Penantian Cinta 23

401 9 9
                                    

"Ema lu mana al?" Tanya Raka yang sedang duduk di atas sofa bersama Sitta yang sedang asik memainkan game di ponsel milik Alika. Lalu kemudian lelaki itu memeluk toples berisi makanan ringan yang sebelumnya di atas meja seolah – olah itu adalah miliknya.

"Lagi keluar sama ayah," sahut Alika sambil meletakan minuman berwarna orange di atas meja.

"Oh, kemana emang?" Tanyanya lagi saat Alika sudah duduk di tengah – tengah mereka.

"Kepo lu," cetus Sitta merasa jengkel mendengar pertanyaan – pertanyaan Raka sedari tadi yang tanpa henti. Memang lelaki itu baru pertama kali kerumah Alika, karena disaat ada kegiatan kerja kelompok Raka sering kali menciptakan beribu alasan untuk tidak hadir karena malas.

"Lah dari pada diem mulu kaya orang slek mending gua nanya – nanya. Pengen banget di ajak si lu," racau Raka tak mau kalah yang dengan sengaja melemparkan makanannya. 

"Anjar mana ka? Kok belum dateng?" potong  Alika mengalihkan perdebatan Sitta dan Raka. Yang ia tau rumahnya nanti akan berantakan karena dua orang itu pasti akan kejar – kejaran.

"Au dah tuh bocah kemana," jawab Raka lalu memakan snack yang berada di pelukannya itu.

Setelah acara prom night dua hari yang lalu, memang mereka sepakat untuk berkumpul di rumah alika. Guna untuk membahas rencana liburan mereka yang belum ada tujuan dan sekaligus melepas rasa rindu tidak bertemu satu sama lain.

Sitta dan Raka sudah datang sedari tadi, kini tinggal anjar yang belum sampai di rumah alika. Padahal kemarin anjar yang paling semangat untuk datang ke tempat tinggal gadis itu.

"Ya lu chat lah gimana si! " sergah sitta.

"Lu aja sono ngapain nyuruh – nyuruh gua," Ujar Raka membela dirinya sendiri.

"Lu kan temennya bego," cela Sitta lagi tidak mau kalah. Alika yang mendengar perdebatan antar kedua temannya itu seakan malas ikut campur dengan urusan mereka. Ia memilih berjalan ke dapur untuk membuat sesuatu.

Alika sudah mulai melakukan kegiatannya mengobrak – abrik seisi dapur. Samar – samar masih terdengar suara Raka dan Sitta yang saling melemparkan kata – kata pedas. Ia hanya bisa menghembus nafas lelah.

"Bikin apaan lu al?" Suara tanya Sitta yang tiba – tiba muncul membuat Alika hampir terkejut karena ulahnya.

"Ager," Tutur Alika singkat. Dan Sitta hanya menaik turunkan kepalanya.

"Udah ributnya?" sindir Alika yang sedang mengaduk - aduk agarnya di atas kompor menyala. "Heran aku setiap ketemu pasti ada aja deh yang di ributin, hati – hati loh sit jangan terlalu sering kesel sama cowok nanti lama – lama kamu jadi suka loh sama dia." Lanjut Alika menakut – nakuti temannya.

Sitta yang mendengar ucapan Alika itu bergidik ngeri membayangkan jika ia memang benar- benar suka pada cowok semacam Raka. "Idih aku juga mIlih – milih kali al kalo mau suka sama orang, kaya ga ada cowok lain aja." 

Alika tersenyum geli mendengar jawaban teman kecilnya itu. "Sit, yang namanya suka sama orang itu kita ga bisa milih. Rasa suka itu datang secara tiba – tiba, bahkan saat kamu ga pengen rasa itu ada." Jelas alika. Ia sudah sangat berpengalaman dari apa yang terjadi dengan dirinya selama ini, tapi tentu saja Alika selalu bersyukur karena dengan begitu ia akan terus belajar menjadi pribadi yang lebih dewasa lagi.

"Udah deh ga usah bucin." Sitta mencela perkataan temannya, ia sangat malas meladeni topik yang menurutnya tidak menarik dan dia pun tidak tertarik. (iya lah orang ga menarik wkwkw – author) abaikan oke?alasseo. Alika tidak menanggapi perkataan temannya itu karena ia sibuk menuangkan agar – agar yang sudah masak kedalam cetakan.

Penantian Cinta [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang