Mencoba

12.1K 529 53
                                    

"Aku percaya jika kita saling menjaga perasaan."

SELAMAT MEMBACA.
SEBELUM MEMBACA VOTE DULU.

BACA SAMPAI HABIS YA AKU ADA INFO NIH BUAT KALIAN:)

VOTE ADALAH CARA MENGHARGAI KARYA ORANG ❤

Cantik. Satu kata keluar dari mulutnya ketika melihat penampilannya sendiri di depan kaca. Ataya memakai dress selutut dan sedikit polesan make up di wajahnya. "Kenapa Taya jadi cantik sih," Gumamnya menatap bayangan di depan.

"Perfect deh." Ataya terkikik geli setelah menyatakan dirinya sempurna.

Setelah merasa puas melihat tampilannya sendiri Ataya langsung mengambil tas kecil dan turun ke bawah. Hari ini ia sudah berjanji pada Viola untuk datang ke rumahnya. Sebelumnya Ataya sudah meminta izin pada Alaska.

"Nak Taya mau ke mana?" tanya bi Tuti begitu Ataya baru saja turun dari tangga.

"Mau ke tempat temen bi. Taya juga udah minta izin kok sama kak Alaska."

Setelah mendapat anggukan dari bi Tuti Ataya segera keluar menemui mang Joko. Pria setengah paruh baya itu tengah melap mobil sambil bernyanyi. Melihat itu Ataya terkekeh kecil. "Mang Joko bisa anterin Taya ke rumah Viola?"

Mang Joko menoleh lalu mengangguk. Pria itu menghidupkan mobil dan menyuruh Ataya masuk.

Tak cukup waktu lama untuk sampai ke rumah Viola.

Kini Ataya sudah duduk di sofa ruang tamu dengan hidangan berbagai kue yang tersedia di atas meja. "Ini boleh dimakan nggak?" tanya Ataya basa-basi.

Viola yang baru saja keluar dari dapur membawa minuman langsung memutar bola matanya malas. "Kalau nggak boleh ngapain gue nyimpan kue di sana, mending di kamar gue." jawab Viola kesal.

Ataya terkekeh pelan dan mengambil satu kue berbentuk Bintang. "Kak Reno mana?" tanya Ataya, melihat di rumah ini hanya Viola saja.

"Lagi kerja."

"Berduan doang di rumah? Pembantunya nggak ada?" Viola menggeleng acuh. "Malas katanya," jawabnya.

Ataya menautkan alisnya. "Kata siapa?" tanya Ataya.

"Si Reno. Katanya gak usah pake pembantu."

"Kenapa gak pakai pembantu? Kan bantuin kerja sikit."

Viola menggeleng pelan. "Hemat. Mau belajar mandiri juga sih gue. Biar kayak Mama ngerasain jadi istri itu gimana." Ataya menganggukan kepalanya singkat.

Entah kenapa di kepalanya terbesit ingin seperti Viola. Ingin mandiri, ingin menjadi istri seperti bundanya yang bekerja keras menemani suami, membersihkan rumah, memasak dan hal lainnya. Memikirkan itu apa Alaska membolehkannya seperti Viola?

"Lo gak cocok kerja tanpa pembantu. Bisa-bisa lo ngerengek sama suami lo. Kecapekan lah, magerlah, inilah itulah." sindir Viola menangkap raut wajah Ataya yang tengah berpikir.

Mendengar itu Ataya mengerucutkan bibirnya sebal. "Dulu sama sekarang itu udah beda." protesnya. Viola mengangkat bahunya acuh.

Viola memutar sedikit tubuhnya dengan kaki kiri berada di atas sofa. "Sejak hamil lo masih mual-mual?" tanya Viola.

"Lumayan. Gak berat cuma kayak pusing dikit habis itu bangun udah biasa-biasa aja."

"Ga kebayang gue gimana perut lo buncit terus gendut. Mungkin cari bini baru kali kak Alaska." ejek Viola dengan wajah sinis.

ALASKA 2 ✔ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang