05

258 12 0
                                    

"IBUUUU....JANGAN TINGALIN FANYA BUU...hiks!! FANYA TAU IBU HANYA SEDANG BERCANDA!! BESOK AKU ULANG TAHUN DAN PASTI IBU SEDANG MENGERJAI FANYA KAN BU? IYAKAN BU, JAWAB INI GAK LUCU BU! BANGUNNNN hiks BU BANGUN BU, CUMAN IBU DAN TIKA YANG FANYA PUNYA, AYAH SUDAH PERGI DAN SEKARANG IBU JUGA AKAN PERGI?? KENAPA SEMUA ORANG PERGI IBU HIKS.... KENAPA SEMUA ORANG....."

bruk

Fanya terjatuh pingsan

Nara dan Alena yang tadinya menangis langsung memanggil dokter

Nara ikut bersama fanya sementara alena menjaga Tika yang masih menangisi ibunya

Kondisi fanya memburuk, kali ini mentalnya benar benar sudah terganggu

"Dia sangat terpukul, tadi detak jantungnya tidak stabil karena tertekan sehingga ia pingsan, jika ia sudah sadar tenangkan lah dirinya dan jangan sampai dia tertekan lagi" ucap dokter meninggalkan fanya dan Nara

Nara mendekat dan menangis di hadapan fanya yang masih tidak sadarkan diri

"Tuhan, apa salah wanita ini sehingga engkau memberikan ujian yang besar, lihatlah dia sekarang sedang rapuh. Aku tau dia itu wanita yang kuat dan pasti dia bisa mengatasi masalahnya, tapi ini sudah diluar kemampuan nya Tuhan. Aku mohon berikan lah fanya kebahagiaan" ucap Nara yang mengelus kepala fanya

Sementara disisi lain Rayhan terdiam terpaku, mencerna semua yang telah  terjadi tadi

Rayhan menggelengkan kepalanya cepat. Benar fanya bukanlah wanita itu, wanita yang dicari Rayhan selama ini cantik dan kaya raya, bukan bodoh, jelek, miskin, kayak fanya

Rayhan tertawa kecil, ada rasa lega dihatinya karena gadis yang selama ini dia cari bukanlah fanya

Tapi bagaimana dengan gelang itu? Rayhan tidak pernah lupa dengan hal itu

Rayhan kembali menggelengkan kepalanya dan langsung pergi dari rumah sakit

***

Tak lama kemudian fanya terbangun dari pingsannya

"Fan, kamu gak apa apa?" Tanya Nara yang langsung duduk di samping fanya

"Bagaimana aku bisa baik baik saja, jika semua orang yang aku sayangi pergi" ucap fanya tanpa menatap mata Nara

Nara memeluk fanya, ia yakin sahabatnya ini butuh sebuah pelukan dan hiburan. Meskipun ia tidak pandai menghibur setidaknya ia bisa menenangkan fanya

"Semuanya jahat Ra, aku salah apa sampai diberi ujian seberat ini, aku gak Kuat Ra" histeris fanya dalam pelukan Nara

Nara hanya terdiam, ia mengusap punggung fanya dan membiarkan gadis itu menangis dan mengeluarkan semua bebannya

"Pertama ayah, setelah itu ibu, besok siapa lagi yang akan pergi? Ini adalah kado terburuk di ulang tahun ku besok Ra, aku tidak mau menerima ini" ucap fanya

Benar, besok adalah hari ulang tahun fanya dan sebelum hari ulangtahun nya ia sudah mendapatkan hadiah yang sangat buruk, menjadikan ulang tahunnya adalah ulang tahun terburuk di dunia

Fanya masih saja menangis, meski tidak histeris lagi

"Fan, ibu sudah dimandikan, sebentar lagi pemakamannya, hemm...apa...tidak ada... saudara...emm itu"

"Tidak ada" jawab fanya dengan cepat membuat alena yang tadinya baru datang terdiam

Sebenarnya mereka sudah tau bahwa fanya tidak mempunyai keluarga selain kedua orangtuanya dan Tika. Tapi hanya untuk memastikan sekali lagi saja Alena kembali bertanya namun jawaban yang diucapkan fanya tetap saja sama. Tidak ada

***

Keesokan harinya fanya memutuskan untuk sekolah. Meski semua orang sudah melarangnya karena kondisinya tidak baik, namun fanya tetap keras kepala untuk pergi kesekolah. Baginya di rumah saja hanya akan membuatnya kembali mengingat masa lalu. Lebih baik ia sekolah dan menenangkan hatinya

Fanya berjalan di sepanjang koridor sekolah. Nara tidak masuk sekolah Karna ada acara keluarga, dan alena ia sedang ada urusan di ruang guru, jadi fanya terpaksa jalan sendiri

"Eh fanya? Katanya ibu kamu meninggal ya? Aku turut berduka cita ya?" Ucap teman sekelasnya

Fanya hanya mengangguk kecil dan tersenyum kecil

"Kamu pasti sedih ya? Kenapa kamu sekolah? Kenapa gak istirahat aja dulu?"

"Iya kamu kan habis mengalami hal yang buruk, sebaiknya kamu istirahat saja dulu"

"Iya loh fanya, wajahmu pucat. Mending kamu pulang saja atau ke UKS, aku anter ayo"

Meskipun mereka tidak menyukai fanya namun mereka masih mempunyai hati untuk membenci orang. Saat ini fanya seharusnya membutuhkan dukungan, dan mereka semua tahu itu. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk berbaikan saja pada fanya setidaknya hingga keadaan fanya membaik

Habis dari kejadian kemarin fanya tidak banyak bicara, ia tambah menjadi pendiam dan selalu melamun. Seperti orang yang tidak semangat hidup

Fanya hanya mendengarkan teman temannya saja tanpa tahu apa yang mereka katakan karena pikirannya sedang tidak di sekolah

Sedari tadi ia sama sekali tidak fokus untuk mengikuti pelajaran, kerjaannya hanya diam dan melamun. Guru yang mengajar pun sudah tahu alasannya kenapa, oleh karena itu mereka membiarkan fanya seperti itu dulu

Bel istirahat

"Maaf Alena, aku harus ke kantin dulu" ucap fanya pada Alena

"Oh iya gak apa apa, aku juga nanti mau ke kantin. Kamu duluan saja aku ada urusan di ruang guru lagi" ucap Alena

Fanya hanya mengangguk dan meninggalkan kelas

***

Rayhan dan teman temannya sedang berjalan menuju kantin

"Hey itu si cupu kan?" Ucap kelvin pada Rayhan membuat dia menoleh

"Gue Denger nyokapnya meninggal ya kemaren?"

"Iya gue juga denger itu, makannya dia langsung pulang waktu kita gangguin"

"Kuat banget sih tuh sampah, masih aja sekolah. Kalau gue sih ya pasti tidur di rumah" ucap Fadil

"Pikiran loe libur Mulu, loe rela bokap loe mati asal loe bisa libur? Gila loe" ucap Raffi sambil memukul kepala Fadil

Rayhan hanya diam saja. Ia kembali mengingat kejadian waktu di rumah sakit, dimana fanya menangis histeris dan tentu saja itu pertama kalinya Rayhan melihat fanya seperti itu. Ia jadi mengasihani wanita itu

Rayhan menggeleng cepat, mana mungkin ia mengasihani orang bodoh itu, ia pasti sudah gila

"Hey Han, tumben loe diam, biasanya loe selalu mengerjai tuh cewek. Mumpung sekarang ia sedang sendiri mending kita kerjain aja" ucap kelvin

Rayhan diam tampak berpikir

"Tumben loe diam, loe gak kasihan kan ama dia?" Ucap Raffi

"Nggak lah, ayok kita buat dia sadar kalau dia tidak pantas hidup" ajak Rayhan dan langsung menghampiri fanya yang berjalan menuju kantin

"Sini ikut gue" Rayhan menarik tangan fanya dan membawa gadis itu ke belakang sekolah, tempat dimana ia oernah membully fanya di tempat itu

"Gue Denger nyokap loe mati, terus gimana? Apa sekarang loe udah sadar kalau loe tu gak ada gunanya di dunia ini, buktinya nyokap loe aja pergi ninggalin loe, lebih baik kie mati aja" ucap Rayhan

"Loe tu ya kebiasaan deh, kalau kita atau gue lagi ngomong tu ditatap!!!" Bentak Rayhan

Rayhan menarik dagu fanya sehingga wanita itu menatap matanya

Rayhan langsung melepaskan dagu wanita itu dari tangannya

Ia hampir lupa kalau fanya mempunyai mata yang mirip seperti orang itu

"Sial!!!" Bentak Rayhan kesal dan langsung pergi dari sana membuat ke tiga temannya saling tatapan heran

Fanya mengangkat sudut bibirnya.

Rindu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang