Apprivoice; to form a bond with one another, to become known to each other through small moments" Appa pulang. . ." Ujar Jong-in sesaat setelah memasuki rumah, namun yang dia dapati hanya ruangan yang kosong, bahkan tidak ada yang menyambutnya saat ini yang membuatnya hanya menghela nafas meletakan barang yang dia bawa dengan asal dan berjalan gontai kearah sofa dan merebahkan punggungnya.
Dia baru saja pulang dari Paris, peragaan busana seperti biasa dan beberapa pemotretan yang membuatnya harus tertahan di Paris hampir 3 hari, sedikit kecewa karna tidak ada yang menyambutnya pulang padahal jam masih menujukan pukul dua siang. Tidak, dia tidak akan menyalahkan Kyungsoo atau putranya mengingat dia sendiri yang memajukan jadwal pulangnya dan tidak memberi tahu istrinya. Hanya saja kekecewaan tentu ada. Dia hanya berniat untuk sedikit romantis dengan memberikan kejutan bahwa dia pulang lebih cepat.
Merasa perlu membasuh wajahnya dan mungkin tidur beberapa jam melepaskan jetlag sebelum memulai jadwalnya besok, dia mengangkat tubuhnya susah payah dan berjalan menuju kamar.
Namun detik berikutnya dia hanya tersenyum simpul saat melihat anak dan istrinya tengah terlelap begitu pulas diatas ranjang dengan cahaya matahari yang menyusup masuk melalui tirai. Niat awalnya untuk membersihkan diri tiba-tiba lenyap, dia memilih berjalan mendekat kearah ranjang dan ikut berbaring disana, menyusupkan lengannya membiarkan kepala Kyungsoo terkulai di lengannya dan menarik tubuh wanita itu kedalam pelukannya menghirup aroma tubuhnya istrinya dalam-dalam, tak lupa dia juga itu mengusap kepala putranya yang tengah memeluk ibunya erat dengan nafas teratur dan sedikit dengkuran kecil khas anak kecil.
Jujur saja 3 hari hanya melihat keduanya dari layar kecil membuatnya merasa di asingkan. Seolah dialah yang tengah ditinggalkan.
Tiba-tiba Kyungsoo terlonjak kaget dan hampir memukul Jong-in dengan keadaan setengah sadar jika Jong-in tidak menangkap tangan istrinya, sepertinya wanita itu tidak menduga suaminya pulang. Dia benar-benar terduduk diatas ranjang dengan matanya yang masih memerah sedangkan Jong-in hanya terkekeh geli dibuatnya yang tentu membuat Kyungsoo kesal dan melayangkan pukulan pada tubuh suaminya.
" Sakit soo~ya. . ." Rengek Jong-in yang membuat Kyungsoo mendengus kesal. Wanita itu masih diam dengan wajah kesalnya sebelum akhirnya dengan inisiatif Jong-in yang tinggi, menarik Kyungsoo kembali untuk tidur. Kyungsoo diam-diam menarik nafas dalam-dalam menghirup aroma tubuh suaminya yang sudah 3 hari ini tidak ia jumpai. Bohong jika dia bilang tidak merindukannya karna setiap kali pria itu jauh dari rumah yang bisa dia lakukan hanya menunggu pria itu menghubunginya atau mungkin mengunakan Taeoh agar dia bisa menghubungi suaminya.
" Kapan kau terakhir mandi?" Tanya Kyungsoo sambil mendorong tubuh suaminya membuat celah agar dia bisa menatap wajah pria itu.
"Kemarin pagi" ujar pria itu enteng sambil mencuri kesempatan untuk mengecup bibir istrinya.
"Jorok"
" Hei. . . Setelah pemotretan aku langsung kebandara, mana sempat aku mandi? Kau bahkan tidak menanyakan kapan aku pulang"
" Aku tahu kau langsung pulang jadi tidak ada yang perlu ku tanya lagi." Kekeh Kyungsoo, kadang rengekan suaminya itu tidak jauh berbeda dengan putranya, terdengar menggemaskan. Mereka terdiam beberapa saat, melepas rindu.
Namun Jong-in tiba-tiba panik, bahkan belum sempat Kyungsoo berbicara pria itu sudah menempelkan keningnya kekening Kyungsoo dan bergegas bangun dari atas ranjang dan memeriksa kembali suhu tubuh istrinya.
"Sayang kau demam?" Tanya pria itu dan Kyungsoo hanya bisa menghela nafas. Kyungsoo lupa jika hari ini dia sedang tidak enak badan, efek obatnya juga yang membuatnya tidur disiang bolong. Dia sama sekali tidak berniat membuat suaminya khawatir dan dia pikir efek obatnya sudah bekerja tapi sepertinya tidak melihat ekspresi Jong-in.