Jalan raya hari ini cukup lancar, tak perlu waktu lama perjalanan kembali menuju sekolah.
"Rel, lo kenapa dia mulu dari tadi?"
"Enggak Rik, gue gapapa"
"yakin?"
"iya"
Erika pun hanya mengangguk memilih diam.
Mereka pun sampai di parkiran sekolah.
Darel pun melenggang pergi begitu saja meninggalkan Erika yang kebingungan.
Erika pun mengendikkan bahunya lalu pergi kekelasnya karna sebentar lagi istirahat usai.
Baru saja Erika masuk kekelas sudah banyak wartawan yang menunggunya ternyata dan bertanya tentang perlombaan yang diikuti oleh sahabatnya itu.
"Eh eh Rik tunggu Rik, Irish gimana? Menang ga?" tanya Deana.
"Ck belum tau lah tampilnya aja baru" jawab Erika.
"Gue nonton di youtube barusan bjir ternyata siIrish jago nyanyinya merdu banget"
"Yaiyalaah siapa dulu sahabatnya"
"Yeeeehh gangaruh sama sahabat"
"Sianjir lo muji setengah-setengah"
"Hehehe canda Rik ah baperan luh"
"Pala bapak kau candaan"
"Ya maaf"
"Yi miif" tiru Erika menye-menye.
Mereka pun selesai berdebat karna sudah ada guru yang masuk untuk mengajar.
"Anak-anak hari ini cukup sampai disini belajar kita, karna guru-guru akan mengadakan rapat"
"Weh? Jadi pulang bu?" tanya Yusril antusias.
"Iya kalian pulang, belajar dirumah jangan mampir sana sini dulu"
"Aseeeeekkkkkk"
****
"Hufh"
Jarinya terus mengetikkan papan ketik diponselnya, mengirim pesan kepada sang Ibu agar segera menjemputnya.
Namun sang Ibu tengah sibuk ditoko kue miliknya, sehingga ia terpaksa menunggu angkutan umum dihalte.
"Panas banget lagi"
Ia mengikat rambutnya asal supaya tak terlalu gerah, sisa poni kecilnya tak terikat dan sedikit basah karna ketingat.
Terus mengutak-atik hpnya mengusir bosan. Angkutan umum penuh sehingga ia menunggu lama angkutan kosong.
"Yah yaaaahh.. Ck, hp gue mati lagi" keluhnya.
Lalu menumpu kepalanya dengan kedua tangan yang ditumpu diatas pahanya.
Sebuah motor berhenti tepat dihalte, membuka kaca helm dan melemparkan gagang bekas lolipop kearah gadis disana membuatnya mendongak menatap kearah sipenumpang motor.
"Mau pulang?" tanya nya.
Gadis itu melirik kesekelilingnya bingung, apakah dia yang diajak bicara.
"Temen Irish kan?" tanya nya lagi.
Akhirnya dia tau, bahwa memang dia yang sedang diajak bicara.
"I-iya"
"Mau pulang? Bareng gue yu"
"H-hah?"
"Ck" segeralah ia membuka helm nya menampakkan wajah tampannya dengan rambut sedikit berantakan tertumpuk helm.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIA ADALAH PILIHAN
Teen FictionPercayakah jika aku tak mengerti rasanya jatuh hati? Semacam ingin merasakan tapi tak berani Aku selalu berharap seseorang membantuku untuk menemukan hatiku untuk dimiliki orang yang akan ku jatuhkan hati. ~Airish Levani Dira