Penantian Cinta 26

347 14 0
                                    

Warna jingga yang menghiasi langit saat ini tidak membuat 5 remaja tersebut pergi dari tempat berdirinya, bahkan mereka malah asik menikmati lahirnya petang yang menciptakan pemandangan menakjubkan. 

"Alika, fotoin gua!!" teriak Sitta menggangu suasana yang sedang di nikmati oleh teman - temannya. 

"berisik deh, ganggu aja temen lu lagi anteng." sahut Raka yang tak jauh dari tempat Sitta berdiri. 

"Raka fotoin gua ya, ya, ya, plisss" mohon Sitta yang membuat Raka menghela pasrah. 

Alika yang baru saja ingin beranjak dari tempatnya berhenti, ia melihat tingkah temannya itu hanya mampu menggeleng - gelengkan kepala, dan kemudian ia kembali beralih melihat lukisan tuhan yang paling indah. 

"ka lu motoin apaan si?  heran dah gua, mana keliatan si muka lu sit?" ujar Anjar yang merasa terganggu dengan kegiatan Sitta dan Raka, bukan cemburu tapi kedua temannya itu berpose tepat di depan anjar yang  sedang asik menikmati indahnya sunset. 

"gatau nih nenek lampir, biasa lah" jawab Raka seadanya. 

"ihh lu berdua kenapa si? ga bisa liat orang seneng banget! sini deh gausah foto - foto gua lagi"  Sitta yang merasa tak didukung pun senantiasa merampas benda pipih berbentuk persegi panjang miliknya dari tangan Raka dan berlalu sambil menghentak - hentakan kakinya, ia merasa kesal dengan perkataan Raka dan anjar yang selalu saja mencari masalah dengannya. 

"yah kan ngambek njar, elu sii!" keluh Raka merasa tak enak dengan Sitta 

"lah kok gua?" anjar menaikan sebelah Alisnya, " orang lu berdua yang ngalangin gua kok." lanjutnya membela diri. 

" ya ngalah kek njar, udah tau Sitta PMS tiap hari," sahut Raka yang di balas kekehan oleh anjar, Sitta yang masih mendengar itu mengeluarkan sumpah serapahnya kepada dua orang lelaki itu. 

Alika tidak menyadari apa yang dilakukan temannya yang sedang sibuk kejar - kejaran, ia terlena dengan lamunanya sendiri, memang itu kebiasaan Alika di manapun tempat yang membuat ia nyaman bisa dipastikan Alika akan berlama - lama berbicara pada hati kecilnya sendiri. 

"eh, kesambet lu." senggolan kasar yang membuat Alika terlonjak kaget dan sadar dari lamunanya. Akbar. Orang yang sedaritadi memenuhi benaknya. 

"Noh temen - temen lu pada kejar - kejaran." tunjuk Akbar yang merasa malu melihat tingkah adiknya seperti anak kecil. 

"kenapa?" tanya Alika yang hanya di balas dengan gindikan bahu. Alika pun diam dan berpikir itu bukan masalah besar, toh teman - temannya memang sudah biasa melakukan hal itu ketika mereka berhasil membuat sahabatnya kesal. 

"Akbar" panggil Alika sedikit berteriak karena Akbar menciptakan jarak di antara mereka. 

"hm." 

"pulangnya nanti yaa," Alika yang dari tadi tidak melepas pandangannya pada Akbar kemudian beralih menatap langit di depannya. 

Sekarang bergati Akbar yang memperhatikan Alika. "lo suka sunset?" tanyanya walaupun ia sudah mengetahui jawaban itu. 

Alika menggangguk antusias. "aku suka semua hal yang indah."  'termasuk kamu' batinnya.

Akbar hanya diam, memandang lurus kedepan. Kemudian ia beralih memandang Alika tajam. "besok kita ketemu lagi di tempat biasa, ngebahas rencana kita. Lo ga lupa kan?" ucapnya datar. 

'deg' 

Alika yang mendengar kata - kata barusaan merasa seakan ribuan jarum menusuk dada kirinya. ia hanya bisa menatap punggung tegap akbar, yang berlalu pergi tanpa menunggu gadis itu mengucapkan sepatah kata pun. 

Penantian Cinta [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang