HARI ini sepasang kuda bersurai putih terlihat sudah terpampang di halaman asrama. Di tambah beberapa orang pengawal juga nampak bersiap siaga di sana.
Ya, hari ini James dan Victoria akan pulang ke kerajaan. Dan keberangkatannya ini tentu saja di dampingi oleh sambutan selamat tinggal dari para penghuni asrama sebagai bentuk rasa hormat.
Mata James sekarang bergerak ke arah Lily yang berdiri di depan pintu asrama. Tentu saja gadis kecil itu lebih memilih untuk tinggal di asrama dan tidak ikut pulang bersama James ke istana.
Dengan menghela nafas pelan, James melangkahkan kakinya untuk mendekati sosok itu. Sementara Lily yang merasa bahwa James tengah berjalan ke arahnya, refleks merentangkan kedua tangannya--bermaksud untuk menerima pelukan.
Namun detik berikutnya Lily tersentak ketika James datang mendekati bukan untuk memeluknya, melainkan untuk memeluk seorang gadis lain yang berdiri tepat di belakang Lily. Siapa lagi jika bukan Clara.
"Aku akan merindukanmu," bisik James tepat di telinga Clara. Hal tersebut membuat Clara menelan salivanya dengan susah payah karena dengan aksi James ini, membuat dirinya menjadi pusat perhatian semua orang.
Berbeda halnya dengan Lily yang kini memasang mimik wajah kesal. Apalagi ketika kaki jenjang James berada tepat di depannya, sehingga sekarang posisi tubuh Lily terhimpit oleh James dan Clara yang sedang berpelukan.
Dengan kesal, Lily mendorong kaki jenjang James dengan tangan mungilnya hingga berhasil melepaskan pelukan tersebut.
"Sesak tau! Lily kejepit!" omel Lily setengah berteriak. Sementara orang-orang yang mendengarnya hanya bisa tertawa.
James lalu mengubah posisinya menjadi jongkok. Lelaki ini menatap adik kecilnya lalu berkata, "Kamu jangan nakal di sini. Jangan bikin repot orang lain."
Lily mengembungkan pipinya sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Enggak lah! Lily kan mandiri!" balasnya.
Tangan Lily lalu bergerak untuk memeluk kaki Clara dan melanjutkan ucapannya, "Sekarang kan ada kak Clara. Dia bakalan jagain Lily di sini. Iya kan, Kak?" tanya Lily seraya mendongakkan kepalanya untuk menatap Clara.
Clara mengulum senyum untuk membalasnya. "Iya. Kakak bakalan jagain kamu di sini," jawab Clara seraya mengelus pucuk rambut Lily dengan lembut.
James mengangguk. Tetapi sebelum dirinya benar-benar pergi, ia ingin terlebih dahulu memastikan sesuatu. "Kamu yakin tidak ingin ikut denganku, Clara?" tanya James, kesekian kalinya.
Dan dengan jawaban yang masih sama, Clara menganggukkan kepalanya. "Aku yakin, Yang Mulia. Aku masih tetap ingin tinggal di sini," balas Clara mantap.
James mendengkus, sedikit kecewa dengan jawaban Clara. Padahal jika seandainya Clara ikut ke kerajaan, tentunya James akan bisa lebih banyak meluangkan waktunya untuk bersama.
"Kalau begitu, aku pergi ya," pamit James, memundurkan langkahnya kemudian berpamitan kepada semua orang.
Dengan disertai lambaian perpisahan dari para penghuni asrama, akhirnya kuda yang ditunggangi oleh James dan Victoria beserta beberapa pengawal itu melaju pergi dari halaman asrama.
Sampai jumpa lagi,
Yang Mulia.***
Setelah kepulangan James ke istana, Clara menjalankan aktivitas sehari-hari nya seperti biasa. Sekarang gadis ini diajak oleh Lea untuk pergi mengunjungi Felix, berniat untuk memberi makan harian kepada tahanan itu.
Awalnya Clara ragu, karena tentu saja orang tersebut cukup berbahaya. Tetapi Lea berhasil meyakinkannya bahwa Felix tidak akan bisa melukainya, karena lelaki itu sendiri tengah di penjara di balik jeruji besi.
Alhasil, kini Clara melangkahkan kakinya mengikuti kemana Lea melangkah. Kedua gadis ini berjalan berdampingan untuk memasuki sebuah ruangan cukup besar yang di dalamnya terdapat jeruji besi yang terpasang rapi.
Namun, sebelum mereka berdua benar-benar masuk, kemunculan Mrs. Pollent dari sana sukses membuat Lea maupun Clara tersentak kaget.
"Mrs?" panggil Lea, sedikit heran ketika melihat keberadaan sosok tersebut. Apalagi ketika Lea maupun Clara tersadar bahwa mata Mrs. Pollent terlihat sembab. Seperti ... baru saja menangis.
"Kalian mau memberi makan kepadanya?" tanya Mrs. Pollent, di sambut dengan anggukan dari Lea maupun Clara.
"Bagus." Mrs. Pollent mengangguk kecil. "Setelah itu siapkan makan siang untuk anak-anak hari ini ya, Lea." Setelah mengatakan hal tersebut, Mrs. Pollent melenggang pergi dari sana dan meninggalkan Lea dan Clara yang masih dilanda kebingungan.
"Apa Mrs. Pollent memang sering mengunjungi Felix seperti ini?" bisik Clara setelah memastikan bahwa Mrs. Pollent benar-benar pergi dari sini.
Lea mengangguk acuh. "Ya, sesekali," jawabnya kemudian.
"Tetapi kenapa tadi matanya terlihat sembab?"
Lea mengangkat kedua bahunya dan menjawab, "Entahlah, setiap kali setelah mengunjungi Felix, dia selalu terlihat seperti itu. Sudahlah, Clara, kita sudah terlambat. Ayo!" Lea lalu menarik tangan Clara untuk masuk ke ruangan tersebut.
Hingga di sini, Clara bisa melihat dengan jelas ada sesosok lelaki yang tengah di rantai di sana. Posisinya sekarang hanya ada benteng dari jeruji besi yang membatasi posisi antara Felix dan juga Clara--Lea.
Keadaannya terlihat berantakan. Lelaki itu sekarang tengah duduk dengan posisi kedua kaki yang terbuka. Rambut dan jenggotnya juga sudah terlihat panjang. Dan sekarang, mata tajam itu menatap intens ke arah Clara.
"Siapa dia, Lea? Anggota baru di sini? Aku baru pertama kali melihatnya," ujar Felix dengan suara bariton nya.
Lea menaruh sebuah piring berisi makanan tersebut tepat di depan jeruji besi. Lalu setelah itu Lea menjawab, "Dia Clara. Orang yang akan membantu Pangeran James untuk melenyapkanmu."
____________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am a Hero [END]
FantasyFantasy--Romance --------------------------------- Percaya atau tidak percaya ... Dunia memang dipenuhi dengan berbagai misteri. Masih ada banyak sekali rahasia yang belum terungkap. Dan hal itu, sangat dipercayai oleh sesosok gadis lugu bernama Cla...