Kalimat yang diucapkan Yong hwa membuat Shin hye kembali mengambil langkah mundur dengan mata berkaca-kaca. Kalimat itu tentu saja membuatnya merinding dari pada terharu akan pernyataan cinta yang Yong hwa ucpakan.
Melihat Shin hye yang seolah berusaha menjauh darinya, tentu saja Yong hwa mengambil langkah mendekat seiring langkah mundur yang Shin hye lakukan.
Yong hwa berusaha menggapai tangan Shin hye, tapi sayang... Shin hye justrus menggelengkan kepala seolah menolaknya.
Saat Shin hye tersudut pada pintu yang tertutup, saat itu dia nampak terkejut berbalik melihat tubuhnya yang sudah tidak bisa menghindar dan kembali menatap wajah Yong hwa.
"Ke... Kenapa kau lakukan ini padaku? Apa salahku, jika kau tidak suka aku menggantikan posisi Yoora, maka biarkan saja aku pergi."Suara bergetar Shin hye membuat Yong hwa tidak tega dengan ketakutan yang dirasakan wanita itu pada dirinya.
"Apa yang kau katakan, Shin hye. Aku bilang, aku mencintaimu. Bagaimana bisa aku membiarkanmu pergi, terlebih lagi dengan bayi kita. Coba pikirkan tentangnya.
"Aku sudah memikirkannya dengan baik, jalan yang terbaik adalah dengan pergi dari kehidupanmu. Biarkan kami pergi jika kau tidak menginginkan kami.
"Cukup!! Sudah cukup, Shin hye. Apapun yang kau pikirkan tentangku, kau bisa terus berpikir seperti itu. Benar, aku memang tidak menginginkanmu, tapi itu dulu dan tidak benar kalau aku tidak menginginkanmu. Aku menginginkanmu Shin hye, menginginkan bayi kita, keluarga kita. Kita bisa memulainya dari awal bersama-sama. Apa ini tidak cukup? Pengakuanku dan keinginanku?"Saat mengatakan itu Yong hwa mengambil selangkah untuk semakin dekat dengan Shin hye sehingga dia bisa menggapainya, saat Shin hye sudah mengerti dan mengizinkan untuk menggapainya.
Shin hye terpaku, tidak tahu apa yang harus dia katakan ataupun lakukan. Haruskah dia percaya dan setuju melakukan apa yang Yong hwa katakan. Tapi, disisi hati yang lain Shin hye nyatanya meragu. Dia takut kalau semua itu hanyalah kebohongan belaka untuk membodohinya. Mungkin Yong hwa akan membiarkannya tetap tinggal, tapi itu bisa saja sampai dia melahirkan anaknya. Dan setelah itu dia akan menyuruhnya pergi tanpa bisa bersama dengan bayinya.
Pikiran itu membuat Shin hye semakin takut. Dia tidak ingin kehilangan bayinya, dia ingin terus bersama dengannya, mengurusnya, membesarkannya dan terus bersama sampai bayinya tumbuh besar.
"Jangan ambil anakku, aku mohon. Tolong biarkan aku pergi. Jangan katakan mencintaiku sebagai alasan untuk mengambil anakku."Shin hye terjatuh bersimpuh dihadapan Yong hwa sembari menyatukan kedua tangan seolah dia sedang memohon. Tangisannya menggema dengan suara isakan yang tersendat dengan kata-katanya sendiri.
Melihat Shin hye yang seperti itu membuat Yong hwa kesal. Dia mengepal kuat kedua tangannya sembari menahan marah. Ketakutan dan penolakan dari Shin hye membuatnya kecewa dan seolah ada rasa sakit dalam hatinya. Sangat perih sehingga Yong hwa memutuskan keluar meninggal Shin hye yang masih terduduk sembari menangis.
Shin hye melirik kepergian Yong hwa, mengambil napas panjang sembari mengusap wajahnya yang basah. Ada rasa bersalah yang hinggap dihatinya. Bukankah seharusnya dia senang, tapi kenapa dia seperti ini??
***
Sejak saat dikantor kejaksaan waktu itu, Yoora seolah tidak bisa hidup tenang. Bahkan tidurnya pun tidak lelap. Dia masih tidak terima kalau Shin hye adalah putri dari keluarga Park, pemilik Park Group dan seluruh kekayaan yang saat ini dia miliki bersama keluarganya.
Sejak kedatangan Shin hye dulu, dirinya sudah tidak menyukainya. Terlebih lagi neneknya itu selalu mencoba mendekatkan diri dengannya, dan selalu membuatnya untuk dekat dengan Shin hye. Menganggapnya sebagai saudara sendiri, baginya itu tidak mungkin. Sikap diam Shin hye, ketidaktertarikannya pada orang lain membuatnya semakin kesal pada Shin hye. Bahkan usaha neneknya untuk dekat dengannya pun tidak ada hasilnya sampai sekarang. Tapi, justru neneknya itu masih ingin memberikan seluruh kekayaan ini padanya.