21+
Mereka telah sepakat bersama sejak janji suci kala itu, mengucapkannya dengan tegas dan lantang. Dulu, seorang Miyuki Sanae bukanlah impian Stefan. Cewek dengan kepribadian buruk dan ratunya pembuat masalah di sekolah. Tetapi kini, justru Yuki lah yang paling didambakan Stefan. Sayang seribu sayang, tabiatnya yang sering mengumpat sembarangan tidak juga bisa hilang. Doi sebagai suami terkadang sampai jengah sendiri mengingatkan. Disandingkan dengan Akio, Yuki sangat klop dengan adik cowoknya itu. Stefan tersenyum tipis karena menyadari kekeliruannya, di keadaan seperti ini pun dia masih sempat memikirkan. Heran juga, itu nya di bawah sana sedang diurut Yuki namun Stefan kelihatan tetap kalem.
Tangan istrinya terasa hangat sekali.
"Ganti posisi yang."
"Nggak ah, enakan juga begini."
"Kalau begini doang kurang nikmat." Hmm. Stefan menatap raut Yuki dengan datar, mencoba tidak menghiraukan ucapannya yang menjurus ke hal-hal intim. "Kamu banyak banget bulunya yang."
Mereka mungkin kelihatan seperti sedang melakukan ehem. Suami istri, berduaan di kamar, pencahayaan minim, lalu masing-masing hanya mengenakan dalaman saja. Sementara Yupiter dan Mars tertidur, Stefan meminta Yuki memijat kakinya yang tiba-tiba keseleo ketika mereka baru memulai pemanasan. Meski nafsu sudah mencapai ubun-ubun, Yuki tetap menuruti Stefan yang duduk bersandar di kepala ranjang.
"Kapan itunya kalau mijat terus? Dedeknya nggak sabar mau ketemu Papa nih."
Mulai deh alasan 'Dedek'.
Stefan melirik jam dinding yang mengarah pukul sembilan lebih sepuluh menit, lalu beranjak untuk meraih Yuki tiduran di atas tubuhnya. "Makasih ya sudah mau mijitin?"
"You're welcome."
Tidak luput dari senyum mengembang Yuki, Stefan menyentuh kulit di sekitar lesung pipit istrinya itu, menyerbu bibirnya dengan ciuman hangat. Yuki mengerang pelan, membiarkan lidah Stefan mulai menelusuri setiap rongga mulutnya hingga ia merasa salivanya akan menetes keluar. Dada Stefan yang keras tanpa sadar Yuki tekan dengan kedua telapak tangannya, sedang tangan laki-laki itu meraba-raba pantatnya, meremasnya. Yuki semakin meleleh, dan ia juga butuh oksigen untuk bernapas.
"Wajah kamu memerah."
Apa dia tidak menyadari hal serupa juga terjadi padanya? Yuki tersenyum singkat ketika Stefan merubah posisi mereka menjadi ia yang berada dalam kuasanya. Kemudian, Stefan menciumnya lagi. Tangannya bergerak ringan, naik turun mengelus bahu, pinggang rampingnya, dan berakhir di payudara Yuki. Ada tekanan yang kian menggila saat Stefan melakukan itu, ditambah dengan kuluman bibir yang memabukkan. Yuki tidak bisa berhenti mendesah, puncak payudaranya menegang. Stefan membentangkan telapaknya di sana, mengangkat payudara bagian bawahnya ke atas hingga terlepas dari bra hitamnya.
"Kamu cantik."
Yuki selalu menyukai suara seksi itu.
Stefan merasa vitalitasnya kian melambung tinggi. Sembari masih berciuman panas, ia menempatkan tangan kirinya di bawah sana untuk melepaskan celana dalam Yuki.
"Sayang, Papa datang."
"Yang datang Papa langsung dong, jangan cuma jarinya doang." Yuki sialan!
Stefan terkekeh mendengarnya, dengan cepat melepas boxer dan celana dalamnya sesuai kemauan si istri. "Oke, Papa datang."
Dari belakang, punggung Stefan terlihat luar biasa kokoh, otot yang terbentuk di sana sini. Yuki memeluknya erat saat Stefan menghujami dirinya di area tervital, ada dorongan aneh yang membuatnya menggelinjang nikmat. Karena gerakan itu serta hisapan di ujung payudaranya, Yuki membalas Stefan dengan meremas rambut dan mencengkeram punggung putihnya. Selalu, sudah beratus kali melakukan tapi ia tetap tidak mampu mengontrol. Stefan bergerak di atas Yuki kian cepat, tangannya tanpa tahu diri menarik dan menjepit ujung payudara istrinya di antara dua jarinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Home
FanfictionSelama menikah dengan Dima Oktara Stefano, banyak hal yang bisa ia dapatkan dari laki-laki itu. Cinta, kasih sayang, dan juga dua anak kembar yang lucu. Yuki yang berusia kepala tiga akhirnya memutuskan untuk berhenti dari profesinya sebagai model...