Dean's Mission

72 13 2
                                    


Sudah dua minggu tepatnya aku dan hyung-ku berada disini, Kiev


dan sudah dua minggu pula aku akrab dengan Yoona noona, noona rasa ibu, begitulah sosok Yoona noona dimataku. Wanita cantik yang perhatian dan hangat seperti sosok ibu yang selalu aku bayangkan.


Setelah sekian hari menghabiskan waktu dengan Yoona noona, aku teringat mommy yang wajahnya hanya kukenali dari foto yang dipajang dirumah kami di Vancouver, andai mommy masih ada, mungkin akan sangat menyenangkan dan hyung tidak perlu lari dari tahta yang seharusnya ia duduki saat ini.


Asal kalian tahu, hyung-ku Mark Lee merupakan kandidat terkuat sebagai pewaris kerajaan ayahku. Eits, bukan kerajaan sungguhan, maksudku perusahaan ayah kami. Ia satu satunya yang mampu mengendalikan kerajaan ayah karena ia selain sangat kompeten dia juga jauh lebih cerdas jika dibandingkan denganku. Tapi sayangnya dia selalu tak dapat dikendalikan, dan selalu ingin hidup bebas seperti yang ia inginkan.
Mark Lee si jiwa pemberontak, disaat hampir separuh warga bumi menginginkan tahtanya, ia justru tidak peduli dan memilih berkelana mengitari bumi yang lebih imut imut dari planet jupiter. Hyung-ku yang tidak waras menurutku. Hahaha

Ok,




Kembali ke mission private-ku
Dan misi ku adalah mendekatkan Yoona noona dengan hyung-ku, Mark Lee si bodoh.


Wait, yorobun....


Aku nggak tahu caranya. Misi macam mak comblang ini belum pernah aku lakukan sebelumnya, jadi mau tidak mau aku harus meminta bantuan yang mungkin bisa disebut assisten?



Setelah seminggu lebih memikirkan alternative bantuan, aku teringat dengan sahabat hyung-ku, Taemin. Taemin Lee. Perlu diingat kita bukan saudara, kita hanya punya nama marga yang sama.



“sunbae, where are you? I need your help”cecarku tanpa basa basi



“eh bodoh, tidakkah kau punya sopan santun pada sunbae mu ini? bisakah kah kau menanyakan kabarku?”ujar sunbae-ku entah dari mana



“hehehe sorry, aku buru buru dan butuh bantuanmu dan karena ini berkaitan dengan Mark hyung, jadi kau harus menolongku. Ok?”paksaku pada Taemin Lee



“kenapa lagi tuh anak? Ngilang lagi? Udah, nggak usah dipikirin ntar balik sendiri.”jawabnya santai



“bukan menghilang, sunbae. Tapi hal lain yang sangat penting.”jawabku sesopan mungkin padanya. Andai aku sedang tidak membutuhkan bantuannya, aku tidak akan sudi berkata sesopan dan semanis ini padanya.



Sebelum ada yang bertanya kenapa aku memanggil Taemin hyung dengan sebutan sunbae, akan aku keceritakan kronologinya. Itu karena kita sama sama mengambil jurusan kedokteran dan lebih tepatnya spesialis bedah dan dia 4 tingkat diatasku. Itu sebabnya aku memanggilnya Sunbae.



“thanks sunbae. Jadi kapan dimulai? Sebelum salah satunya balik ke tanah air masing masing.”aku sangat semangat mendengarkan kesanggupan Taemin Sunbae untuk melancarkan misi ku.







____


Aku memperhatikan sikap Dean seharian ini, ia terlihat sering menelfon seseorang yang disebutnya sunbae. Entah apa yang ia bicarakan dengan seseorang dibalik handphone genggamnya, yang jelas aku mendengarkan kata kata Mark hyung selalu ia sebutkan berulang kali sambil tertawa dengan seseorang yang samar samar ku dengar suaranya.



“who?”



“what? Oh”



“my senior di kampus dulu.”dia menjawab setelah berfikir sebentar mencerna pertanyaanku



Paper CutsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang