Halcyon

7K 429 17
                                    

Halcyon (n); a periode of time in the past was idyllically happy and peaceful

June 21, 2029
Kaisoo's House, Seoul, South Korea

Kyungsoo tengah berbaring di samping putranya sambil menepuk lembut pantat anak itu. Taeoh sendiri tampak damai menjemput mimpinya setelah seharian bermain bahkan tertawa terlalu banyak yang sempat membuat Kyungsoo khawatir. Disisi lain ada suaminya yang tampak hanyut menatap putranya sambil sesekali menusukan jarinya kepipi bocah itu.

Sejak kakinya terluka pria itu memang lebih banyak menghabiskan waktunya dirumah, ah. . .lebih tepatnya menghabiskan waktunya untuk Taeoh. Ada beberapa hal yang baru Kyungsoo ketahui dari keduanya, cara mereka berdua merengek, mengerucutkan bibir, gemas bahkan cara tertawa mereka benar-benar sama yang kadang membuat Kyungsoo bingung dengan tingkah keduanya.

"Dia tumbuh terlalu cepat dan aku merasa tertinggal sekarang" gumam Jong-in sambil mengusap keringat dikening Taeoh. Kyungsoo hanya bisa menghela nafas lelah, dia sudah berulang kali mengatakan pada pria itu untuk tidak terlalu memikirkan bagaimana posisinya dimata Taeoh karna, sekalipun dia jarang berada disisinya tapi Taeoh jelas sangat mendukung ayahnya. Keluhan boacah itu hanya merindukan ayahnya. Tidak lebih.

"Aku mungkin tidak akan tahu kapan pertama kali Taeoh melangkah jika kau tidak mengirim video itu padaku" ujar Jong-in lagi yang tersenyum miris.

" kenapa kau jadi cengeng sekali, hm?" Sahut Kyungsoo setengah bercanda. Taeoh yang merasa tepukan dari ibunya menghilang mulai mengumam dan merapatkan diri ketubuh Kyungsoo.

"Aish. . ." Dengus Jong-in sambil menarik tubuh putranya hingga berbalik arah menghadap kearahnya. Kyungsoo hanya bisa menggeleng heran, harusnya pria itu sadar putranya memiliki sifat yang menurun darinya. Lihat saja, seharian yang mereka lakukan hanya bergurau hingga tertawa berlebihan dan bertengkar.

Pertengkaran mereka sangat sepele bahkan kekanakan. Oke yang dimaksud disini adalah suaminya. Bagaimana tidak, Taeoh seharian mendeklarkan dirinya akan menikahi ibunya saat dewasa sedangkan sang ayah dengan kekanakannya tidak mau mengalah dan berakhir pada tangis anak itu.

" Dia anakmu Kim, jahat sekali" protes Kyungsoo lirih.

" mau anakku sekalipun tidak ada yang boleh merebutmu dariku."

"Dasar gila" ujar Kyungsoo sambil bangkit dari ranjang setelah memastikan Taeoh tidur nyanyak. Tidak ada waktu untuk ikut tidur siang atau mereka semua tidak akan mendapat makan malam. Jong-in hanya tersenyum sambil memperhatikan punggung sang istri yang sudah menghilang dari balik pintu.

***

January 13, 2026
Kaisoo's House, Seoul, South Korea
22.03 P.M

Kyungsoo berdiri didepan pintu gerbang rumahnya sambil menendang tumpukan salju asal untuk menghilangkan bosan, sesekali dia memainkan ponselnya atau berlari kecil menghilangkan dingin yang menghinggapi tubuhnya. Dia menunggu seseorang yang sepertinya sudah satu minggu meninggalkannya sendiri dirumah. Ya, rumah yang dibelikan oleh suaminya satu tahun yang lalu tepat dua hari setelah upacara pernikahan, dan tepat hari ini adalah hari satu tahun pernikahan mereka.

Dia bahkan tidak pernah membayangkan akan mendapat lamaran seperti itu dimana posisinya dia tidak bisa menolak. Pria itu dengan nekad melamarnya lewat ayahnya, tanpa dia ketahui. Pria itu dengan cerdiknya meminta restu saat Kyungsoo sedang membuatkan minum, ayahnya yang saat itu tidak tahu bahwa dia dan Jong-in sudah tidak memiliki hubungan apapun lagi dengan bahagia menerimanya. Lucunya ayahnya panik saat Kyungsoo mengatakan bahwa Jong-in dia tidak memiliki hubungan seperti itu, parahnya Kyungsoo hanya tersenyum geli, ayahnya jelas bingung atau mungkin malu jika kali ini dia mengatakan akan menolak pria yang selama ini sudah dia anggap sebagai menantu idamannya sedangkan Kyungsoo yang melihat kepanikan ayahnya mengatakan dengan enteng 'ayah menerima lamarannya? Ya sudah, aku kekasih pria hitam itu kalau begitu. Selesai kan?'

PsithurismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang