Chapter 8

1.1K 229 34
                                    

Setelah melakukan rutinitas pagi seperti menyiapkan segala kebutuhan suami dan anak-anaknya, Yuki bersama Maudy mengikuti senam sehat ceria yang diadakan Ibu-ibu kompleks. Letaknya di blok sebelah, mereka berdua hanya perlu berjalan kaki. Ukhti Maudy mengenakan pakaian olahraga yang sopan, plus jilbab instan langsung pakai berwarna toska. Sedangkan Yuki jangan ditanya lagi, penampilan Ibu gaul dan seksi satu ini benar-benar membuat yang lain melongo. Biar saja, toh Yuki percaya diri saja memamerkan lekuknya. Tubuh tinggi, payudara penuh, bokong indahnya, serta kakinya yang jenjang. Iya sih Yuki memang seksi, si bapak polisi saja mengakui.

"Bu Yuki kok tumben ikut senam?" Ya masa' suruh diam di rumah bae? "Lagi free ya?"

"Iya nih Bu, lagi free."

Sok banget! Padahal setiap harinya pun Yuki selalu free. Bersih-bersih rumah hingga semuanya rapi, lalu begitu semuanya selesai dia main ke rumah Maudy. Namanya bukan free lagi, tapi menganggur. Lagipula maunya Stefan memang begitu, lebih baik istrinya di rumah dari pada ikut-ikutan banting tulang. Cowok itu tanggung jawabnya besar, tidak hanya sekedar mencari nafkah tapi ia juga harus bisa mengayomi dengan sepenuh hati.

"Omong-omong, kita mau tanya nih Bu. Pak Stefan baik-baik saja tidak sekarang?"

Lah ngapa?

Yuki spontan memasang wajah bodoh setelah melirik reaksi aneh Maudy yang berdiri tidak jauh darinya.

Mereka ujung-ujungnya pasti membahas skandal perselingkuhan Stefan. Taek!

"Keadaan suami saya baik, ada apa ya?"

"Nggak apa-apa kok Bu, cuma tanya saja." Aslilah keki, terus terang Yuki tidak tahan mendengar suara Bu Rere si kocheng oren gembrot. "Syukurlah kalau Bu Yuki tahu betul keadaan Pak Stefan."

Asw! Bikin pengen misuh terus.

"Bu Yuki sama Pak Stefan itu couple goals banget Ibu-ibu, saya tahu sendiri loh."

Selain berolahraga, senam sehat ceria juga bisa dijadikan ajang merumpi. Yuki hanya bisa memasang wajah malas mendengar Maudy mulai bercerita secara berlebihan. Niatnya membuat para Ibu-ibu bungkam. Lagian sih, ngapain juga ngebicarain aib orang jika tidak tahu duduk permasalahannya. Kasihan. Yuki ingin tertawa sejadi-jadinya sekarang.

"Hah? Masa sih? Bukannya Pak Stefan kabarnya kepergok selingkuh?"

Owalah bacot!

Ada saja orang-orang bermulut seperti ini? Berbicara tanpa menyaring terlebih dulu. Alhasil, hampir seluruh Ibu-ibu di sana langsung melotot garang pada Bu Vonny. Jujur sih boleh, tapi tidak begini juga cuy.

"Eh eh, Bu Yuki. Maafin ya? Mulutnya lagi keseleo, makanya jadi gini."

Santuy saja deh, Yuki tetap kalem tanpa mau susah-susah adu otot. "Dapat kabar dari mana Bu kalau suami saya selingkuh?"

Kalau pun benar, sudah beribu kali Yuki menggumamkan. Itu otongnya Stefan pasti ia sunat sampai habis. Namun melihat begitu terbukanya si suami, Yuki sampai detik ini selalu bisa bersikap tenang.

"Anu, itu Bu..."

"Jadi..." Seluruhnya was-was.

"Mohon maaf nih? Dengar-dengar ada yang pernah mergokin Pak Stefan berduaan sama cewek cantik Bu."

"Cewek cantik? Itu mah saya dong."

Ya sekarep Yuki deh.

"Bukan, bukan Bu Yuki. Tapi cewek lain."

Seriuslah, ini malesin banget. Yuki jadi ingin agar acara senam sehat ceria segera dimulai, biar dia segera bisa pulang. "Wah, itu sih nggak benar Bu. Gosip. Lagian suami saya setiap hari kerja terus pulang tepat waktu kok, nggak pernah aneh-aneh. Kalau pun aneh, ya cuma pas minta jatah doang."

Sweet HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang