"Ini apa (Y/n)? Kenapa bisa ada di jaket kamu?"
Bruk
Gue terperanjat saat bungkus rokok mendarat di depan gue, diatas buku tugas yang terbuka.
Mata gue melihat bungkus rokok yang masih tersegel itu, rokok yang pertama kalinya gue beli dan bahkan belum gue coba.
"Rokok" jawab gue sekenanya dan mendorong rokok itu menggunakan bolpoin agar menjauh dari buku, dan mulai mengerjakan tugas kembali.
"Mau jadi apa kamu hah? Dengerin kalau mama lagi bicara" mama tarik bahu gue, membuat buku tugas gue kecoret, njing, tugas mau selesai pakai acara kecoret, mana tipe-x nya hilang pula.
"Mama sekolahin kamu supaya hidupnya bener, bukan malah kayak gini, mau jadi anak pembangkang kamu" gue menatap mama dengan datar.
"Gak ada bedanya sama papamu itu, hidupnya gak bener"
"Tahu apa sih mama soal hidup bener apa nggak? Mama sama papa itu nggak ada bedanya" seru gue sambil berdiri dihadapan mama yang membisu.
"Mama mau aku hidup bener? Harusnya mama rawat aku dengan baik, bukan malah balas nyelingkuhin papa, kalian itu sama aja" gue melewati mama, ambil hoodie yang digantung dekat pintu dan pergi dari rumah suram itu, bodo amat mau dibilang anak pembangkang atau durhaka sekalipun.
Kabur dari rumah gue langsung nongkrong di minimarket sampai jam setengah satu, merasa bosan akhirnya gue memutuskan untuk pergi.
Jalanan sepi membuat gue menambahkan kecepatan motor, istilah lainnya adalah ngebut-ngebutan, gak bakal ada yang negur atau marah juga, rasanya bebas juga menyenangkan.
"Huwaaaa..." gue spontan menarik rem saat seekor kucing lewat depan motor, buat gue hilang keseimbangan dan terjatuh gitu aja di aspal.
"Argghhh...sial...sial..." gue meringis kesakitan saat kaki kanan gue tertimpa motor, gue berusaha mendorong motor itu, tapi usaha gue sia-sia, mana jalanan sepi pula.
"Sial..." gue terisak pelan.
"Astaga"
"Ehh itu mbaknya dibantu"
Gue noleh saat merasakan motor yang menimpa kaki gue terangkat, disekitar gue udah terdapat beberapa orang.
"Mbak ayo ke rumah sakit" didepan gue seorang cowok berjongkok, matanya terlihat khawatir.
"Siapa?" tanya gue masih terisak.
"Saya warga sini, ayo saya bawa ke rumah sakit" dia memegang lengan gue.
"Gak usah, lukanya gak terlalu dalam" gue memeriksa kaki kanan gue yang terdapat luka goresan panjang di betis dan mengeluarkan darah.
"Kalau gak mau ke rumah sakit ke rumah saya aja mbak, saya obatin, kalau dibiarin nanti infeksi"
Gue terdiam sambil melihat wajah khawatir cowok itu.
"Gak bakal saya apa-apain mbak, saya janji"
"Iya mbak lukanya harus cepat ditangani itu" kata seorang ibu-ibu, akhirnya gue mengangguk
Cowok itu tersenyum dan membantu gue buat jalan ke rumahnya dengan seorang bapak-bapak.
Sial, kaki gue jadi sakit banget waktu dibuat jalan.
Dia dan bapak itu mendudukkan gue di sofa ruang tamu dan berlalu meninggalkan gue, bapaknya juga keluar, katanya mau lihat motor gue.
Si cowok datang lagi dengan membawa baskom berisi air, kain bersih sama kotak P3K, dengan telaten dia mengobati luka gue, di betis sama telapak tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
17+ Wanna Read? ; Produce 101 Season 2 & Produce X 101
FanfictionCuma kumpulan cerita oneshot member PD101 S2 dan PDX101 yang unfaedah & ber-rate 17++ ? . . . . . . . . . . monggo dibaca atuh :)