Chapter 12

8.4K 816 170
                                    


Entah sudah keberapa kalinya Taeyong merasa mual pagi ini. Selalu, setiap pagi perutnya begitu bergejolak ingin mengeluarkan sesuatu namun tak ada yang berhasil ia keluarkan.

Entah mengapa perasaannya tak enak. Jantungnya berdegub kencang hingga ia merasa mual lagi.

Ingin memastikan perasaan buruknya, Taeyong kemudian keluar membeli sebuah barang yang dari kemarin terus membayangi otaknya.



Taeyong menatap tak percaya pada Testpack yang berada di tangannya. Taeyong bisa menganggap itu salah jika hanya satu testpack. Masalahnya, Taeyong sudah mencoba 10 merk testpack yang berbeda dan hasilnya sama.

Positif!

Hah.. kepala Taeyong benar-benar pening sekarang. Meskipun salahnya juga tidak memakai kondom saat bermain dengan Jaehyun. Tapi Taeyong kan juga tidak mengira akan mempunyai anak bersama si miskin itu. Sialan!

Kenapa Taeyong begitu yakin bahwa ini anak Jaehyun? Karena ia dan Jeno terakhir kali melakukannya sekitar kurang dari satu minggu yang lalu.

Taeyong segera membereskan semua testpack itu dan memasukkannya kedalam plastik. Ia bergegas pergi keluar untuk mencari Jaehyun.


"Aku hamil." Taeyong melemparkan semua hasil testpack positifnya ke wajah Jaehyun. "Sudah ku bilang untuk mengeluarkannya diluar tapi kau tak mendengarkanku! Sekarang lihat? Aku hamil anakmu sialan!"

Jaehyun terdiam menatap kearah beberapa testpack yang tercecer dilantai. Ia lalu mengambil salah satunya untuk memastikan. Jaehyun lalu menatap tubuh Taeyong lama. Jika diamati, memang Taeyong terlihat lebih berisi dibanding sebelumnya.

Jaehyun tersenyum lebar lalu menghambur kearah Taeyong. Jaehyun memeluk lelaki mungil itu erat. "Aku akan bertanggung jawab."

"Ha ha. Tidak usah. Aku hanya ingin memberitahumu. Lagipula aku akan meminta pertanggung jawaban Jeno saat ia pulang dari Busan besok." Balas Taeyong. Ia melepaskan pelukan Jaehyun dan meninggalkannya yang hanya bisa membeku dengan tatapan kosong menatap nanar kepergian Taeyong.

"Tapi dia anakku Taeyong." Jaehyun berbisik lirih. Tangannya terkepal menahan amarah. Ia lalu tersenyum licik sebelum menjilat bibir bawahnya menggoda. "Aku tidak akan melepaskanmu Taeyong, camkan itu."


-o-


Jaehyun berlari tunggang langgang menuju salah satu rumah sakit di kotanya. Ia baru saja mendapat telepon dari rumah sakit bahwa istrinya tengah dirawat disana.

Rupanya, saat akan menyebrang jalan sehabis dari mini market dekat rumahnya, istrinya tertabrak sebuah mobil.

Jaehyun yang mendengarnya sontak terkejut. Jantungnya terasa terjun kebawah saat mendengar berita tersebut. Jaehyun mungkin tak masalah dengan Chaeyeon, tapi bagaimana dengan bayinya? Anaknya?

Jaehyun tak kuasa mendengar sesatu yang buruk terjadi pada calon bayinya.


"Dengan suami nyonya Chaeyeon?"

"Y-ya! Saya pak."

"Mari ikut saya sebentar."

"Mohon maaf bapak. Saya tidak bisa menyelamatkan kandungan Nyonya Chaeyeon. Rupanya, janin dalam kandungan Nyonya Chaeyeon sudah meninggal didalam saat perjalanan menuju kemari. Pendarahan yang terjadi pada Nyonya Chaeyeon sangat banyak dan terjadi terus menerus. Apalagi ketubannya pecah saat berada di lokasi. Menyebabkan janin yang ada dikandungan Nyonya Chaeyeon tidak bisa diselamatkan. Oleh sebab itu, saya akan melakukan kuretase. Mungkin kedepannya Nyonya Chaeyeon akan susah hamil karena rahimnya cukup lemah. Tapi jika bapak berusaha dan berdoa, saya yakin Tuhan akan memberikan bapak jalan keluar. Mohon bersabar pak. Saya tahu bapak kuat." Dokter itu menepuk pundak Jaehyun sebelum berlalu.

Pervert Boss ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang