Chapter 5

11.9K 1K 85
                                    


Jaehyun menatap langit-langit kamarnya. Jam sudah menunjukkan pukul dua belas malam, namun ia tak kunjung mengantuk. Otaknya terus-terusan mengingat kejadian tadi siang.

Bagaimana raut wajah kenikmatan bosnya. Apalagi suara merdunya saat secara tak sengaja mendesahkan namanya.

"Ahh J-jaehyun? Hnghh.."

Jaehyun tiba-tiba bergidik geli saat suara atasannya kembali memasuki telinganya. Ia kemudian berbalik memeluk tubuh istrinya erat. Hingga Chaeyeon yang setengah tidur terbangun.

"Jaehyunie? Kau tegang?"

Jaehyun tak menjawab. Ia makin menenggelamkan wajahnya pada rambut istrinya. Mencoba menenangkan detak jantungnya yang meningkat hanya karena memikirkan Taeyong.

"Kau ingin? Aku bisa memberimu blowjob."

Tangan Chaeyeon hendak mengelus kejantanan suaminya dari balik celana namun dengan cepat Jaehyun mencegah. "Tidak. Kau tidur saja. Aku lebih baik ke kamar mandi."

"Eh tapi—"

"Shh.. aku tak ingin kau dan bayi kita kenapa-napa."

Jaehyun pergi ke kamar mandi dan meloloskan celananya yang membuat kejantanannya sesak. Ia mengurut kejantanannya dengan pelan seraya membayangkan Taeyong mengulum penisnya.

"Sial, aku punya Chaeyeon tapi kenapa malah Taeyong yang terbayang?"





"Jaehyun! Kebetulan kau disini. Ini untukmu. Jangan lupa datang ya! Ajaklah istrimu sekalian, bye.."

Belum sempat Jaehyun membalas, Taeyong sudah melenggang pergi. Lelaki tampan itu entah mengapa merasa perasaannya tak enak. Ia lalu kembali berjalan seraya membaca kartu undangan yang diberikan atasannya.

 Ia lalu kembali berjalan seraya membaca kartu undangan yang diberikan atasannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Jaehyun tahu ini akan terjadi. Bosnya akan segera bertunangan. Tapi kenapa ia masih merasa sesak? Jantungnya terasa terjun ke bawah saat membacanya.

Lalu kenikmatan kemarin adalah biaya yang harus ia bayar sebagai timbal balik biaya persalinan istrinya.

Tak bisakah—


Tak bisakah Jaehyun membayarnya dengan tubuhnya tanpa perlu menyerahkan separuh hatinya?






Taeyong menutup pintu ruangannya dengan gusar. Sial! Wangi parfum murahan Jaehyun berhasil membuatnya terangsang! Rasanya Taeyong ingin merengkuh kembali tubuhnya lalu mengecapnya kemudian memberi tanda di seluruh tubuhnya dan bercinta sepuasnya.

Ah.. bukan bercinta. Seks lebih tepatnya. Karena tidak ada perasaan diantara mereka.

Taeyong menghela nafas dalam sebelum menempelkan pantatnya pada pintu. Berusaha agar vibrator yang menusuk lubangnya bergetar masuk semakin dalam.

Ia mengeluh nikmat sembari membayangkan Jaehyun tengah menggempur lubang analnya kembali.

"Nghh J-jaehyun.."

Sial! Kenapa bukan Jeno yang ia bayangkan?


-o-


"Kenapa wajahmu kusut begitu? Ini masih pagi Jaehyun, dan wajahmu sudah mengerikan."

"Diamlah. Aku sedang tak ingin bicara denganmu." Sahut Jaehyun ketus.

Lucas hanya menggelengkan kepalanya maklum sebelum mata bulatnya menatap sebuah benda yang berada di genggaman milik temannya. "Eh, itu kan surat undangan pertunangan si bos cantik dengan kekasihnya."

Lucas merebut surat undangan itu lalu membacanya keras-keras. Berhasil membuat Jaehyun mendengus kesal lalu menjentikkan jarinya pada dahinya.

"Tidak usah kau baca keras-keras aku bisa mendengar brengsek!"

"Siapa tahu kau mendadak tuli." Gumam Lucas

"Aku mendengarnya!"

"Hehe.. ah Jaehyun, kau akan datang bersama istrimu kan? Aku penasaran bagaimana rupa istrimu.. apakah ia lebih cantik dari si bos cantik? Hmm.. sepertinya tidak. Makanya kau bisa berpaling darinya." Lucas bersiul polos.

Jaehyun mendelik menatap Lucas. Jika boleh jujur, Jaehyun dalam hati juga mengiyakan hal tersebut. Namun ia gengsi tentu saja jika menyetujui perkataan Lucas. Mana ada lelaki lebih cantik dari pada perempuan? Apalagi ini istrinya.

"Jaehyun."

"Jika kau memang memiliki perasaan pada si bos cantik, lebih baik kau kubur dalam-dalam perasaanmu itu dan cobalah mencintai istrimu lagi. Kau tahu kan, kita tidak sama dengannya?" Lanjut Lucas serius. Ia menepuk pundak temannya prihatin sebelum kembali melakukan tugasnya.

Jaehyun yang mendengaenya hanya menghela nafas lelah sebelum meremat meja didepannya hingga tangannya terasa kebas.

Setelah berhasil menenangkan dirinya, Jaehyun bersiap menyiapkan minuman Taeyong lalu mengantarkannya ke ruangannya. Jaehyun berdoa, semoga dia tak melihat adegan tak senonoh seperti kemarin agar otak polosnya tak teracuni lagi.

Tapi beda ceritanya jika Jaehyun yang menjadi salah satu pemainnya. Jaehyun dengan senang hati akan—

Aish! Apa yang kau pikirkan Jung Jaehyun?! Ingatlah istrimu dirumah!

Jaehyun mengetuk pintu lalu membukanya setelah dipersilahkan. Lelaki tampan itu berjalan meletakkan minuman sang atasan sebelum pamit undur diri.

Ketika tangannya menyentuh knop pintu, sepasang lengan hangat tengah memeluknya dari belakang. Dibarengi dengan kecupan pada lehernya.

"Aku merindukanmu."

Membuat pertahanan yang Jaehyun baru saja bangun seketika hancur.



TBC

Pervert Boss ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang