- Kena Marah

15.2K 734 67
                                    


HALLO SELAMAT MEMBACA❤

JANGAN LUPA VOTE+KOMEN YA
HARGAI DENGAN VOTE+KOMEN

Saat ini Ataya berada di sebuah super market setelah berbelanja dari pasar bersama bi Tuti. Keduanya tampak memilih-milih barang, terutama Ataya yang sibuk berpikir keras memilih cemilan tanggo coklat atau Vanila. Keduanya sama -sama menggiurkan membuat Ataya berkali-kali plin plan mengambil dan meletakan.

"Yaampunn!! Mau dua-duanya tapi takut kena marah," gumamnya seraya menatap troli belanjaannya yang dipenuhi berbagai camilan. Matanya tak lepas memandang dua tanggo itu.

"Nak Taya?"

Ataya tersentak kaget mendengar suara yang mengejutkannya dari belakang. Ataya mendesah pelan begitu mengetahui bi Tuti lah yang memanggilnya. Matanya turun ke arah keranjang yang di bawa bi Tuti. "Bibi udah?" tanya Ataya.

"Udah nih, Nak Taya mau beli apa?" kali ini Bi Tuti yang bertanya. Matanya melirik ke arah troli Ataya yang dipenuhi cemilan. Dan, yah, mulai hari ini bi Tuti dan mang Joko sekarang memanggil Ataya dan Alaska dengan sebutan Nak, bukan aden, tuan ataupun non dan itu perintah dari nyonya Ataya.

Ataya tidak suka jika orang yang lebih tua darinya memanggilnya Non atau sebagainya. Ataya senang jika bi Tuti ataupun mang Joko memanggilnya dengan nak Taya, dan Alaska hanya mengikuti apa kemauan istri mungilnya ini.

Bi Tuti yang hendak ke pasar pun di hentikan oleh Ataya karena Ataya memaksa ngin ikut belanja keperluan dan diantarkan oleh mang Joko.

Ataya menggigit jari telunjuknya sementara tangan kirinya menunjuk dua tanggo yang masih berada di tempat. Ataya menatap penuh harap kedua tanggo itu.

Melihat itu bi Tuti jadi bingung sendiri. "Kenapa gak diambil aja, nak?"

"Takut kena marah sama kak Alaska." cicitnya. Ataya benar-benar takut jika Alaska memarahinya berbelanja sebanyak itu.

Bi Tuti tersenyum lembut. "Gak pa-pa ambil aja, nanti biar bibi yang bilangin ke nak Alaska."

Mata Ataya langsung berbinar, "beneran, bi?" bi Tuti mengangguk.

Ataya dengan senang hati mengambil dua tanggo itu lalu memasukannya ke dalam troli. "Ayo kita bayar!" girangnya.

Keduanya langsung berjalan menuju kasir. Ataya mendesah pelan melihat banyaknya orang yang sedang mengantri. Matanya melirik kearah troli, betapa senangnya melihat semua cemilan kini ada di depan mata. Ataya benar-benar tak sabar ingin memakan semua cemilannya, bagaimana nikmatnya setiap mencicipi berbagai cemilan itu.

Setelah mengantri lama akhirnya giliran Ataya membayar semua belanjaannya. Dengan semangat 45 Ataya meletakan semua barangnya di meja kasir. Badan Ataya sedikit oleng ke samping setelah mendapat senggolan keras dari seseorang, untung saja bi Tuti dengan sigap menarik tangan Ataya agar tidak terjatuh.

"Nak Taya gak pa-pa?" tanya Bi Tuti khawatir.

Ataya menggeleng kecil.

Ataya mendongak menatap orang yang menabrak dirinya. Dia begitu kesal mengetahui seorang perempuan berbadan tinggi berdiri di depan kasir. Ataya semakin mendengus kesal, tidak bisakah orang itu sabar untuk mengantri?

"Mbak bisa antri nggak?" tegur Ataya.

Perempuan itu seolah tak mendengar tegurannya, dengan perasaan kesal Ataya menarik keras lengan perempuan itu dan mendorongnya ke samping membuat tubuh gadis itu oleng dan hampir jatuh jika saja tidak memegang meja kasir. "Lo bisa lembut sedikit gak? Kasar banget!" bentaknya.

Ataya mengerutkan dahinya. Disini yang salah perempuan itu lalu mengapa dirinya yang dimarahi?

"Maap ya, mbak itu harus patuhi peraturan. Kalo ngantri ya ngantri dong! Jangan asal nyelonong kek kucing ketahuan maling," sarkas Ataya.

ALASKA 2 ✔ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang