Hi

2.1K 269 50
                                    

Kaisoo's House, Seoul, South Korea

"Taeoh~ya"

"Hm?"

"Bisa bantu eomma sayang" ujar Kyungsoo yang membuat anak itu bergegas kearah ibunya anak itu berdiri didepan ibunya dengan raut wajah bingung. Kyungsoo nampak menimbang-nimbang untuk memberikan putranya perintah dan berakhir dengan senyum kikuk karna Taeoh masih berdiri menunggu instruksi.

"Eum panggilkan Appa?"

"Appa kelual dengan Makeu_Mark samcheon" ujar anak itu yang membuat Kyungsoo merutuki kebodohannya. Padahal belum ada satu jam suaminya berpamitan padanya dan dia dengan mudahnya lupa.

" eomma tsakit?"

"Ani... eomma baik-baik saja." Ujar Kyungsoo sedikit kelabakan dan Taeoh masih berdiri dengan wajah bingung.

Sejak Jong-in pergipun Taeoh tidak pernah jauh-jauh darinya dan entah bawaan bayi di dalam perutnya membuatnya menginginkan sesuatu yang aneh. Sederhana saja, dia hanya mau suaminya mengusap punggungnya.

"Appa bilang kalau eomma ingin buah ada di kulkas, lalu Tae tidak boleh jauh-jauh dali eomma. Eomma sakit tae halus telphone appa." Ujar anak itu lagi seolah menunggu apa yang di minta ibunya.

"Hebatnya anak eomma." Ujar Kyungsoo sambil mengusap pipi putranya dan anak itu tersenyum dengan memperlihatkan deretan giginya.

"Eomma mau apa?"

"Minta tolong ambilkan ponsel eom. . ." Belum selesai Kyungsoo bicara, Taeoh sudah menghilang entah kemana. Tak lama dia muncul dengan ponsel di tangannya dan langsung duduk di sebelah ibunya.

" Pelut eomma tsakit?" tanya anak itu lagi.

"Ani, gwaechana" ujar Kyungsoo sambil mengusap kepala Taeoh dan anak itu memilih bersandar pada ibunya dan menatap perut ibunya dengan tatapan kosong, sedangkan Kyungsoo sudah mengutak-atik ponselnya. Awalnya dia hanya berniat mengirim pesan, namun entah mengapa dia malah memilih mendial nomor suaminya.

Tidak perlu berdering lama hingga pria itu mengangkat ponselnya.

"Ada apa sayang? Sakit?" Cecar Jong-in tepat setelah pria itu mengangkat telpon.

"Aku baik-baik saja. Hanya . . ." Kyungsoo menjeda ucapannya dan mengigit bibir bagian bawahnya. Ini bukan dia yang biasa, jujur dia tidak berniat untuk mengganggu kegiatan suaminya terlebih pria itu juga tidak mau pergi sebelumnya, namun karna ada satu hal dimana dia harus hadir membuatnya terpaksa meninggalkan Kyungsoo di rumah.

"Bisa kau pulang lebih cepat dan bawakan Ttoppoki?" celetuk Kyungsoo akhirnya.

" Kau yakin baik-baik saja kan? Tidak berbohong?"

"Aku tidak berbohong Jong-in~a, hanya saja anak mu didalam perut tidak mau jauh dengan mu. Cepat pulang, hm?" Kyungsoo tersentak sendiri saat kalimat itu meluncur begitu saja dari bibirnya terlebih nada merengek yang keluar dari bibirnya membuatnya merinding sendiri. Dan tentu suaminya sedang tertawa dari balik telpon.

" Astaga aku tidak percaya anakku membuat ibunya merengek" ujar pria itu di sela tawanya. membuat Kyungsoo hanya mendengus, tapi anehnya dia tidak marah.

" Aku sendiri kaget. Ya sudah, hati-hati di jalan" gumam Kyungsoo sambil mengusap kepala Taeoh yang tanpa sadar sudah tertidur dipangkuannya.

" Eum. . . saranghae"

"nado saranghae" balas Kyungsoo dan setelah itu dia bergegas mematikan ponselnya dan melampar benda itu dan meringin sendiri dengan tingkahnya.

***

PsithurismTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang