Part 2

19 4 6
                                    

           Kamu pilih pestisida, sianida, atau aku yang selalu ada?

Arya
Kriiiing...
Istirahat kedua dimulai, seperti biasa gue kumpul sama temen-temen gue diroftop. Rasanya tenang aja gitu liatin langit dari atas. Adem, semilir angin sepoy uuh pokonya the best.
"Bro?" Ucap temen gue yang membuyarkan lamunan gue.
"Hm?"
"Perasaan lo kaya ngedeketin anak IPA 2 deh, siapa itu ir-iri.."
"Airish"  jelas gue.
"Nah iya itu. Lo suka sama dia?"
"Emang kalo gue deket gue harus suka?"
"Yaaa terserah sih, tapi jangan deket-deket amatlaah ntar lu disangka ngasih harapan lagi"
"Ah lebay lo"
"Yeeeehhh bukannya lebay, gue takut tuh cewe sakit hati aja"
"Lo tuh gimana sih? Gue kan udh punya cewe!"
"Yaampun iya! Gue lupa. Gimana lo sama cewe lo?"
"Gimana apanya?"
"Yaa hubungannya lah"
"Kita baik-baik aja"
"Tapi gue jarang liat lo barengan sama dia"
"Kita mah gangumbar, dichat paling vidcall"
"Jadi lo embat dua cewe sekaligus??" Tanya Refan teman satunya lagi setelah yang nyeloteh, Rangga.
"Kagak elah"
"Terus?"
"Yaa gue cuma temenan doang, salah ngasih perhatian sebagai temen?"
"Serah lo ah"

***

Airish
Disisi lain, Aku tengah menunggu Erika yang izin ketoilet. Aku menunggunya di kelas.
"Lamaa.." aku pun menenggelamkan kepalaku dilioatan tangan.
"Ekhem"
Aku mendengar deheman seorang pria.
Siapa sih gangu aja? Batinku.
Aku pun mendonggak, ternyata dia Kenzi teman sekelasku yang blasteran indo-jepang.
"Ada apa?"
"Ini dari Erika"
Aku hampir lupa mengapa Erika lama, aku kan titip makanan pasti dia kekantin dulu, tapi kenapa dia belum balik ya? Kenapa Kenzi yang ngasih.
"Erika nya mana?"
"Ke ro-.. Ng.. Ketoilet"
"Kan tadi katanya ketoilet terus kekantin masa ketoilet lagi?"
"I-iya tadi tuh dia kebelet lagi katanya"
Aku hanya menganggukkan kepalaku.
"Thanks ya"
"Iya sama-sama, gue duluan"
"Hm".
Erika kemana?. Fikirku cemas.
Akupun melahap makananku, daripada pusing memikirkan anak itu ah mungkin Kenzi benar, dia ketoilet lagi.

***
Brakkkkkk..

Semua mata tertuju kearah suara.
Erika? Batin Airish.
Erika bergegas dengan santainya menuju arah mejanya setelah menggebrak pintu tadi.
Alih-alih pembicaraan pun terdengar.

Eh gatau malu

Lah tu orang gaada sopan santunnya amat

Dasar cewe tomboy.

Dan masih banyak lagi.
"Lo kenapa sih Rik?"
"Ehehehe kagak gue sengaja aja bikin kalian kaget"
"Dasar gawaras"
"Bodoamat lo juga kaget"
"Ga"
"Iyaa ngaku loo"
"Ngga"
"Halaaah"
"Serah lo"

Hening.

"Tadi lo lama, kemana dulu?"
"Ng.. Gue ngambil dasi ditoilet hehee ketinggalan"
"Kata Kenzi lo kebelet lagi"
"Sekalian maksudnya hehe"
"Ah elo mah"
"Maaf laahh yang penting lo udah makan"
"Lo udah?"
"Be- udah dong"
"Kapan?"
"Barusan dikantin"
"Pantes lama"
"Hehee"

***

Kriiiing..
Jam masuk dimulai, semua belajar seperti biasa.
Namun dikelas X IPA 2..

Cekleekk..
"Permisi"
"Iya ada apa nak?" Ucap pak Tirta yang mengajar sejarah.
"Ada perlu sama Airish"
Merasa ada yang menyebut namanya Airish pun mendonggak, terdapat Arya yang tengah senyum manis padanya.

"Airish kamu dipanggil Pak Erlang dikantor" ucap Arya.
"Saya izin pak" ucap Airis
"Silahkan nak" ucap pak tirta.

Saat Airish akan pergi tiba-tiba Erika menariknya.
"Kenapa Rik?"
"Hati-hati" seraya menatap Arya dengan ancaman.
"Loh emang kenapa?"
"Yaa hati-hati aja hehe"
"Iya Erikaaa kuu"
"Misi pak"

Airish dan Arya menuju ruang pak Erlang.
"Rish?"
"Hm?"
"Kamu jago biola ya?"
"He?"
"Aku tau dari pak Erlang, makanya dia manggil lo"
"Mau apa dia?"
"Nanti juga lo tau"
"Aduh ko gue deg-degan gini ya"
"Yaampun jangan grogi lo gaakan diapa-apain ko tenang aja"
"Bukan gitu.."
"Rish, ada gue" ucapnya terlihat sungguh-sungguh.
Aku hanya menghela nafas.

Sampailah diruang pak Erlang.
"Kalo ada apa-apa bilang gue" ucap Arya.
"Makasih ya, gue duluan"
"Oke"

Tok... tok.. tookk..
"Permisi"
"Ah iya silahkan masuk"
"I-iya pak"
"Silahkan duduk nak"
"Ada apa ya pa?"
Pak Erlang menyodorkan Brosur kompetisi seni musik.
"A-apa ini pak?"
"Kamu bisa main biola kan?"
"I-iya pak"
"Kamu juga bisa nyanyi"
"I-iyaa"
"Nah bapa mau kamu ngewakilin sekolah ini buat ikut kompetisi kamu boleh ikut main biola, bapa sudah menyuruh Arya untuk bernyanyi dengan kamu"
"Ohh jadi Arya.."
"Iya nak, gimana mau kan?" Tawarnya. "I-iya pak Airish mau"
"Nah bagus kalo gitu, setiap jam istirahat kalian latihan saja diruang musik ya"
"Kalian?"
"Iya kamu dan Arya"
"Ohh iya pak"
"Sekarang kamu kembali lagi kekelas"
"Baik pak terima kasih pak"
"Iya sama-sama"

Airish pun keluar dengan melipatkan tangannya didada.
"Gimana? Gak diapa-apain kan?" Tanya Arya sambil menahan tawanya.
"Ish nyebelin" ucap Airish sambil memukul Arya.
"Hehehe ampun Rish ampun"
"Kamu iii"
"Iya sebenernya aku udah tau, kamu mau kan?"
"Mau ko"
"Besok kita latihan bareng ya"
"Okee"
"Yu, kelas gue anter"
Arya pun merangkul Airish, sesekali mereka tertawa bercanda.

Dari sisi lain, seseorang memperhatikannya.
Dasar licik. Ucap seseorang itu.

Hai hai haaaii👋
Ketemu lagii.
Jangan lupa vote and komen ya.
Jgn lupa follow😉
@Ia_sybn1719

DIA ADALAH PILIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang