"Terlalu banyak yang ingin disampaikan. Tapi terlalu sakit untuk di ucapkan."
-----------------------------------------
Aku up lagi nih:)
Entah gimana part ini yang jelas aku mikir lama😁Nunggu vote dan komentar kalian nih🐰
Aku nunggu komentar kalian:'(
Happy reading.
Ataya masih diam tak bergeming setelah beberapa kali suaminya memanggil. Dia masih marah atas perbuatan Alaska semalam yang mengakibatkan saat bertemu Rina tadi berjalan dengan tertatih. Malu bukan kepalang. Bukannya perhatian, mertuanya malah menggoda dirinya. Hingga rasanya, Ataya ingin sekali mengumpati suaminya yang menyebalkan itu. Tapi sayang, dia tak ingin menjadi istri durhaka.
Semalam mertuanya sudah pulang pukul satu dini hari. Jangan tanyakan siapa yang membukakan pintu. Tentu saja suaminya itu, karena semalam Ataya merasa dirinya sangat lelah hingga tidur dengan nyenyak.
"Tay, udah dong jangan marah lagi." bujuk Alaska.
Kali ini Alaska menjatuhkan bokongnya tepat di samping wanita yang tengah merajuk itu. Beberapa kali pun Alaska memanggil tetapi tetap saja Ataya sibuk dengan ponselnya. Saat ini keduanya tengah duduk di sofa dengan layar TV yang masih menyala.
"Taya, ayok sayang kita sarapan," ajak Rina yang baru saja menyelesaikan kegiatan di dapur.
Wanita setengah paruh baya itu berjalan mendekat ke arah mereka. Ataya meringis pelan, malu tidak bisa membantu Rina yang menyiapkan sarapan. Bukannya Ataya tidak mau membantu, hanya saja melihat kondisi Ataya yang berjalan tertatih membuat Rina mengulum senyum. Tentunya, Rina dengan senang hati menyuruh menantunya itu duduk manis menunggu sarapan.
"Iya ma. Maaf ya, Taya gak bantu mama, lagi." ucap Ataya menunduk. Wanita itu merasa bersalah.
Rina tersenyum lembut. "Gak pa-pa kok sayang. Mama malah seneng bentar lagi bakalan punya cucu." girang Rina. Membuat Ataya melebarkan matanya. Oh, Astagaaa!! Cobaan apa ini?
Alaska yang mengerti maksud Rina pun menghela napas berat. Baiklah, Alaska mengerti mengapa istrinya dan mamanya pun bertingkah aneh.
"Ma, Taya itu semalam ke---" Ataya mencoba menjelaskan pada Rina. Tapi Rina tidak peduli sama sekali, wanita paruh baya itu langsung memotong ucapannya. "Duh sayang mama ga mau menantu mama sakit. Ayo, kita sarapan bentar lagi bunda kamu mau berangkat ke Bandung kan?"
Ataya tersenyum tipis. "Mama duluan aja, nanti Taya susul."
"Eum. Yasudah, mama panggil papa dulu." setelah itu Rina beranjak pergi meninggalkan putra dan menantunya.
Ataya melirik Alaska yang tersenyum geli. Entah kenapa ingin sekali dia menimpuk wajah tampan suaminya itu dengan batu. "Apa liat-liat!" ketus Ataya.
Bukannya takut, Alaska malah mendekat dan tersenyum miring membuat Ataya was-was dan langsung berlari terbirit-birit ke meja makan dengan kaki yang sedikit pincang.
Alaska dibuat tertawa oleh tingkah istrinya itu. Sangat menggemaskan.
Ya, semalam keduanya bergelut di kasur dengan bantal sebagai senjata. Semalam Alaska di buat kesal karena istri mungilnya itu mengabaikan dirinya. Setelah Alaska menarik Ataya untuk tidur dan dibungkus oleh selimut. Ataya memberontak kesal, dia malah memukul Alaska, menarik rambut Alaska bahkan menggigit lengan suaminya hingga Ataya terjungkal ke belakang, kakinya ke pentok oleh sanding kaki kasur menyebabkan istrinya itu menangis dan merengek setelah perperangan terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA 2 ✔ [SEGERA TERBIT]
Ficção Adolescente[SEQUEL ALASKA] [FOLLOW SEBELUM DIBACA] Sebelum baca cerita ini. Cus baca cerita sebelumnya ALASKA. Kisah seorang gadis mungil, manja, polos dan unik yang menjadi tetangganya dulu dan sebagai adik kelasnya kini telah menjadi istrinya. Seseorang...