Hatiku sakit… sakit sekali hingga rasanya aku akan mati saat ini juga. Tapi… disaat keinginan untuk mati itu hadir, seseorang datang dan memberikan pelukannya padaku. Dia bilang akan menjagaku, dia bilang untuk percaya padanya dan dia juga bilang kalau dia mencintaiku. Lalu… bagaimana dengan hatiku? Jawaban dari semua pertanyaannya, jika aku bilang “Ya” apa kami akan hidup bahagia bersama serta menyambut kedatangan si kecil nanti?
Itu adalah mimpi semua orang, termasuk diriku. Dalam dekapannya, aku menangis tersedu-sedu seolah mengadu dalam isakan tangisku kalau aku sungguh membutuhkan seseorang sepertinya untuk menjagaku.
Yaa… Jung yong hwa, aku percaya padamu. Aku percaya akan semua kata yang kau ucapkan. Akan cinta dan keinginamu untuk bersamaku, bersama kami.
“Aku… tolong jangan tinggalkan aku. Aku tidak punya siapapun selain kalian. Anakku, dia pasti akan membutuhkanmu. Walalupun aku mampu untuk menjaganya sampai akhir hidupku, tapi… seperti yang kau bilang, bukankah kau ayahnya? Kau harus bersama kami, tolong jangan tinggalkan kami.”Shin hye menangis terisak dalam dekapan Yong hwa, bersamaan dengan keinginannya untuk tetap bersama Yong hwa.
Saat itulah Yong hwa tersenyum senang, terlihat kelegaan dan ketulusan dalam wajahnya yang tersenyum. Pelukannya semakin erat membawa Shin hye masuk dalam dekapan tubuhnya. Menjaganya dan menenangkan hati wanita yang dia cintai.
“Tidak akan… aku tidak akan pergi. Maafkan aku, kau terluka karena aku. Kumohon maafkan aku untuk semua perbuatan yang telah melukaimu.”Shin hye menggeleng diatas dada Yong hwa, seolah dia mengatakan kalau itu bukan kesalahan Yong hwa. Shin hye mengerti kenapa Yong hwa seperti itu.
Shin hye mengangkat kepalanya dan menjauhkan sedikit tubuhnya sehingga dia bisa melihat wajah Yong hwa. Dengan wajahnya yang basah, Shin hye menatap Yong hwa sendu. Kedua tangannya terangkat hendak menangkup wajah Yong hwa. Begitu pula dengan Yong hwa yang menggenggam tangan Shin hye diwajahnya. Menyatukan kening mereka sembari terisak dan tersenyum, mensyukuri keajaiban yang saat ini telah terjadi dalam hubungan mereka. Saat ini hanya ada mereka, hanya meraka dan seluruh kehidupan yang baru akan mereka jalani.
***
Beberapa hari kemudian Shin hye mengunjungi Lee ji ah dipenjara bersama dengan Yong hwa yang mengantarnya. Sejak hari itu, hubungan Yong hwa dan Shin hye membaik. Mereka berjanji untuk terus bersama sebagai sepasang suami istri dan orang tua bagi anak mereka.
Shin hye tersenyum saat meminta Yong hwa untuk menunggunya dan membiarkan dia untuk bicara secara pribadi dengan Lee ji ah. Yong hwa setuju dan membiarkan Shin hye menemui Lee ji ah.
Saat Shin hye masuk ke dalam ruangan, sudah ada Lee ji ah disana dengan memakai baju tahanan dan rambutnya yang dikuncir pendek. Wajahnya menunduk seakan tidak ingin menunjukan wajahnya pada Shin hye. Menyesal, malu? Yaa sepertinya begitu.
Shin hye duduk didepan Lee ji ah.”Nenek… tidak kah kau ingin menyapaku?”Ujar Shin hye saat dia sudah duduk dihadapan Lee ji ah. Saat itulah Lee ji ah mengangkat wajahnya dan menatap Shin hye dengan wajah muram.”Ada apa dengan wajahmu?”Tanya Shin hye lagi dengan suara pelan.
“Shin hye… aku. Maafkan aku.”Ujar Lee ji ah.
“Untuk apa?”Tanya Shin hye lagi.
“Semuanya… Semua hal yang aku lakukan padamu, pada keluargamu.
“Apa kau menyesal?
Lee ji ah diam beberapa saat.”Tidak.
Shin hye tersenyum tipis sembari menahan perasaannya.”Kau benar. Jangan menyesali atas semua yang telah kau lakukan. Semua keputusan yang kau ambil dalam hidupmu, itu semua sudah kau pertimbangkan. Demi keluargamu, kau bahkan mengorbankan keluargaku. Bagiku, itu kejam. Tapi kau lebih kejam terhadap keluargamu sendiri. Lihatlah sekarang bagaimana kalian, keluargamu. Kebahagian itu tidak bisa ditukar dengan uang. Tidak ada kebahagian yang abadi jika kau mengambil kebahagian orang lain. Aku tidak bilang aku tidak bahagia… karena mereka, orang tuaku… akan selalu ada disini.”Tunjuk Shin hye pada dadanya, dan air matanya melesak turun dari kedua matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/183592913-288-k452604.jpg)