Chapter 13

7.8K 816 66
                                    



Setelah menerima panggilan telepon dari Taeyong bahwa lelaki mungil itu merindukannya; Jaehyun dengan segera pergi mandi sebelum meluncur ke tempat Taeyong.

Jaehyun mengelus tangan Chaeyon sebagai isyarat berpamitan. Ia merasa sedikit bersalah saat melihat istrinya tidur dalam keadaan mata bengkak. Chaeyeon sempat sadar sebelum kemudian kembali tertidur karena kelelahan menangisi kepergian calon bayi mereka.

"Mas pergi dulu ya Chae.. maafin mas kalo belum bisa jadi suami yang baik buat kamu."

Jaehyun mengecup kening istrinya sebelum pergi. Meninggalkan Chaeyeon yang perlahan membuka matanya dan memandang sendu ke arah pintu yang akhirnya tertutup.

Mata sembabnya melirik ke arah jam di dinding. Ini masih pukul 2 pagi. Kemana suaminya pergi?

"Apa mas Jae mau ninggalin aku karena aku gagal melindungi calon bayi kita?" bisiknya dengan suara parau. Sebelum kembali menangisi keguguran anak pertama mereka.

.

.

.

"Jaehyunieee~" Taeyong langsung melompat ke arah Jaehyun yang untungnya dengan sigap menangkapnya.

"Jaehyunie menginap kan? Kan? Kan?" Ucap Taeyong seraya menggesekkan hidungnya pada perpotongan leher Jaehyun. Ia memberikan kecupan basah karena menyukai wangi tubuh lelaki itu.

Baunya seperti parfum murahan. Tapi Taeyong menyukainya!

"Umm.. maaf Tae, sepertinya tidak bisa." Balas Jaehyun ragu. Lelaki tampan itu berencana pulang saat pagi hari, ia tak tega membiarkan Chaeyeon sendirian ketika ia masih terpuruk.

"Eeh? Kenapa.." Taeyong menatap Jaehyun dengan tatapan kecewa yang kentara. Jaehyun bahkan dengan gilanya bisa membayangkan bahwa jika Taeyong seorang hybrid, kedua telinga itu pasti sudah layu.

Jaehyun lantas berjalan ke arah sofa terdekat. Dengan masih menggendong Taeyong, ia mendudukan lelaki mungil itu dipangkuannya.

"Chaeyeon kecelakaan. Dan calon bayi kami tak bisa selamat. Ia pasti merasa bersalah dan depresi. Jadi aku harus menemaninya."

Telinga Taeyong sedikit geli saat mendengar nama istri Jaehyun. Tapi dengan segera ia menepisnya. Tak mungkin Chaeyeon istri Jaehyun adalah.. Chaeyeon yang itu, kan?

"Tapi kan sudah ada baby disini." Tangannya menepuk pelan perutnya yang masih rata dengan wajah memelas. "Aha! Bagaimana jika aku ikut?"

Jaehyun mengernyitkan dahinya sebelum menggeleng pelan. Sepertinya itu bukan ide yang bagus. Lagipula ia belum memberitahukan Chaeyeon tentang keadaan Taeyong saat ini.

"Siang hingga malam aku disini kok. Hanya pagi hingga siang saja aku disana. Besok-besok saja ya. Aku juga belum cerita sama Chae."

"Jaehyunie gak sayang yongie ya? Jaehyunie jahat huaaaa!" Taeyong mendengus kesal sebelum berlari ke arah kamarnya sembari menangis keras.

"S-sayang! Bukan begitu!" Teriak Jaehyun.

Jaehyun menghela nafas sebelum berlari menyusul calon istri keduanya.


-o-

Jeno membaringkan tubuhnya dengan nafas terengah. Ia begitu kelelahan karena jadwalnya begitu padat. Hingga ia tak sempat mengabari kekasih mungilnya barang sebentar saja.

Tapi tak apa. Itu semua terbayarkan karena besok ia akan pulang dan segera melangsungkan pernikahan yang mereka impikan sejak masih di sekolah menengah atas.

Pervert Boss ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang