9. Rindu

113 8 0
                                    


🎵Andmesh kamaleng- hanya rindu🎵

Enjoy...

(sudah di revisi)

~~

Lamunan wajah Satria kadang muncul dengan sendirinya tanpa Gita inginkan. Ya, Melupakan seseorang yang pernah sangat dia cintai memang berat. Biarkan waktu yang akan menjawab, dan hanya biar waktu yang pelan-pelan menghapus bayangan tentangnya.

Malam ini, Gita berdiam diri dikamar kost an. Matanya tak kunjung terpejam, rasa kantuk pun tak datang jua. Akhirnya, ia memutuskan untuk bermain ponsel.

Gita: Ton, belum tidur ?

Anton terlihat sedang online. Namun tak juga ada balasan darinya. Ya, hanya demi laki-laki itu, Gita dengan mudahnya melepaskan Satria. Dia yakin, Anton jauh lebih baik dibanding mantan pacarnya itu.

Lama. Tak ada balasan juga. Mungkinkah dia sudah ketiduran dengan data seluler yang masih menyala ? Entahlah.

~~

Besoknya, Gita menunggu Anton di kantin setelah jam kuliah mereka selesai.

"Hai Git." Sapa Anton yang baru saja tiba dan langsung menempati bangku kosong didepan Gita. Gita memberikan senyuman tipis.

Tidak memesan makanan apapun, Anton justru terlihat sibuk mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong celananya.

Rokok.

Ya, laki itu itu dengan santainya menyalakan korek api lalu menyulut batang rokok yang sudah lebih dulu ditaruh dimulutnya.

Wuuuussh. (Anggap asap mengebul)

Tanpa rasa berat apapun, dia melakukan itu didepan Gita. Menyesap batang rokok lalu menghembuskannya dan Menimbulkan asap dimana-mana. Sungguh, Gita sangat membenci hal seperti itu. Bahkan Satria yang juga perokok, tak pernah sekalipun menampakkannya didepan Gita secara langsung.

"Udah lama ?" Tanya Gita spontan.

"Apanya ?" Anton nampak kebingungan.

"Ehmm.. me-rokok." Tanya Gita lagi, kali ini tampak takut-takut jika menyinggung perasaan laki-laki itu. Ya, sebelumnya Gita belum pernah melihat Anton merokok secara langsung. Bahkan sempat berfikir kalau laki-laki itu bukanlah perokok aktif.

"Oh.. lumayan." Jawabnya enteng. Gita hanya mengangguk mengerti. Ia sesekali mengibas-ngibaskan asap didepan wajahnya, bermaksut memberi kode agar Anton segera mematikan puntung rokoknya.

Seolah mengabaikan ada orang lain didepannya, Anton terus saja menghisap rokoknya sambil memainkan ponsel.

Kalau dia asik sendiri, untuk apa kita bertemu disini sekarang. Pikirnya geram.

"Oh iya, Git. Aku pergi dulu ya." Anton nampak terburu-buru.

Ingin Gita menanyakan kemana laki-laki itu akan pergi. Tapi, mungkin dia tidak perlu terlalu mencampuri urusan pribadinya. Lagi pula dia siapa ?

"Hati-hati." Ucap Gita. Lalu Anton melenggang pergi. Kesal karena merasa tidak dipedulikan dan langsung pergi begitu saja.

~~

Beberapa hari kemudian, sikap Anton seperti berubah total. Dari yang awalnya manis, selalu memberi perhatian kepada Gita dan sering jalan berdua, sekarang malah jarak antara mereka semakin renggang. Entah mungkin Anton semakin sibuk dengan kuliah akhirnya atau memang laki-laki itu sengaja menjauh, she's never know.

Hari minggu yang cerah ini, Gita berjalan-jalan disekitar alun-alun kota Semarang. Seperti biasa, akhir pekan disana selalu ada car free day dan Gita ingin sekali kesana. Membuat janji dengan Rena dan Tika, mereka akhirnya bertemu disana, joging bersama hingga beberapa kali mengitari alun-alun.

Mountain i'm in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang