Name

2.1K 251 27
                                    

Sometimes when I need a miracle, I look into my children's eyes and realize.
I've already created one


Kyungsoo menyeringit saat sorot lampu yang meringsek masuk ke matanya dan serangannya nyeri hampir di seluruh tubuhnya. Dia juga bisa merasakan seseorang menggenggam tangannya dan membantu menghalangi sinar lampu yang membuatnya silau. Wanita itu tersenyum saat hal pertama yang dia lihat adalah wajah suaminya yang terlihat kusut namun masih juga menawan dengan senyumnya.

"Hai" sapa pria itu sambil mengusap lembut kepalanya Kyungsoo begitu juga dengan Kyungsoo yang menjulurkan tangannya untuk mengsuap pipi Jong-in dan merapihkan rambut suaminya.

Jong-in tampak kelelahan dan membuat Kyungsoo menggeser tubuhnya lalu menepuk ruang sempit diatas ranjang yang dia tempati. Dia meminta suaminya untuk berbaring di sampingnya, dan dengan patuh, Jong-in bangun lalu merebahan diri di sebelah Kyungsoo.

"Aku tidur lama ya?" Jong-in tidak langsung menjawab, pria itu melirik kearah jam yang menempel di dinding yang menujukan pukul 8 pagi sebelum menggeleng sebagai jawaban.

"Hanya 4 jam. Ada yang sakit?"

"Semuanya sakit, Aegi?"

" Ada diruang bayi. Badannya kecil tapi dia baik-baik saja. Istirahat lagi saja,hm?"  Kyungsoo mengangguk dalam diam sedangkan Jong-in dengan gerakan teratur mengusap kepala istrinya.

"Jadi siapa nama putri kita ?" Tanya Kyungsoo sambil mendongak menatap suaminya dan cukup terkejut karna suaminya menggeleng, tanda dia masih belum menyiapkan nama sama sekali.

"Ya sudah kita pikirkan nanti" gumam Kyungsoo sambil membenamkan wajahnya di dada suaminya, dia masih ingin tidur.

Dia bersyukur anaknya lahir sehat dan normal meski lahir lebih cepat dari perkiraan. Jong-in juga tampak baik-baik saja, dia benar-benar bersyukur semuanya berjalan lancar.

Baru akan memejamkan mata, Kyungsoo tiba-tiba tersentak kaget dan memukul lengan suaminya. Jong-in tentu langung merengek kesakitan karna pukulan istrinya cukup keras.

"Appo!"

"Taeoh! Telphone Jaemin dulu, Taeoh pasti rewel. Bagaimana bisa aku lupa de. . ."

Ucapan Kyungsoo tercekat saat seseorang mengetuk pintu ruangnya, Jong-in memilih bangun dan berjalan menghampiri pintu. Pria itu mengulas senyum saat Jaemin masuk dengan Taeoh yang ada di gendongannya, dia bahkan langsung mengulurkan kedua tangannya kearah ayah.

"Aigoo jagoan Appa sudah bangun ternyata" sapa Jong-in yang langsung menggendong Taeoh karna anak itu seperti akan menangis.

"Eomma~"

" Eomma disini sayang"  seru Kyungsoo dan Jong-in membawa Taeoh masuk kedalam di ikuti Jaemin dan Jeno yang berjalan di belakang Jong-in.

Wajah Jaemin tidak secerah biasanya, bahkan Kyungsoo menyadari gadis itu menyisir tatapan ke seluruh ruangan seolah mencari sesuatu, sebelum akhirnya memilih duduk di kursi samping ranjang.

" Gwaenchana eonnie?" Tanya Jaemin

"Gwaenchana. Taeoh rewel ya?" Gadis itu mengangguk sebagai jawaban yang membuat Kyungsoo hanya tersenyum, dia bersyukur ada Jaemin yang bisa dia andalkan.

" Taeoh sempat menangis dan dia belum mau makan" adu Jaemin sambil melirik Taeoh yang menatap ibunya dari gendongan ayahnya. Sama seperti Jaemin, dia tampak memperhatikan sesuatu dari ibunya dan Jong-in masih menimangnya sambil mengusap punggung anak itu.

"Tidak apa, biar Jong-in yang mengurus itu. Gomaweo Jaemin~a" ujar Kyungsoo dan Jaemin hanya mengangguk sambil menggengam tangan Kyungsoo.

"Eomma~" rengek Taeoh yang meminta kearah ibunya dan Jong-in memilih mendudukan Taeoh di atas ranjang ibunya. Tapi anak itu langsung memeluk ibunya dan mulai menangis.

PsithurismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang