Part 1

26 3 0
                                        

Terkadang yang membuatmu kesal bukanlah orang yang ingin mengganggu mu, melainkan yang selalu ingin dekat denganmu. Meski caranya sedikit aneh, percayalah tak semua orang bisa menerobos gengsi.

...

06:35
Airish telah tiba disekolah kebanggaannya. Saat ini ia sedang berjalan dikoridor sekolah, sepi. Ya karna ini masih terlalu pagi bagi orang yang tak dilligent seperti Airish.
Gadis itu berjalan mengikuti aliran lagi yang ia setel bersama handset yang ia pakai.

Seseorang menepuk bahunya.
Ia menoleh. Terdapat seorang yang tak asing baginya, dengan seragam rapi gelang hitam yang melingkar dan balutan hoody navy melekat pada tubuhnya.
Airish melepas handsetnya.

"Pantesaaaan gue panggil ga nyaut ck"
Ucapnya.
Airish hanya menautkan sebelah halisnya.
"Nih" pria itu menyodorkan kotak bekal pada Airish.
"Apa?"
"Red Velvet buatan mamah"
"Itu punya lo? " tanya Airish.
"Iya, tapi sekarang punya lo gue yang kasih"
"Mamah lo cape-cape bikinin yang gini terus lo kasih ke gue?"
"Gapapa lah gue bosen ampir tiap hari dibekelin ini mulu"
"Gue gak mau"
"Ayolaaahh gue iklas ko, gratis malah"
"Ga"
"Rish"
"Gue bilang ga ya ngga"
"Rish.."
"Darel!"
  Ya, ia Darel yang tengah memaksa Airish menerima red velvet buatan mamahnya.
"Apa sayang?"
"Ish"
"Hehe yaaa pliiisss"
Sempat berfikir, namun Airish merebutnya dan pergi.
"Thanks"
Darel megangguk, menatap punggung Airish yang menjauh. Tak disadari ia mengukir senyumnya.

***

Sepi. Yaa Airish telah sampai dikelasnya yang sepi.
Ia hanya sendiri yang datang pagi-pagi. Airish pun berjalan dan duduk dibangkunya, ia melepas ranselnya dan menatap kotak bekal ditangannya.
Dengan refleks ia tersenyum kearah kotak bekal tersebut dan membuka nya perlahan.
"Waw" satu kata terucap saat ia membuka dan mendapat sepotong red velvet cream oreo, lalu menyantapnya. "Ummm, enak"
Tak sadar seseorang mengintipnya lewat jendela sembari mengukir senyum, senyum kebahagiaan yang terpancar diwajahnya.

Setelah itu, satu persatu muri berdatangan dan pelajaran dimulai.

****
Kriiiiingg...
Bel istirahat pertama berbunyi, tepat saat cacing-cacing diperut para murid berdemo.
Kantin menjadi incaran para siswa, akhirnya Airish dan Erika memutuskan untuk mengantri.
Setelah susah payah mengantri mereka pun duduk dimeja pinggir.
Salah satu membuka suara.
"Rame banget sumpah gue gerah kan jadinya". Cerocos Erika.
"Hehem"
"Rish? Lo baik-baik aja kan?" Tanya Erika sambil memegangi keningku.
"Emangnya aku kenapa?"
"Lo dari tadi senyam senyum gajelas, kaya orang jatuh cinta aja" ucapnya
Airish langsung tersedak.
"Eh.. ehh.. tuh kan. Minum..Minum" ucap Erika panik sambil memberinya minum.
"Lo sakit kayanya"
"Ngga. Aku baik-baik aja"
"Yakin?"
"Yakin. Udah yu kelas lagi udah abis juga, kasian yang lain mau duduk"
"Iyaiyaa elah"
Mereka pun bergegas kekelas melewati koridor kelas X, kelas mereka memang agak jauh dari kantin sehingga harus melewati koridor dahulu.
"Hay princesssss" seseorang menjegatku.
Sialan, dia lagi. Batin Airish.
"Hay" jawab Erika.
"Kalian dari kantin ya?"
"I-.. "
"Bukan urusan lo" potong Airish.
"Rish, lo kenapa sih? Tega amat"
"Biarin aja"
"Hehe.. Gapapa ko santai aja, ohh iya lo udah makan Red Velvet dari gue pagi belum"
"Lo dikasih Red Velvet Rish?" Tanya Erika
"Hm" jawab Airish.
"Waaaahh.. Pantesan mood lo baik dari tadi senyum-senyum terus, ternyata ada yang ngasih itu ke lo, itu kan makanan favorit nya Airish, ya ga Ri-.." Airish membekap mulut bela.
"Lo apa-apaan sih!"
"Gue tau ko" bukan itu bukan Erika, melainkan Darel yang menjawabnya. Ia tersenyum penuh arti. Jadi, dia tau kalo itu makanan kesukaan gue?
Batin Airish.
"Tadi gue gasengaja liat lo makan hihi" ucapnya sambil nyengir.
"Maksudnya lo ngintilin gue gitu?"
"Eh jangan salah paham dulu, gue itu mau balikin ini" sambil menyodorkan benda pada Airish.
"Ini punya lo kan?" Tanya nya.
"Kenapa bisa ada di elo?"
"Tadi pas lo mau kekelas gelang lo jatoh"
"Ohh, makasih"
"Santai aja princes"
"Ish"
"Cieee baper"
"Apaansi!"
"Kamu pake blash on?"
"Bukan urusan lo!"
"Seriusan?"
"Kenapa sih?!"
"Pipi lo merah banget, jangan-jangan blushing gara-gara gue panggil princes" tawanya langsung meledak. Yaa.. Airish merasakan pipinya memanas entah kenapa ia pun bingung.
Airish langsung lari terbirit-birit kekelasnya karena malu. Sekaligus kesal karena ulah Darel.
"Eh.. ehh. Rish tunggu! Ko gue ditinggal sih?" Teriak Erika.
"Gue kekelas ya bye" pamit Erika pada Darel.
"Oke"
Bibir Darel terangkat membentuk senyuman.
Lucu. Batinnya.
"Entah kenapa gue selalu mikirin lo, Airish" ucapnya lalu beranjak menuju kelasnya kembali.

Hallo gaes
Ketemu lagi sama akyuuh hehe.. Kangen ga sama cerita lanjutanku ini Dia Adalah Pilihan

Pasti kangen banget kaaan?
Maaf jarang update soalnya akunya sibuk kemarin ada kompetisi dulu.
Salam Hangat😊
Sampai jumpa lagii👋

@Ia_sybn1719

DIA ADALAH PILIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang