Dancing in the Rain

4.4K 397 40
                                    

We're living for love
The one who recognized me
I match my steps with yours and
I'm dancing with you

Rad museum- Dancing in the rain



June, 21 2026
At Café

Kyungsoo mendesah sedikit menyesali kebodohannya yang tidak membawa payung, cuaca masih sangat cerah satu jam lalu saat dia sampai di cafe dan sekarang seolah ribuan ton air di tumpahkan begitu saja tanpa sela dengan kemungkinan basah kuyup cukup tinggi. Ibu hamil berjalan di tengah guyuran hujan? Bukankah terlihat seperti wanita yang ditelantarkan suaminya sendiri?

" Chogiyo_permisi. . ." Ujar seseorang yang membuat Kyungsoo tersentak kaget namun langsung mengulas senyum saat karyawan cafe itu berdiri disampingnya.

Sedikit merasa tidak enak mengingat dia sedikit membuat pria itu kerepotan dengan pilihannya. Dia sangat sensitif pada orang lain akhir-akhir ini terutama yang berjenis kelamin laki-laki, dan kebetulan hari ini pelayan kafe yang bertugas seluruhnya pria dan entah bagaimana bisa dia membuat mereka serba salah, bahkan hingga rasa kopi yang terasa berbeda dengan lidahnya membuat seluruh barista yang bertugas kembali melakukan kalibrasi_ istilah barista mengatur takaran, grind size, timer, tekanan tamping dan perbandingan mili air. Bawaan bayi yang tidak bisa di ganggu gugat, mengingat dia selalu menahan diri untuk tidak merepotkan suaminya dan berdampak pada orang lain yang tidak tahu apapun.

" Anu, anda bisa membawa payung ini." Ujar pria itu ramah sambil mengulurkan payung kearahnya.

"Benarkah? Terimakasih" ujar Kyungsoo sambil membungkuk pelan meski terlihat sekali pria itu panik mengingat perut Kyungsoo yang sudah sebesar semangka berukuran sedang.

"Tidak perlu sungkan, apa perlu saya antar?"

"Tidak terimakasih, maaf untuk yang tadi, aku sangat merepotkan bukan" Ujar Kyungsoo dengan terselip nada bercanda, sekalipun yang dia katakan sepenuhnya keluar dari dalam hatinya.

" Kami bahkan berterimakasih, untuk masukkan hari ini. Mampirlah lagi, kami bisa memberikan kopi gratis nanti."

"Lidahku tajam karna bayi ini, ini pertama kalinya aku protes tentang makanan. Maaf"

"Tidak masalah, ibu hamil harus selalu mendapat apa yang dia mau bukan? For baby's sake, right? Kalau begitu permisi." Ujar pria itu membuka sekilas sebelum akhirnya kembali masuk kedalam kafe.

Kyungsoo sendiri membuka payungnya meski tidak langsung melangkah karna dia memastikan sepatu yang dia pakai cukup tidak membuatnya tergelincir. Hamil 6 bulan bukan perkara mudah dan akan fatal jika dia benar-benar jatuh. Wanita itu melangkahkan kakinya perlahan menembus hujan dengan payung yang untungnya cukup besar dan cukup melindunginya dari hujan deras, namun baru beberapa langkah dia berhenti tampak menimbang sesuatu sebelum tangannya terjulur kearah hujan dan membiarkannya basah terkena air hujan.

Lagi, keinginan aneh anaknya, dia bahkan ingin melempar payungnya jauh-jauh dan bermain air. Oh dia tidak segila itu melakukannya, terlalu dingin untuk bermain air hujan dengan perut besar dan tidak juga dengan omelan suaminya.

Ah untuk yang satu itu juga perlu diwaspadai. Jong-in dengan tabiat over posesifnya jelas tidak akan membiarkannya kehujanan, bahkan jika pria itu tahu dia berjalan kaki dari rumah menuju kafe yang jaraknya hampir 2 kilo meter sudah jelas ceramah panjang akan terlontar dari bibir suaminya.

PsithurismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang