"Jangan terlalu memaksakan diri untuk memiliki seseorang, ingat perasaan lo yang terlalu rapuh harus dipertahankan."
UDAH UPDATE KAN?!
NUNGGU ALASKA 2?YA UDAHLAH. JANGAN LUPA VOTE+KOMEN✔
Alaska memijat pelipisnya melihat tumpukan berkas di atas meja. Beberapa hari ini dia sangat sibuk saat ini hingga selalu melupakan makan siangnya. Melihat berkas-berkas bertumpukan membuat mood nya untuk menyelesaikan pekerjaan tertunda. Alaska benar-benar kewalahan.
Di tambah lagi Rita berceloteh tidak jelas sejak waktu istirahat membuat pekerjaannya tidak selesai. Gadis itu sejak tadi berbicara banyak hal, mulai dirinya telah lulus kuliah, menceritakan keluarganya hingga memaksa mengajak makan siang bersama.
Sejak tadi Alaska tidak mempedulikan kehadiran Rita, dia malah sibuk memikirkan Ataya dan pekerjaan kantor. Celotehan Rita menurutnya tidak penting, nyatanya hanya terganggu dengan suara yang tak berhenti untuk berbicara membuat dirinya benar-benar jengah.
"Please deh, Ka. Kaya ga ada waktu lain aja buat nyelesain semuanya. Lo butuh makan, bukan cuma kerjaan aja yang di pikirin. Ntar lo bisa sakit." Begitulah ucapan Rita sejak tadi.
Gadis itu memberi perhatian layaknya kekasih. Namun, Alaska tidak peduli dia membiarkan Rita di sini karena gadis itu kekeuh untuk menemaninya kalau tidak Rita membuat keributan di luar.
"Alaska. Ayo kita makan!! Gue udah lapar ini," ajaknya, lagi.
Alaska menatap Rita tajam seolah kesabarannya sudah habis. "KALO LO MAU MAKAN YA SANA MAKAN AJA SENDIRI. GUE SIBUK! LO GAK LIAT?!" Bentak Alaska. Emosinya tiba-tiba meluap.
Mendapat bentakan dari Alaska membuat Rita terdiam langsung tanpa mengatakan apapun. Gadis itu memilih diam menunggu emosi Alaska kembali stabil. Setelah dirasa cukup barulah Rita bersuara, "Kan gue cuma ngajak biar lo ga sakit," ucap Rita pelan.
Melihat itu Alaska terdiam. "Makasih. Lo bisa duluan makan," ucap Alaska.
Senyum Rita mengembang. Alaska tengah perhatian padanya. "Kalo gitu gue beli makanan dulu terus kita makan berdua, gimana? Oke. Gue beli dulu." ucap Rita tanpa menunggu jawaban Alaska.
Setelah Rita pergi Alaska menghela napas berat. Rita benar-benar menguji kesabarannya. Alaska segera menghubungi Navilun untuk datang segera menemuinya. "Cepetan! Gue butuh lo." Alaska memutuskan sambungannya dan beralih mengambil berkas lalu melanjutkan pekerjaannya.
Pintu ruangan terbuka menampilkan Navilun dengan senyuman yang lebar. Cowok itu masuk tanpa membawa sesuatu. "Kenapa?" tanya Navilun saat sudah duduk di depan Alaska.
"Bantuin gue. Capek gue ngerjain nya. Lo sekretaris macam apa pergi seenak jidatnya?!" ketus Alaska. Sedangkan Navilun, cowok itu malah tertawa.
"Sorry. Lagi ada urusan tadi,"
"Nih, kerjain. Kepala gue pusing berasa mau pecah. Apalagi si Rita ngomong mulu,"
Navilun menautkan alisnya. "Dia masih di sini? Kemana? Kok gak ada?" tanya Navilun seraya mengedarkan pandangan segala penjuru arah.
"Lagi keluar beli makanan."
Navilun mengangguk mengerti.
"Lo ga makan?" tanya Navilun."Gue sibuk,"
Navilun berdecak kesal mengambil berkas yang ada di tangan Alaska. "Lo boleh kerja, tapi ga harus lupa buat makan." ucap Navilun.
Alaska terkekeh pelan. Jujur saja perutnya tak merasakan lapar sama sekali hanya saja tenggorokannya yang kini terasa kering. "Lo udah makan emang?" tanya Alaska. Melihat Navilun sepertinya sedang sibuk juga sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALASKA 2 ✔ [SEGERA TERBIT]
Novela Juvenil[SEQUEL ALASKA] [FOLLOW SEBELUM DIBACA] Sebelum baca cerita ini. Cus baca cerita sebelumnya ALASKA. Kisah seorang gadis mungil, manja, polos dan unik yang menjadi tetangganya dulu dan sebagai adik kelasnya kini telah menjadi istrinya. Seseorang...