kali ini ia egois.

Jeno lantas membalikkan tubuhnya. Ia memeluk tubuh mungil kekasihnya dengan erat. "Tolong jangan buat aku khawatir. Aku merasa gila saat tak tahu bagaimana kabarmu."

"Maafkan akuu.." Taeyong menggigit kemeja Jeno. Berusaha meredam tangisannya.

"Untuk kali ini. Jangan kau ulangi lagi kay?"

"Umm.."

"Baiklah.. ayo tidur. Aku mengantuk sekali karena seharian tak tidur karena menunggu kabarmu."

"Maaf.."

Jeno hanya mengusap kepala Taeyong lembut. Ia tersenyum sebelum memimpin jalan ke arah kamar mereka.

"Jika memang ada yang lain selain aku, maaf saja sayang. Tapi aku takkan melepaskanmu."

Jeno tersenyum sinis; meninggalkan Taeyong yang terdiam menatap punggungnya dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang entah kemana.

Ia tak mungkin melepaskan Jeno.

Tapi Taeyong merasa aneh jika harus meninggalkan Jaehyun.

Lalu Taeyong harus apa?





Chaeyeon menatap suaminya yang baru saja pulang. Lagi-lagi lelaki itu harus lembur. Chaeyeon kesal tapi ia tak bisa berbuat banyak.

"Mas? Mau makan—"

"Nanti saja ya. Mas mau tidur dulu. Capek."

Selalu. Selalu jawaban itu ketika suaminya pulang kerumah.

Chaeyeon mengerti. Meski ia terus bertanya-tanya. Pekerjaan suaminya hanya sebagai office boy, namun mengapa harus lembur hingga kelelahan seperti itu?


-o-

Taeyong menggesekkan hidungnya pada leher Jaehyun. Padahal kemarin mereka sudah menghabiskan waktu semalaman bersama, namun entah mengapa rasanya tak cukup bagi Taeyong.

Tapi jika disuruh memilih antara Jeno dan Jaehyun.. Taeyong tak tahu harus memilih siapa. Taeyong mencintai Jeno yang selama ini ada di sisinya, tapi ia sepertinya juga mulai menyukai Jaehyun disaat Jeno tak ada disampingnya.

Pervert Boss ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang