The Issue

68 15 1
                                    


Aku sedang duduk diruangan Lee Taemin sambil menunggunya selesai memeriksa pasien yang datang silih berganti. Pasien yang datang dengan berbagai keluhan menarik minatku mendengarkan keluh kesah mereka yang bahkan tak jarang aku menginterupsi Taemin yang akan mengatakan diagnosanya kepada para pasien.

“hei, Dean. diamlah. Aku sedang memeriksa pasienku.”kesalnya padaku

“sorry, bro hehehe”

“sejak kapan aku jadi saudaramu?”tanyanya kembali kesal

“since you become my brother soulmate, maybe”jawabku santai yang langsung mendapatkan tatapan sinisnya.

“hei, i’m not his soulmate, ok”

“hahaha iya iya. Becanda kok hyung. Lagian dari tadi aku perhatikan hyung terlalu sibuk dan fokus. Ada masalah apa? Lebih baik diceritakan atau hyung akan berakhir sama seperti Yoona noona.”

“Yoona noona?”

“who’s she? Aku belum pernah mendengarnya. Apa dia pacarmu?”

“no, absolutely not. Kenapa Taemin hyung sama saja dengan hyung-ku, menganggap Yoona noona adalah pacarku.” Jawabku kesal kepada mereka yang selalu beranggapan seperti itu.

“lalu siapa gadis yang membuat matamu memancarkan cahaya yang sulit ditebak ini?selidiknya lagi

“do you still remember a girl who I told you before?”

“noona rasa ibu?”sambungku mencoba membantunya mengingat permintaanku tempo hari


“ah, I got it, yang selalu bertengkar dengan Mark kan?”jawabnya histeris setelah mengingat pembicaraan kami via udara beberapa waktu lalu.

“lalu apa hubungannya dengan masalahku? Mengenalnya saja aku tidak.”

“memang nggak secara langsung tapi bisa aku lihat cara kalian berekspresi jika memiliki masalah yang belum terselesaikan dan aku rasa noona juga punya masalah.”terangku padanya

“terserahmu Dean, yang jelas aku nggak mengenalnya.”

“but, how’s Mark? Apa dia baik baik saja? Terakhir aku ketemu dia saat aku jadi relawan di Timur Tengah sekitar dua tahun yang lalu. Apa dia masih belum menentukan sikap?”tanyanya kembali padaku yang terdiam tidak tahu harus berkata apa.

“entahlah hyung, aku yang saudaranya saja nggak tahu harus apa. Daddy semakin tua dan dia nggak memikirkan Daddy sedikitpun, yang dia tahu hanya bagaimana ia mencari tempat pelarian atas kepergian Mommy.”

“tanpa dia sadari, aku juga kehilangan Mommy dan bahkan belum sempat melihat atau mengenalnya, aku cuma tahu wajah wanita yang melahirkanku dari foto yang bertebaran di dinding rumah kami.”ucapku menahan air diujung irisku.

“dan aku kira aku sudah menemukan sesuatu untuk Mark hyung, sesuatu yang ku rasa bisa mengobati kesepiannya.”


“maksudmu Yoona yang kau panggil noona?” aku menganggukkan kepala membenarkan ucapannya.

“aku seperti menangkap sosok yang dibutuhkan Mark hyung dari diri noona. Aku nggak tahu pasti, tapi mereka sangat cocok kurasa.”


“Dean, apa kau seyakin itu Mark bisa menemukan hal yang hilang darinya dari diri Yoona-mu? Sejujurnya hyung sedikit ragu dengan Mark sendiri, kita sama sama tahu kalau Mark orang yang sangat sulit menganggap wanita sebagai makhluk yang ada dibumi ini selain Mommy kalian.”

“dan jujur hyung belum pernah melihatnya mendekati wanita layaknya pria lain, Mark selalu dingin pada wanita yang berusaha mendekatinya. Hyung sedikit khawatir dengan kesehatan mentalnya.”terlihat jelas sayatan kekhawatiran diwajah Taemin sunbae akan sahabatnya itu.

Aku terdiam mendengar ucapan dan kekhawatiran Taemin pada saudaraku satu satunya itu, ia terdengar lebih seperti saudara tertua diantara aku dan Mark hyung dan jika diperbolehkan, aku ingin dikehidupan selanjutnya kami disatukan sebagai saudara seibu seayah yang tentu saja harus selalu akur dan dekat satu sama lain seperti saat ini.

“itu sebabnya aku ingin Yoona noona bersamanya, hyung. Kesepian bukan opsi yang aku inginkan untuk Mark hyung, aku ingin dia tidak merasa sendiri walau sebenarnya aku selalu ada untuknya, tapi untuk urusan rasa kesepian aku nggak bisa membantu dan  kupikir hanya Yoona noona yang bisa. That’s why I need you, hyung, bantu aku mendekatkan mereka”pintaku pada Taemin

“baiklah, aku akan mengambil cuti untuk sesaat, kita dekatkan mereka dengan caraku dan kau ikuti alurnya.” Taemin menghembuskan nafasnya dengan kasar

"dan untuk saat ini, bermain mainlah dengan noona-mu sebelum Mark cemburu jika kau dekat dekat dengannya nanti”senyum jahilnya mengembang

“main main apa maksud sunbae?” tanyaku polos

“main kejar kejaran, main tembak tembakkan dan apapun itu” jawabnya dengan mimik serius

“yaa... hyung masak main tembak tembakkan? Aku bukan anak kecil lagi.”aku kesal pada pria bermarga Lee ini

“hahahaha..... Hoobae-ku ini bodoh sekali, lalu apa gunanya masuk unversitas diusia remaja jika maksud dari perkataanku saja kau tak tahu?”Taemin bodoh ini mengejekku bodoh padahal dia sama bodohnya dengan hyung-ku

“maksudku, bersenang senanglah dengan Yoona-mu sebelum Mark jatuh hati padanya dan kau bodoh tidak diperbolehkan untuk dekat dekat dengan noona-mu”jelasnya panjang lebar yang membuat aku sedikit mengerti maksudnya

“jadi, jika Mark hyung jatuh cinta pada Yoona noona, dia nggak akan memperbolehkanku dekat dekat dengan noona lagi?”

“mungkin, karena menurut pengalamanku, jika kau sedang jatuh cinta maka kau tidak akan membiarkan orang lain untuk dekat dekat dengan orang yang kau cintai, dan Mark mungkin akan seperti itu.”

“tapi aku kan adiknya? Tapi ya sudah lah, nggak apa apa asalkan hyung-ku bersama orang yang tepat, lagian jika mereka bersama, aku dapat paket lengkap”senyumku penuh bahagia

“paket lengkap apa? Dean, kau kira mereka makanan?”tanyanya bingung

“ya hyung, paket lengkap. Aku punya Mark hyung dan Yoona noona, bukannya itu paket lengkap? Aku punya saudara laki laki dan saudara perempuan.”jawabku dengan senyum bahagia yang melebar dipipiku

“how poor you are, sampe segitunya ingin mereka bersatu. Well, jika itu membuatmu bahagia, sebagai your soulmate brother, hyung bakalan bantu nyantuin mereka.”Taemin menepuk nepuk pundakku perlahan

“well, kita mulai darimana dan kapan?sekarang?”tanyaku riang

“tunggu aku ambil cuti dulu, bodoh. Mana bisa aku main kabur kabur aja walaupun rumah sakit ini milik ayahku. Belajarlah untuk professional Dean Lee”teriaknya sambil berpura pura marah padaku

“ hehehe.... sorry hyung, aku hanya terlalu bersemangat. Karena sebentar lagi masa cuti kuliahku akan berakhir, aku juga ingin mendirikan rumah sakit milikku sendiri setelah lulus dari Queens dan aku ingin bebas dari tugas untuk menjaga si baby lion”jawabku antusias

Dan tawa kami pecah saat aku mengatakan Mark hyung sebagai baby lion. Ada history dibalik julukan baby lion yang aku lontarkan tadi, yang jelas ia sudah mendapatkan julukan itu saat dia baru berusia 3 tahun.

Paper CutsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang