Dean ikut bersama Taemin ke rumah sakitnya karena airpods miliknya tertinggal disana beberapa hari yang lalu saat ia berkunjung ke rumah sakit milik ayah Taemin dan tentu saja aku yang harus menjaga singa sakit sendirian disini.
Berkali kali aku memeriksa suhu tubuhnya Mark tapi suhunya masih setia diatas batas normal dan masih terus menggigaukan hal yang sama berulang kali dan sedikit menggangguku yang berada disampingnya sembari membaca buku buku Mark yang terletak diatas kabinet kecil disamping tempat tidurnya.
Ia terlihat lebih tenang saat aku akan memeriksa suhu tubuhnya kembali, ia justru mengagetkanku dengan memeluk kakiku layaknya guling, bukankah Mark sedikit kurang ajar dengan menganggap kakiku adalah guling?
Ternyata saat ia sehat ataupun sakit sama sama kurang ajar, saat sehat mulutnya sangat kurang ajar padaku dan saat sakit tentu saja tangannya yang kurang ajar seperti ini. Ingin rasanya aku menendang tubuhnya jika tidak melihat kondisi tubuhnya yang masih lemah.
Lamat lamat aku perhatikan wajahnya yang tertidur pulas sambil memeluk kakiku, wajahnya terlihat lebih tampan saat sedang tidur seperti ini, tenang. Tanganku terulur begitu saja membelai rambutnya yang basah dengan keringat, mencoba menenangkan Mark yang sempat kembali menggigau sesaat.
Perlahan namun pasti, akhirnya kakiku berhasil terlepas dari pelukannya dan aku segera beranjak keluar kamarnya dan menyalakan televisi dengan volume kecil sambil menunggu kedatangan Dean dan Taemin kembali ke suitenya Mark.
Tak lama setelah aku menyalakan televisi, mereka akhirnya datang. Taemin dengan alat kedokterannya dan Dean dengan airpods yang terpasang dikedua sisi daun telinganya.
"kenapa lama banget Dean? Kasihan hyung mu, ia mengira kalau kakiku adalah guling karena terlalu panas." Gerutuku saat Dean merebahkan dirinya disisi sofa yang berbeda denganku.
"maksudmu Yoona?"tanya Taemin
"tadi dia memeluk kakiku yang disangkanya adalah guling saat aku menemaninya dikamar sambil membaca buku Mark yang ada dikamar"jelasku
"that's okay noona, lagian baru kaki. Noona yang meluk hyung kemaren aja nggak masalah sama hyung."jawab Dean santai dan kembali mengingatkanku kejadian memalukan kemaren saat diperjalan kembali ke Kiev.
"bocah, bisakah kau tidak mengingatkanku hal itu?"teriakku menahan malu
"stay calm, Yoona. Yang dikatakan Dean itu benar, kan? Lagian Mark kan nggak sadar kalau dia meluk kakimu. Sekalian kalian impas, bukan?"Taemin memukulku telak
"baiklah, anggap saja seperti itu"jawabku mengaku kalah dan beranjak dari hadapan mereka
"mau kemana noona? Marah karena omonganku tadi?"tanya Dean masih sambil rebahan disofa
"bukan, noona ingin mandi, lihat sudah jam berapa sekarang, gara gara kalian yang lama kembali, badanku sudah sangat bau sekarang."jawabku mengelak dari yang sebenarnya. Aku hanya ingin menghilang karena masih malu dengan kejadian kemaren
"arasso arasso, nanti kesini lagi ya. Dinner bareng. Makan malam rame kayak gini kan lebih enak."pintanya dan aku berlalu sembari menganggukkan kepalaku.
____
Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam saat Dean menelponku untuk kekamarnya dan dinner bersama dan disinilah aku saat ini, ditengah tengah Dean dan Taemin yang mengapitku.
Mereka menyantap makanan yang telah dipesan sebelum aku datang kekamar mereka dan untuk keadaan Mark, ia sudah lebih baik dari sebelumnya. Ia juga ikut makan bersama kami meskipun dengan menu yang berbeda karena Taemin hanya memesankan bubur tanpa garam untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Cuts
FanfictionYoona, aku menginginkanmu sampai tak ada lagi kertas yang bisa kau potong disetiap malamnya. Park Yoona, aku Mark Lee mencintaimu sampai belulangku rapuh.