11

182 10 0
                                    

Happy reading

***

Jam menunjukkan pukul 14.00 WIB. fanya berjalan menelusuri setiap jalan dan berharap ada pekerjaan untuk dirinya.

Fanya berniat untuk bekerja dan mencari uang sendiri untuk membiayai sekolah Tika dan kehidupannya. Ia tidak bisa terus bergantung pada sahabatnya, apalagi kedua sahabatnya sudah banyak membantunya, jadi ia berniat untuk mencari uang sendiri.

Beberapa hari setelah Rayhan menciumnya dan semakin hari geng nya rayhan semakin jarang membullynya, mungkin Rayhan yang meminta teman-temannya untuk tidak membully fanya, namun tetap saja hanya takut semua orang akan curiga.

Bruk

"Eh maaf" ucap fanya yang tidak sengaja menabrak seseorang

"Punya mata gak sih?!!"
"Oh ternyata lo, si cupu dari tong sampah" ucap wanita itu yang tak lain adalah putri.

Fanya hanya diam saja lalu ia menghela nafas panjang

"Aku punya mata, buktinya aku bisa melihat wanita yang tak punya hati sedang berdiri di hadapanku" balas fanya.

"Wah wah wah udah berani ya lo, ingat ya!! Jangan pikir karena Rayhan gak bully lo lagi, berarti dia udah suka sama lo. Dia itu cuman kasian sama orang kayak lo, jadi saran gw ya Lo jangan keras kepala, jijik tau gak" ucap Putri lalu pergi meninggalkan fanya.

Fanya hanya menghela nafas saja dan melanjutkan jalannya

***

Malamnya fanya masih berada di ruang sakit karena Tika belum pulih total. Nara dan Alena sudah pulang beberapa jam yang lalu untuk mandi dan menyiapkan peralatan sekolah yang harus di bawa besok. Mereka berdua berniat untuk menginap di rumah sakit bersama fanya.

Fanya terdiam menatap tanya yang masih tertidur. Hanya hanya duduk dan melamun

"Ara"

"Eh indung anakan kucing"

Fanya terkejut saat seseorang mengagetkan nya. Dan latah nya pun keluar

"Hehehe kamu masih sama aja ya, kalau kaget gak bisa santai" ucap Rayhan sambil ketawa

"Aku kira siapa, bikin kaget aja!!" Protes fanya.

Rayhan kembali tertawa dan memeluk fanya

"Ya maaf, udah makan?"

Fanya mengangguk "udah, tadi sebelum Nara dan Alena pulang mereka memberikanku 2 bungkus nasi goreng, lihat perutku membesar" ucap fanya sembari memegang perutnya dan berniat untuk mengangkat baju nya namun Rayhan dengan cepat menahannya.

"Dia masih saja kayak anak kecil, bagaimana bisa dia memperlihatkan perutnya kepada seorang lelaki" Gumam Rayhan

"Loh kenapa? Gak mau liat?" Tanya tanya polos.

"Tidak usah, bagaimana bisa kamu memperlihatkan perut mu kepada seorang lelaki"ucap Rayhan yang gemas lalu mencubit kedua pipi fanya

"Aww sahit lehashan"

"Hah? Kamu ngomong apa? Hahaha"

"Ihh lehas"

"Ish aku gak ngerti kamu ngomong apa?"

"Lehas hahan"

Rayhan semakin gemas dan semakin tertawa mendengar kalimat yang diucapkan fanya.

"Ekhem ekhem" nara

"Batuk mba, minum Baygon" Alena

"Mati dong gw njir" nara

Rayhan dan fanya pun langsung bersikap biasa aja.

"Udah malam pulang sana Lo Han" usir Alena pada Rayhan

"Yee gw baru sampe monyet" Rayhan

"Ya udah ajak jalan fanya gih, pasti dia bosen disini" Nara

"Nggak kok, aku gak bosen" fanya

"Kamu pasti bosen, udah sana kalian berdua keluar" suruh Nara

"Ya udah Ayuk" ucap Rayhan dan menarik tangan fanya, meski fanya sudah menolak namun Rayhan tetap memaksanya.

"Jagain temen gw, awas aja Lo kalau dia smaoe lecet" Nara

"Iya gw bunuh Lo" Alena

"Bacot kalian berdua" ucap Rayhan lalu keluar dari ruangan Tika

Mereka berdua pun sudah berada di luar rumahnya sakit, dan menuju parkiran.

"Ini kita mau kemana? Kamu gak berniat mau culik aku kan?" Ucap fanya

Rayhan terkekeh gemas "ya nggak lah, massa aku mau nyulik kamu sih" ucap Rayhan sambil mengelus rambut fanya.

Fanya diajak ke sebuah kafe

"Ayo masuk" ajak Rayhan dan menggandeng tangan fanya.

Fanya hanya mengangguk dan mereka pun masuk ke kafe.

"Hari ini aku bahagia bisa jalan berdua" gumam Rayhan

"Makasih Rayhan" gumam fanya


Gw hanya bisa bikin segini, sorry ya :v

Votee.

Rindu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang