Masih di hari yang sama, lebih tepatnya di malam hari, Nara dan Alena membantu Tika menuju ke kamar nya secara diam diam tanpa sepengetahuan ibu nya
"Fan kita boleh nginep dirumah kamu kan?" Tanya alena pada fanya
"Iya kita udah bawa baju buat besok kok, kita akan bantuin kamu jaga Tika disini, aku juga bawa mobil kalau ada apa apa kita bisa naik mobil ku" tawar Nara
Fanya hanya mengangguk dan tersenyum. Setelah mengantarkan Tika ke kamar nya, fanya dan teman-teman nya langsung masuk ke kamar fanya
Mereka saling bergantian untuk mandi setelah itu mereka duduk di kasur sambil mengobrol
"Fan, mau sampai kapan kamu menyamarkan?"tanya Nara tiba tiba
"Aku tidak tau mau sampai kapan, mungkin selama nya akan seperti ini" jawab fanya
Nara dan Alena terdiam saat melihat wajah fanya yang seolah tidak mau membicarakan hal ini
"Oh ya ini aku ada gelang persahabatan loh, waktu itu sempat aku beli 3. Ini untuk kamu Alena, ini untuk kamu Nara dan ini untuk aku" kata fanya
"Wahh makasih ya fanya, kamu beli dimana?" Kata Nara
"Emm aku beli di toko dekat sini" jawab fanya
"Oh, jadi kalung ini harus jadi tanda persahabatan kita, yang gak akan pernah pudar" ucap Alena
"Lebay nya keluar" ejek Nara
"Sekali kali gak apalah, Nara mah jahat hiks kasih aku bahagia Napa?" Ucap alena yang pura pura nangis
"Ulululu cyank ngambek ya" bujuk nara sambil nyubit pipi Alena
"Terima ini" ucap Alena sambil melempar kan pada nara namun dengan cepat Nara itu menghindar sehingga yang kena itu fanya
Fanya yang tidak siap menerima serangan mendadak itu terjatuh dari kasur
"Hahahahahaha"Nara dan Alena tertawa keras saat melihat ekspresi fanya yang sudah masam
"Jadi kalian menertawakanku ya.... terima ini!!" Fanya membalas serangan itu dan mereka saling perang bantal
Bugh
Bugh
Bugh
"Hahahaha"
"Jangan lari kamu..."
"Hahaha fan mukanya bisa dikontrol gak, kayak panu yang gatel aja" kata Nara
"APA KAMU BILANG, SINI KAMU JANGAN LARI" ucap fanya yang ngejar Nara
Nara jatuh dan tidak sengaja menjatuhkan kotak kecil
"Tuh kan kamu mah, berantakan jadinya. Wait aku beresin dulu ya kalian main aja dulu" ucap alena dan membereskan kotak itu
Matanya tertuju pada sebuah gelang yang sangat indah
Gelang yang bagus yang terbuat dari tali yang sangat bagus, berwarna hitam serta terdapat bintang dan tulisan A.R disana
"Fan ini gelang siapa?" Tanya alena yang membuat fanya dan Nara berhenti
Alena membawa gelang itu pada fanya yang sedang duduk dikasur
"Oh ini gelang kenang kenangan" ucap fanya
"Dari siapa?" Tanya nara
"Dari seseorang yang spesial, seseorang yang sangat aku rindukan, seseorang yang sangat aku syang" ucap fanya tersenyum
"Kalau gitu aku boleh pakai gelangnya sebentar gak? Aku suka gelangnya bagus" puji Alena
Fanya terdiam sebentar dan mengangguk. Sebenarnya ia tidak mau meminjamkan gelang itu kepada siapapun, namun karena alena itu sahabatnya maka ia meminjamkan nya
"Jaga ya, jangan sampai hilang. Itu spesial loh!" Ucap fanya disertai anggukan alena
Alena memakai gelang itu dan tersenyum senang
****
Keesokannya disekolah. Fanya berlari menuju ruang kepala sekolah
Tadi padi fanya mendapat berita dari kepala sekolah bahwa ada yang menelepon dan mengatakan bahwa ibunya sedang sekarat di rumah sakit. Dan sekarang fanya pergi menghubungi adeknya untuk mengetahui keadaan ibunya
"Hallo non fanya?non....ibu..non"
"Hallo ka hiks..." Terdengar suara isakan adeknya
"Adek kamu kenapa? Ibu kenapa?" Kata fanya khawatir
"Hallo...Kak! Kakak....hiks...mamah kak..! Mamah meninggal...hiks cepetan hiks kak kesini"
Lutut fanya melepas dan telpon itu terjatuh dari genggamannya
Fanya terjatuh di lantai. Rasanya badannya tidak bisa berdiri lagi
"Fanya kamu tidak apa apa" ucap Nara dan alena yang baru saja datang
Fanya langsung memeluk Nara dan alena
"Kamu kenapa sih? Fanya jawab kamu kenapa?" Ucap Alena
"Ibu meninggal na, ibu meninggal...ini pasti bohongkan? Bilang kalau ini semua bohong, aku pasti salah dengar kan? Nara jawab!!! Alena jawab!!! Ibu masih hidup kan? Kalian semua pasti sedang mengerjai ku kan? Karena besok itu adalah hari ulangtahun aku!! Benar bukan?? Jawab Nara!!! Alena jawab!!!" Teriak fanya disertai air mata
Nara dan Alena menutup mata ikut menangis di pelukan fanya, ia tahu sahabatnya ini pasti sedang terpukul sekali.
Fanya langsung melepaskan pelukan itu dan berlari keluar sekolah menuju rumah sakit untuk memastikan semuanya.
"Hey mau kemana lo sampah? Lo nangis? Sana jangan nangis disini, ntar banyak kumannya, gue bilang pergi sana!!" Bentak Rayhan dan mendorong fanya hingga jatuh.
Fanya tidak menghiraukan Rayhan, ia bangun dan berlari menuju rumah sakit
Sementara Nara dan Alena langsung mengikuti fanya dari belakang
"Eh aku lupa kalau hari ini pembagian hasil ulangannya fanya!! Itu sangat penting baginya!" Ucap Nara
"Yaudah kamu ambil saja dulu dan aku ke rumah sakit, kamu bawa mobil kan nanti kamu nyusul ya secepatnya. Fanya butuh kita" ucap alena yang langsung lari ke parkiran
Berita itu telah menyebar ke seluruh sekolah
Bruk
Alena menabrak Rayhan yang berjalan di depannya sehingga alena terjatuh
Alena berdiri dan langsung menjitak kepala Rayhan dengan tangan kanannya
"Kalau jalan pake mata goblok" bentak alena
Rayhan tersentak saat melihat gelang yang digunakan alena
Alena hendak meninggalkan Rayhan namun tangannya di cegat oleh Rayhan dan mendekat ke wajah nya
"Dari mana loe dapat gelang ini?" Bentak Rayhan sambil membentak
"Gue buru buru jangan halangi gue" protes alena
"Gue bilang dari mana loe dapat gelang ini!!?" Bentak Rayhan sekali lagi
"Gue gak ada waktu buat menjawab pertanyaan gak penting itu" bentak alena
Ia pasti sudah terlambat untuk ke rumah sakit dan menemui fanya
"JAWAB!!!!" bentak Rayhan
"GUE DAPAT DARI FANYA!! INI GELANG FANYA GUE PINJAM! PUAS LOE. SEKARANG TOLONG MENYINGKIR GUE HARUS KE RUMAH SAKIT!! IBUNYA FANYA MENINGGAL, GOBLOK" bentak alena dan langsung mendorong Rayhan lalu menuju mobilnya
Rayhan terdiam
"Tidak mungkin, tidak mungkin wanita itu orangnya, ini pasti salah, ini tidak benar!! Wanita cupu itu tidak mungkin dia" ucap rayhan dalam hati
"Tapi tidak, itu benar gelangnya, hanya ada satu di dunia dan tidak mungkin orang lain bisa memiliki nya. Aaakhh" teriak Rayhan frustasi
Rayhan langsung menyusul Alena ke rumah sakit
Voteeee💞
KAMU SEDANG MEMBACA
Rindu
RandomSeorang gadis yang selalu dibully di sekolahnya, ia cantik, baik, namun. Tapi ada aja yang benci sama gadis ini masa lalunya yang indah bersama orang yang menjadi sumber kebahagiaan nya telah hilang