Penantian Cinta 36

17 0 0
                                    

Guys ini masih flashback on tentang kedekatan Sitta dan Raka yaaa. Disini aku bakal ceritain kehidupan Sitta tipis - tipis. Happy readings🫶🏻

——————————————————————

"Sit, tolong bantu bunda yuk bungkus pesanan." Titah bundanya yang berdiri didepan pintu kamar Sitta.

"Iya bun, aku rapihin ini dulu yaa," jawab Sitta yang baru selesai menyelesaikan pendaftaran kuliahnya.

Setelah beres, kakinya melangkah menuju tempat khusus untuk membuat pesanan. Sitta merupakan anak ke dua dari dua bersaudara. Ia mempunyai kakak laki - laki yang bernama Sadam. Ayahnya sudah lama meninggal sejak Sitta masih kecil karna kecelakaan. Itulah yang membuat Bundanya harus membuka jasa ketring untuk pemasukan sehari - hari mereka. Karena pasti uang warisan yang ayahnya tinggalkan akan habis lama kelamaan.

Hal ini yang membuat Sitta jadi pribadi yang berani dan mandiri, ia tak segan - segan meneriaki siapapun yang menyakiti orang terdekatnya.

"Ada berapa pesanan bun hari ini?" Tanya Sitta yang sudah sampai didekat bundanya.

"Alhamdulillah, 200 box Sit. Buat santunan anak yatim," jawab bundanya dengan mata berbinar.

"Alhamdulillah ya bun, setiap hari ada aja yang pesan," ujar sitta yang sibuk merakit box nasi ditangannya.

"Tapi ya bun, kalo sitta saranin sih mendingan bunda rekrut karyawan aja, lumayan kan bisa bantu - bantu bunda, siapa tau ada ibu rumah tangga di sini yang butuh kerjaan, hitung - hitung kita bisa bantu ekonomi mereka juga yang kurang," lanjutnya antusias

"Hmmm, bener juga sih apa yang kamu bilang, apalagi kamu udah masuk kuliah sekarang pasti tambah sibuk yaa, bunda juga gak mau ganggu waktu kuliah dan istirahat kamu." Balas bunda menimbang saran dari Sitta.

"Yaelah bun, aku mah gak masalah kali klo harus bantu bunda, Cuma kan sekarang ini kalau aku liat - liat pesanan bunda makin hari makin banyak. Aku gak mau aja bunda kecapean kalau harus kelola sendiri." Jelas Sitta tak mau kalah.

"Nanti deh sit, bunda coba tanya ibu komplek sini, kamu juga bantu cari tau yaaa." Jawab bundanya dengan senyum

"Gampang itu mah bun," balas Sitta semangat

"Bun, ini kaya biasa kan diisinya?" Tanya Sitta sambil mulai mengisi paket box yang sudah siap dirakit.

"Iya kaya biasa aja, jangan lupa Sit itu ada amplopnya juga diisi diboxnya ya," jelas bundanya seraya menunjuk amplop di atas meja.

"Oke siap bu bos,"  Sitta mengangkat tangannya seraya memberi hormat pada sang bunda

"Ohh iya sit, gimana kabar Alika?" Tanya bundanya dengan raut khawatir.

"Alhamdulillah, udah sadar bun, tapi ya belom boleh pulang sama dokter," Sitta merasa lega sekaligus murung.

"Kasian yaa anak itu, tolong bilangin ya sit ke tante intan bunda gak sempet jenguk, duhh bunda jadi gak enak." Ujar Bunda merasa gelisah.

"Tenang aja bun, tante intan ngerti kok. Lagian ya bun sitta aja klo jenguk Alika diusir loh sama calon tunangannya." Di akhir kalimat Sitta memajukan bibirnya 1 sentimeter.

Penantian Cinta [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang