Aku duduk disamping noona yang sedang menikmati hidangan yang aku antarkan tadi, sangat jelas noona belum makan apa pun setelah kami kembali dari shypit dan mungkin saja ia memang benar benar beristirahat dan mengabaikan waktu makannya.
Ia begitu bersemangat memasukkan suapan demi suapan kedalam mulutnya yang baru aku sadari bahwa mulutnya sangat besar untuk wanita bertubuh kurus seperti dirinya bahkan aku sempat berfikir kalau noona tidak pernah makan selama hidupnya tapi tentu saja tidak mungkin mengingat harga kamar dihotel ini yang terbilang tidak murah saja sanggup ia tempati dan tidak mungkin ia tidak punya uang untuk makan.
"selera makanku memang besar jika aku sangat kelelahan jadi jangan berpikir yang tidak tidak tentangku. Aku bukan wanita rakus yang tidak pernah makan seumur hidupnya" aku kaget saat noona seperti bisa membaca pikiranku
"maaf, Noona. Aku hanya sedikit heran melihat wanita makan seperti itu sepertinya porsi yang aku bawa memang pas dengan perut noona, ya?"ia menganggukkan kepala sebagai tanda ia menjawab pertanyaanku
"thanks, porsinya sangat sesuai dengan perutku. Aku benar benar kenyang sekarang tapi darimana kamu tahu aku makan sebanyak itu, Dean?"tanyanya sambil terus memasukkan suapan kedalam mulutnya.
"Mark hyung"
"Mark? Kenapa dia?"tetap terus melanjutkan makannya
"sebenarnya Mark hyung yang memintaku untuk mengantarkan makanan ini untuk noona dan dia juga yang membuatkan coklat hangat untuk noona"aku kembali menyunggingkan senyum saat mengingat kembali bagaimana hyung memintaku untuk mengantarkan hal yang ia perintahkan.
Saat sedang mengingat kembali kejadian tadi, aku dikejutkan dengan suara batuk dari sebelahku dan aku hanya menertawakannya tanpa berniat mengambilkan air untuknya.
Yoona noona kembali memperlihatkan wajah cherry-nya karena malu saat aku mengatakan bahwa Mark hyung lah yang telah memesankan makanan dan membuat coklat panas untuknya.
Dan tiba tiba saja ia memukul kepalaku.
"bocah, ambilkan aku air. Tenggorokanku sakit"perintahnya tanpa rasa bersalah setelah memukul kepalaku dengan keras dan kini kepalaku sangat sakit karenanya.
"No, ambil sendiri. Aku mau kembali kekamarku."tolakku dan segera berlari dari kamarnya dan sudah aku pastikan ia sangat kesal padaku saat ini.
Aku hampir menabrak hyung-ku sendiri saat hendak membuka pintu kamar hotel kami dan untung saja hyung langsung menahanku dan langsung menanyakan alasanku berlari ketakutan seperti tadi
"ratu singa ngamuk, hyung. Lebih baik lari kan daripada jadi santapan untuk esok"jawabku sambil berusaha mengatur nafas.
"jangan bercanda Dean. Mana ada ratu singa. Jangan bodohlah."jawabnya dengan nada kesal
"benar hyung, dikamar noona ada ratu singa. Jadi aku lari menyelamatkan diri."
"Yoona pelihara singa?"jawabnya dengan wajah yang sangat bodoh. Ia benar benar tidak mengerti maksud ratu singa yang aku katakan.
"bukan hyung, maksudku ratu singa itu Yoona noona bukan noona pelihara singa."dengan sabar aku jelaskan padanya.
"dan aku curiga, kenapa hyung seperti tahu dengan porsi yang biasa noona makan. Hyung tahu? Noona menghabiskan semua makanan yang hyung minta diantarkan tadi. Waaah, selera makannya benar benar besar."seruku sambil bertepuk tangan
KAMU SEDANG MEMBACA
Paper Cuts
FanfictionYoona, aku menginginkanmu sampai tak ada lagi kertas yang bisa kau potong disetiap malamnya. Park Yoona, aku Mark Lee mencintaimu sampai belulangku rapuh.